120
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP Nama Sekolah
: SMA MA Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia Kelas Semester
: XI II Waktu : 4 jam pelajaran 4 x 45 menit 2 x pertemuan
A. Standar Kompetensi : Membaca
15. Memahami buku biografi, novel, dan hikayat
B. Kompetensi Dasar:
15.1 Mengungkapkan hal-hal yang menarik dan dapat diteladani dari tokoh
C. Indikator
1. Siswa mampu
mengidentifikasi tema, tokoh, penokohan, alur, dan latar 2.
Siswa mampu mengidentifikasi nilai kesetiaan tokoh utama
3. Siswa mampu
mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh 4.
Siswa mampu menemukan hal-hal dapat diteladani tentang tokoh
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat
mengidentifikasi tema, tokoh, penokohan, alur, dan latar 2.
Siswa dapat mengidentifikasi nilai kesetiaan tokoh utama
3. Siswa dapat
mengungkapkan hal-hal yang menarik tentang tokoh 4.
Siswa dapat menemukan hal-hal dapat diteladani tentang tokoh
E. Materi Pembelajaran
1. Tema
Tema adalah gagasan utama atau pikiran pokok sebuah karya sastra Tarigan, 2002: 7. Tema pada dasarnya merupakan pokok sebuah cerita.
Jika tidak terdapat tema, cerita akan kabur. Tema adalah sesuatu yang
121
menjadi dasar cerita. Tema akan selalu berkaitan dengan kehidupan sehari- hari, seperti: masalah cinta, rindu, maut, perjuangan hidup, dan
sebagainya. 2.
Tokoh dan Penokohan Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa atau
berlakuan di dalam peristiwa dalam cerita Sudjiman, 1990: 79. Pada dasarnya tokoh dibagi menjadi dua jenis yaitu tokoh utama atau tokoh
sentral dan tokoh bawahan. Tokoh utama senantiasa relevan dalam setiap peristiwa di dalam suatu cerita Stanton, 1965: 17. Tipe tokoh seperti
yang digambarkan tersebut disebut tokoh protagonis, sedangkan tokoh bawahan sering disebut tokoh antagonis. Tokoh menurut Supriyadi 1997:
411 dibedakan menjadi tiga karakter yaitu protagonis, antagonis, dan tritagonis. Protagonis adalah tokoh yang ingin menghadapi berbagai
persoalan dalam mencapai cita-cita. Antagonis adalah tokoh yang melawan protagonis. Tritagonis adalah tokoh sebagai pendamai protagonis
dan antagonis. “Watak adalah sifat dan ciri yang terdapat pada tokoh atau individu
rekaan, kualitas nalar dan jiwanya, yang membedakannya dari tokoh lain sedangkan penokohan adalah penyajian watak dengan tokoh dan
penciptaan citra tokoh.” Sudjiman, 2002: 58. Setiap pengarang ingin membaca atau memahami tokoh atau perwatakan tokoh-tokoh yang
ditampilkannya.
122
3. LatarSetting
M. Atar Semi 2004: 46 berpendapat bahwa “latar atau landasan tumpu setting adalah lingkungan tempat peristiwa terjadi.” Sejalan
dengan itu, Tarigan 2002: 136 berpendapat bahwa yang dimaksud “latar atau setting adalah latar belakang fiksi, unsur tempat dan ruang adalah
sebuah cerita.” Nurgiyantoro 2000: 230 mengatakan unsur-unsur setting
dibedakan menjadi tiga unsur pokok, yaitu setting tempat, setting waktu dan setting sosial. Setting tempat adalah setting yang menggambarkan
lokasi atau tempat terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Setting waktu adalah setting yang berhubungan dengan
masalah “kapan” waktu terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Setting sosial menyarankan pada hal-hal yang
berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat di suatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Setting sosial dapat berupa kebiasaan
hidup, adat istiadat, tradisi, keyakinan, pandangan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan dalam sebuah cerita.
4. PlotAlur
Menurut Nurgiyantoro 2000: 110, plot alur adalah rangkaian peristiwa yang tersaji secara berurutan sehingga membentuk sebuah cerita.
Plot atau alur merupakan cerminan atau perjalanan tingkah laku para tokoh dalam bertindak, berpikir dan bersikap dalam menghadapi berbagai
masalah dalam suatu cerita.
123
Alur bukan sekedar urutan cerita, melainkan merupakan hubungan sebab akibat peristiwa yang satu dengan yang lainnya dalam sebuah cerita.
Plot merupakan jalan cerita yang bergerak dari suatu permulaan beginning, melalui suatu tengahan meddle menuju suatu permulaan
ending. ‘Plot adalah struktur gerak atau laku yang terdapat ddalam fiksi atau drama.’ Brooks dan Warren dalam Tarigan, 2002: 126.
Berdasarkan urutan waktu, plot dapat dibedakan dalam dua kategori yaitu kronologis dan tak kronologis. Yang pertama disebut
sebagai plot lurus, maju atau dapat dinamakan progresif, sedang yang kedua adalah sorot balik, mundur, flashback, atau juga disebut sebagai
regresi. Plot pada cerpen dikatakan progresif jika pristiwa-pristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti oleh
peristiwa-peristiwa yang kemudian. Selanjutnya sebuah novel dikatakan regresi jika urutan kejadian tidak bersifat kronologis. Cerita tidak dimulai
dari tahap awal, melainkan mungkin dari tahap tengah atau bahkan tahap akhri, baru kemudian tahap awal cerita dikisahkan.
Struktur Umum Alur Sudjiman, 1990: 30 Struktur umum alur dapatlah digambarkan sebagai berikut:
Awal: 1. Paparan exposition
2. rangsangan inciting moment 3. gawatan rising action
4. tikaian conflict Tengah:
5. rumitan complication 6. klimaks
Akhir: 7. leraian falling action
8. selesaian denouement
124
5. Nilai Kesetiaan
Kesetiaan adalah keteguhan hati; ketaatan dalam persahabatan, perhambaan dan sebagainya; kepatuhan Kamus Besar Bahasa Indonesia,
2008: 1295. Nilai merupakan sifat atau hal-hal yang penting yang berguna bagi kemanusiaan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008: 963.
Sardjono 1992: 17 mengatakan bahwa apabila orang Jawa telah dewasa maka ia telah membatinkan bahwa kesejahteraannya bahkan
eksistensinya tergantung pada kesatuan dengan kelompoknya. Hal ini menunjukkan bahwa salah satu ciri kedewasaan seseorang sekaligus
kejawaan seseorang adalah sikap setia yang diungkapkan dalam kelompoknya. Kesetiaan seseorang yang tidak disertai oleh pengorbanan
yang besar memang sudah menjadi paham yang harusdilakukan apabila memang masih menganggap sebagai orang Jawa.
Kesetiaan bisa diwujudkan dalam bentuk pernikahan, persahabatan, kesetiaan dalam keluarga, masyarakat, negara, dan lain-lain. Namun,
dalam penelitian novel ini kesetiaan yang paling menonjol adalah kesetiaan dalam keluarga. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat
disimpulkan bahwa nilai kesetiaan adalah ketaatan dalam keluarga yang berguna bagi kemanusiaan.
F. Metode