Analisis Kualitatif HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 14. Profil spektra baku analit. a. Eugenol; b. Asam Salisilat Dari spektra yang ditunjukan pada gambar 15, panjang gelombang maksimum asam salisilat adalah pada panjang gelombang 300 nm. Sedangkan panjang gelombang maksimum eugenol adalah 282 nm. Berdasarkan gambar spektra di atas pada λ maksimum eugenol serapan asam salisilat sangat rendah sedangkan pada λ maksimum asam salisilat serapan eugenol sangat rendah. Oleh karena itu untuk menetapkan panjang gelombang pengamatan di pilih pada panjang gelombang perpotongan antara asam salisilat dan eugenol pada panjang gelombang 288 nm dimana eugenol dan asam salisilat masih memberikan serapan yang tinggi.

E. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif dari metode ini dilihat dari nilai R f Retardation factor yang bersifat spesifik pada setiap senyawa dalam fase gerak tertentu tergantung interaksinya antara fase diam dan fase gerak. Pengamatan nilai R f ini A B dilakukan untuk mengetahui apakah dalam sampel mengandung asam salisilat dan eugenol yang dilakukan dengan cara membandingkan nilai R f dari senyawa baku asam salisilat dan eugenol dengan nilai R f dari analit yang akan diteliti. Larutan baku yang digunakan adalah baku tunggal asam salisilat dan eugenol serta ditotolkan juga larutan baku campuran antara asam salisilat dan eugenol sebanyak 2 µL. Hasil densitogram antara baku dengan sampel yang digunakan adalah sebagai berikut: a b c d Gambar 15 densitogram baseline a; baku asam salisilat b; baku eugenol c dan baku campuran asam salisilat dan eugenol d Dari gambar diatas diketahui bahwa asam salisilat baku memiliki nilai R f sebesar 0,25 dan eugenol memiliki niali R f sebesar 0,66. Pada baku campuran terlihat bahwa nilai R f dari asam salisilat sebesar 0,25 dan untuk eugenol sebesar 0,66. Dari gambar 11 tersebut dapat dipastikan pula bahwa asam salisilat dan eugenol tersebut sudah dapat terpisah secara sempurna dengan nilai resolusi R sebesar 5,125 yang sudah sesuai dengan syarat resolusi dari Gandjar dan Rohman, 2007 yaitu nilai R 1,5. Perbedaan nilai R f antara analit yang satu dengan yang lainnya disebabkan karena adanya perbedaan interaksi antara kedua analit dengan fase diam maupun fase gerak yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan sistem KLT dengan fase normal yang artinya fase diam yang digunakan bersifat lebih polar daripada fase geraknya. Sehingga senyawa yang lebih bersifat non polar akan terelusi terlebih dahulu oleh fase gerak. Dalam hal ini kepolaran eugenol lebih kecil daripada asam salisilat sehingga eugenol akan terelusi terlebih dahulu. Gambar 16. Bagian non polar dari a asam salisilat dan b eugenol

F. Penetapan kurva baku asam salisilat dan eugenol