Tema Analisis Tokoh, Penokohan, Alur, Latar, dan Tema

98 Latar tempat ditunjukkan dari kutipan 1 sampai kutipan 9, latar tempat sebagian besar berada di rumah Gang Buntu, Kota Batu, Malang, Jawa Timur dan sebagian lagi, latar tempat berada di New York, Amerika Serikat. Latar waktu ditunjukkan dari kutipan 10 sampai kutipan 26. Latar waktu ditunjukkan mulai saat Ibuk melahirkan kelima anaknya, saat anak-anak bersekolah, saat anak-anak mulai bekerja, detik-detik meninggalnya Bapak, dan sampai akhirnya Bapak meninggal dunia. Latar sosial ditunjukkan dari kutipan 27 sampai 33. Unsur latar sosial dalam novel ibuk, menunjukkan bahwa melalui pendidikan, anak-anaknya dapat hidup lebih baik dan dapat meningkatkan status sosial keluarga.

5. Tema

Dalam novel yang berjudul ibuk, memiliki tema tentang kesetiaan. Kesetiaan tersebut ditunjukkan oleh tokoh utama dalam novel ibuk, karya Iwan Setyawan. Isi novel tersebut mengisahkan nilai kesetiaan atau hal-hal tentang pentingnya kesetiaan seorang ibu dalam membesarkan kelima anaknya bersama dengan suaminya yang bekerja sebagai sopir angkot. Ibu dan suaminya selalu berusaha agar anak- anaknya selalu makan dan terus bersekolah hingga sarjana. Mereka tidak ingin anak-anaknya seperti ibu dan ayahnya. Ibu hanya lulus SD sedangkan ayah hanya lulus SMP. Melalui kesetiaan tokoh utama yaitu 99 Ibuk, akhirnya anak-anaknya dapat mengenyam pendidikan hingga lulus sarjana. Tema kesetiaan dalam novel ini ditunjukkan saat Ibuk berjanji tidak akan membiarkan anak-anaknya tidak berpendidikan. Berikut kutipan secara langsung maupun tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut: 1 Dalam genggamannya, Ibuk tak akan membiarkan anak- anaknya tidak berpendidikan seperti dia. Cukup aku saja yang tidak lulus SD, tekad Ibuk hlm. 124. Tema kesetiaan tersebut terlihat ketika Ibuk bercakap-cakap dengan Bayek. Saat itu Ibuk baru menyadari bahwa hidup mereka sekeluarga dulu sulit. Berikut kutipan secara tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut: 2 Ibuk menarik napas sejenak. “Ah, Yek, ternyata hidup kita dulu susah ya.” Matanya menerawang. Demikian juga Bayek. Ibuk melalui hidup sebagai perjuangan. Tidak melihatnya sebagai penderitaan. 3 “Itulah hidup, Yek, memang mesti dijalani dengan kuat, tabah. Dengan perjuangan. Rasa enak itu baru terasa setelah kita melalui perjuangan itu,” kata Ibuk sebelum kembali ke dapur hlm. 240. Hidup serba kekurangan, semua penuh keprihatinan. Mereka sekeluarga harus hidup sederhana. Ibuk harus pandai mengatur kebutuhan rumah tangga. Hal ini memang sulit untuk anak-anak, tetapi Ibuk ingin mereka bahagia kelak. Ibuk mengajarkan mereka untuk selalu 100 menabung. Berikut kutipan secara langsung maupun tidak langsung yang mendukung pernyataan tersebut: 4 Ah, semuanya. Semuanya. Hidup penuh dengan keprihatinan. Tidak mudah dimengerti oleh anak-anak tapi Ibuk ingin menyelamatkan mereka. hidup dengan kesederhanaan untuk masa depan keluarga. “Berapa pun uang yang kamu miliki, jangan pernah berlebihan. Nabung Kamu bisa jatuh sakit. Harus ke dokter dan itu tidak murah. Hidupmu tidak hanya untuk sekarang saja. Hidupmu masih panjang,” pesan Ibuk yang tidak mempunyai rekening di bank. Ibuk selalu menabung di bawah tumpukan baju di lemari tua hlm. 102. Berdasarkan kutipan 1 sampai 4 dapat disimpulkan bahwa tema kesetiaan dalam novel ibuk, karya Iwan Setyawan terdapat dalam kutipan-kutipan tersebut. Terutama pada tokoh Ibuk yang selalu setia dan berjuang gigih demi keluarganya termasuk anak-anaknya. Sehingga anak-anaknya menjadi sukses dan dapat saling membantu meringankan beban orang tuanya. Walaupun di akhir cerita Bapak meninggal dunia, kesetiaan Ibuk kepada Bapak dan anak-anaknya tidak akan luntur. Cinta Ibuk yang selalu menerangi mereka agar selalu setia menghadapi hidup ini dengan cara berusaha keras meningkatkan kualitas hidup.

C. Keterkaitan Unsur dalam Novel