35
Nilai dan Norma dalam Masyarakat
a. Norma Cara Usage
Norma ini lebih menunjuk pada suatu perbuatan di dalam hubungan antarindividu. Norma cara mempunyai daya ikat yang
sangat lemah di antara norma-norma lainnya. Penyimpangan terhadap norma ini tidak mengakibatkan hukuman yang berat
tetapi hanya sekadar ejekan, celaan, dan cemoohan. Misalnya, seorang laki-laki yang memakai anting di telinga, seorang wanita
yang memakai celana jins di acara resmi, dan lain-lain.
b. Norma Kebiasaan Folkways
Norma ini mempunyai kekuatan mengikat lebih tinggi daripada norma cara. Terbentuknya norma kebiasaan berawal dari perbuatan
yang diulang-ulang dalam bentuk yang sama hingga terbentuklah suatu kebiasaan. Pengulangan tindakan dalam hal ini membukti-
kan bahwa perbuatan itu dianggap baik. Contoh: apabila bertemu sahabat lama, kita selalu berjabat tangan atau ketika kita memasuki
rumah orang lain, kita selalu permisi dahulu dengan mengetuk pintu.
c. Norma Tata Kelakuan Mores
Dalam masyarakat, norma ini digunakan sebagai alat pengawas tingkah laku yang diyakini sebagai norma
pengatur. Jadi, tata kelakuan merupakan alat agar para anggota masyarakat menyesuaikan perbuatan-per-
buatannya dengan tata kelakuan tersebut. Pada umumnya, tata kelakuan diwujudkan dalam kebiasaan-
kebiasaan yang dilakukan oleh sebagian masyarakat. Oleh karenanya, antara masyarakat satu dengan
masyarakat lainnya mempunyai tata kelakuan yang berbeda-beda. Misalnya, dalam suatu masyarakat
kegiatan kerja bakti adalah suatu keharusan bagi warga- nya namun pada masyarakat lain memberi kebebasan
bagi warganya untuk tidak mengikuti kegiatan ini.
d. Adat Istiadat Custom
Norma ini berasal dari aturan nenek moyang yang di- wariskan secara turun-temurun. Oleh karenanya,
norma adat istiadat merupakan tata kelakuan yang telah mendarah daging dan berakar kuat dalam masyarakat
serta memiliki kekuatan yang mengikat. Pelanggaran terhadap norma akan dikenai sanksi yang keras baik
langsung maupun tidak langsung. Misalnya dalam adat Jawa, jika seorang wanita tengah mengandung dalam
usia tujuh bulan, maka harus diadakan upacara tujuh bulan untuk keselamatan bayi dan ibunya. Namun,
apabila upacara tersebut tidak dilakukan maka orang tersebut akan dicemooh dan dihina oleh warga
masyarakat karena telah dianggap tidak mematuhi norma adat sebagaimana masyarakat lain.
Sumber: Dokumen Penulis
Gambar 2.9 Kerja bakti sebagai wujud norma mores.
Sumber: www.sillyjokes.co.uk
Gambar 2.8 Laki-laki berambut panjang salah satu contoh penyim-
pangan norma cara.
Sumber: www.trulyjogja.com
Gambar 2.10 Melakukan upacara mitoni sebagai wujud ketaatan pada norma adat.
Di unduh dari : Bukupaket.com
SOSIOLOGI Kelas X
36
Tata Cara Berkenalan
Setiap masyarakat mempunyai nilai pergaulan masing-masing. Terlebih suatu negara, memiliki tata cara pergaulan yang berbeda-beda pula. Hal ini
dapat dilihat dari tata cara berkenalan dari setiap daerah mempunyai karakteristik tertentu, antara lain:
a. Pada masyarakat Indonesia, saat berkenalan biasanya dengan cara
berjabat tangan. b.
Di Jepang pada umumnya orang berkenalan atau berjumpa tidak berjabat tangan, melainkan kedua pihak berdiri sambil agak mem-
bungkuk dan posisi tangan lurus. c.
Pada beberapa negara di Eropa, ada pula kebiasaan saling memeluk dan mencium kalau berjumpa.
d. Di India dan beberapa negara tetangga menganut tradisi Hindu dan
Buddha yaitu kalau bertemu masing-masing mengatubkan tangan dan menaruhnya di dada.
e. Di daerah Sunda, ada kebiasaan bersalaman dengan mengatupkan
tangan, saling menyentuh ujung jari-jari, lalu menarik tangan yang ter- katub ke arah hidung.
f. Di kalangan masyarakat Jawa ada kebiasaan menaruh tangan kanan
di dada setelah berjabatan tangan. Selain itu, sudah menjadi kebiasaan yang lazim di mana-mana jika anak atau yang muda menjabat dan
mencium tangan orang tua yang lebih tua.
