Fase Diam Fase Gerak

b. Senyawa yang dianalisis memiliki kepolaran tinggi, sedang maupun kepolaran rendah atau ionic. c. Sampel yang akan dianalisis harus secara berkelanjutan. d. Sampel yang akan dianalisis dapat merusak kolom dari kromatografi cair atau kromatografi gas Deinstrop, 2007.

2. Fase Diam

Fase diam yang sering digunakan adalah silika gel. Silika gel yang digunakan diberi pengikat dengan tujuan memberikan kekuatan pada lapisan. Biasanya telah ditambahkan oleh industri sehingga tidak perlu ditambahkan sendiri, diberi nama dengan logo silika gel G Sastrohamidjojo, 2005. Struktur dari silika gel adalah sebagai berikut Gambar 3. Struktur silika gel Braithwaite dan Smith, 1999 Lapisan ketebalan adsorben yang dianjurkan adalah antara 150 - 250 µm, setelah dikeringkan semalam pada udara biasa atau pada pengeringan oven pada suhu 105 C selama 30 menit lalu siap untuk digunakan sebagai fase diam dalam metode KLT Vogel, 1989. Pemanasan ini dilakukan untuk mengaktivasi silika yang akan digunakan sehingga silika tersebut dapat digunakan dengan baik sebagai fase diam. Dengan ini diharapkan air yang menutupi silika dapat hilang dan silika dapat aktif kembali Gandjar dan Rohman, 2007. Gambar 4. Interaksi hidrogen antara gugus silanol dengan air membentuk lapisan air multilayer Wall, 2005 Fase diam yang dijual dipasaran memiliki tata nama yang berbeda-beda. Tata nama lempeng KLT yang dijual di pasaran adalah sebagai berikut ini Tabel I. Tata nama lempeng KLT Gandjar dan Rohman, 2007 Singkatan simbol Arti “Sil” Produk mengandung silika gel seperti Anasil G Pengikat lapisan halus gipsum CaSO 4 . H 2 O F atau UV Ditambahkan bahan yang berfluoresensi seperti seng silikat teraktivasi mangan 254 dan 366 Setelah simbol F atau UV, untuk menunjukkan panjang gelombang eksitasi senyawa berfosforisensi yang ditambahkan

3. Fase Gerak

Fase gerak merupakan salah satu bagian yang penting dalam analisis pemisahan senyawa menggunakan KLT karena polaritas dari fase gerak dapat menentukan pemisahan. Oleh karena itulah perlu dilakukan pencarian terhadap komposisi dan jenis fase gerak yang digunakan sehingga dapat memberikan pemisahan yang baik. Fase gerak tersebut bisa didapatkan dari pustaka mengenai senyawa yang akan dianalisis baru kemudian di optimasi lagi komposisinya agar mendapat hasil pemisahan yang baik. Dapat berupa senyawa tunggal atau campuran dengan komposisi tertentu Stahl, 1985. Tabel II. Nilai Indeks Polaritas Pelarut Menurut Snyder, et al. 1997 Pelarut Indeks Polarits Nilai Eluotopik UV cut off nm Alumina C18 Silika Gel Heksana 0,1 0,01 - 0,00 195 Sikloheksana 0,2 0,004 - - 200 Toluena 2,4 0,29 - 0,22 284 Tetrahidrofuran 4,0 0,45 3,7 0,53 212 Etil Asetat 4,4 0,58 - 0,48 256 Aseton 5,1 0,56 8,8 0,53 330 Metanol 5,1 0,95 1,0 0,7 205 Asetonitril 5,8 0,65 3,1 0,52 190 Dimetilformamida 6,4 - 7,6 - 268 Dimetilsulfoksida 7,2 0,62 - - 268 Air 10,2 - - - 190

4. Penotolan Sampel