Pembuatan Larutan Baku Penentuan Panjang Gelombang λ Pengamatan Asam Salisilat dan Eugenol

C. Pembuatan Larutan Baku

Pada penelitian ini menggunakan larutan baku yang dibuat dalam 7 seri konsentrasi untuk masing-masing analit yang akan diuji pada penelitian ini. Pelarut yang digunakan adalah etanol karena asam salisilat dan eugenol larut dalam etanol. larutan baku digunakan untuk membuat persamaan kurva baku dari masing-masing analit yaitu asam salisilat dan eugenol. Konsentrasi kurva baku yang digunakan untuk persamaan kurva baku asam salisilat adalah 816, 884, 952, 1020, 1088, 1156, dan 1224 ppm. Sedangkan konsentrasi kurva baku untuk persmaan kurva baku eugenol adalah 560, 600, 640, 680, 720, 760 dan 800 ppm. Perbandingan yang digunakan dalam pembuatan konsentrasi kurva baku tersebut didasarkan pada perbandingan analit yang ada dalam sampel krim merek “x” yaitu 1 : 1,5 untuk eugenol : metil salisilat.

D. Penentuan Panjang Gelombang λ Pengamatan Asam Salisilat dan Eugenol

Penetapan panjang gelombang pengamatan bertujuan untuk menentukan λ optimum sehingga analit yang terdeteksi memberikan respon optimum. Penentuan  pengamatan eugenol dan asam salisilat sangat dipengaruhi oleh nilai yang merupakan nilai serapan suatu zat dalam larutan dengan konsentrasi 1 bv di dalam kuvet yang tebalnya 1 cm. Gambar 14. Profil spektra baku analit. a. Eugenol; b. Asam Salisilat Dari spektra yang ditunjukan pada gambar 15, panjang gelombang maksimum asam salisilat adalah pada panjang gelombang 300 nm. Sedangkan panjang gelombang maksimum eugenol adalah 282 nm. Berdasarkan gambar spektra di atas pada λ maksimum eugenol serapan asam salisilat sangat rendah sedangkan pada λ maksimum asam salisilat serapan eugenol sangat rendah. Oleh karena itu untuk menetapkan panjang gelombang pengamatan di pilih pada panjang gelombang perpotongan antara asam salisilat dan eugenol pada panjang gelombang 288 nm dimana eugenol dan asam salisilat masih memberikan serapan yang tinggi.

E. Analisis Kualitatif