Sumber: Ringkasan Sosiologi Antropoli, Mitra Gama Widya
Mengenali komunitas anak punk sangat mudah, seperti
tampak pada gambar di samping. Mereka memiliki ciri khas rambut
yang kerap disebut mohawk, berdiri kaku, berwarna-warni dan
terkesan tajam. Terlebih, se- perangkat atribut lainnya seperti
rantai, gembok, peniti, spike gelang berbahan kulit dan besi
seperti paku yang terdapat di se- kelilingnya menghiasi pakaian mereka.
Bagi mereka kesemua itu adalah identitas, namun bagi masyarakat merupakan sebuah pelanggaran norma. Mengapa perbedaan ini dapat terjadi?
Apabila dipandang dari sudut masyarakat, norma apakah yang telah dilanggar komunitas ini? Diskusikanlah persoalan di atas bersama
kelompokmu. Kemudian hasilnya presentasikan di depan kelas.
Sumber: www.inca.nc
Komunitas para punkers.
Di unduh dari : Bukupaket.com
37
Nilai dan Norma dalam Masyarakat
2. Macam-Macam Norma Sosial
Kamu telah mampu memahami norma sosial yang ada dalam masyarakat. Cobalah berhenti sejenak, arahkan pikiranmu pada
lingkungan sekitar. Dapatkah kamu menemukan norma-norma sosial? Ada begitu banyak norma sosial dalam masyarakat. Selama masyarakat
masih ada maka norma sosial pun masih tetap bertahan. Norma sosial berlaku kepada siapa pun dan kapan pun tanpa mengenal usia dan
status sosial. Norma sosial dapat berlaku pada lingkungan pergaulan formal atau pergaulan nonformal. Lingkungan pergaulan formal dalam
hal ini berarti lingkungan pemerintahan, sedangkan pergaulan nonformal seperti lingkungan keluarga, kerabat, teman sepermainan,
dan lain-lain. Di antara kedua tempat tersebut memiliki kekuatan sanksi yang berbeda-beda. Oleh karenanya, apabila dilihat dari
keformalan, serta kekuatan sanksinya, norma dibedakan menjadi dua macam yaitu norma resmi dan utama.
Norma resmi dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu norma resmi dan tidak resmi. Norma resmi merupakan patokan yang di-
rumuskan dan diwajibkan dengan jelas serta tegas oleh yang berwenang kepada semua warga masyarakat. Misalnya, hubungan tata kerja
kedinasan di Departemen Kehakiman. Norma tersebut berbeda dengan norma pergaulan dalam keluarga dan kerabat. Hal ini disebabkan
norma keluarga merupakan norma tidak resmi. Norma tersebut tumbuh dari kebiasaan bertindak yang seragam kemudian diterima
oleh masyarakat sebagai suatu aturan yang ditaati. Walaupun tidak diwajibkan namun setiap warga memiliki kesadaran untuk menaati
norma tersebut.
Selain norma resmi, terdapat pula norma utama yang mempunyai peranan sangat besar dalam tata pergaulan dalam masyarakat. Norma
agama, kesusilaan, kesopanan, kebiasaan, adat dan hukum merupakan wujud dari norma utama.
a.
Norma Agama
Pernahkah kamu mendengar istilah ”dosa”? Di lingkungan mana kamu mendengar istilah ini? Tentu di lingkungan agama.
Ketika kita mendengarkan ceramah dari seorang ustaz atau pendeta, istilah ini tidak jarang diucapkan oleh mereka. Dosa
merupakan sanksi bagi pelanggar norma agama. Lantas, apa itu norma agama?
Norma agama merupakan wahyu langsung dari Tuhan dan biasanya tertulis dalam kitab suci. Dalam norma ini tidak terdapat
sanksi tegas bagi pelanggarnya. Hanya orang-orang beragama yang percaya bahwa bagi pelanggarnya akan mendapat hukuman di
akhirat. Dengan kata lain, norma agama lebih menekankan pada kepatuhan masing-masing individu terhadap agamanya.
b. Norma Kesusilaan Mores