Setelah dilakukan inkubasi, pertumbuhan bakteri diamati untuk melihat ada tidaknya daerah hambatan di sekeliling lubang Kusmayanti dan Agustini, 2007.
Prinsip metode pengenceran adalah senyawa antibakteri diencerkan hingga diperoleh beberapa macam konsentrasi, kemudian masing-masing konsentrasi
ditambahkan suspensi bakteri uji dalam media cair. Perlakuan tersebut akan diinkubasi dan diamati ada atau tidaknya pertumbuhan bakteri, yang ditandai dengan terjadinya
kekeruhan. Larutan uji senyawa antibakteri pada kadar terkecil yang terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan bakteri uji, ditetapkan sebagai Kadar Hambat Minimum
KHM atau Minimal Inhibitory Concentration MIC. Larutan yang ditetapkan KHM selanjutnya dikultur ulang pada media cair tanpa pertumbuhan bakteri uji ataupun
senyawa antibakteri, dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair yang tetap terlihat jernih setelah inkubasi ditetapkan sebagai Kadar Bunuh Minimum KBM atau
Minimal Bactericidal Concentration MBC Pratiwi, 2008.
K. Landasan Teori
Penyakit infeksi terus berkembang disertai dengan profil resistensi antibiotik yang meningkat oleh beberapa bakteri dan fungi oportunistik diantaranya
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans. Sehubungan dengan
itu perlu dilakukan eksplorasi bahan alam yang mempunyai aktivitas antimikroba yang memiliki efek samping lebih kecil dan tersedia terus menerus.
Bunga pulu berkhasiat
menurunkan kolesterol tinggi, mengatasi angina pectoris
nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah jantung, tromboangitis radang pembuluh darah disertai pembekuan darah dalam lumennya, hipertensi,
kanker, nyeri haid, dan sakit perut setelah melahirkan Wijayakusama, 2008.
Salah satu senyawa yang terkandung di dalam bunga pulu adalah flavonoid
Cai, Luo, Sun, Corke, 2003. Flavonoid dapat tersari dalam etanol dan memiliki aktivitas sebagai antibakteri
Akroum, Satta, Lalaoui, 2009. Penelitian Ziarati, Asgarpanah, Kianifard 2012 menyebutkan bahwa terdapat 29 konstituen yang
dapat diidentifikasi pada minyak atsiri Carthamus tintorius. Dua puluh sembilan konstituen tersebut sebagian besar mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri
patogen Sokovic, Glamoclija, Marin, Brkic, van Griensven, 2010. Aktivitas antimikroba fraksi petroleum eter, kloroform, etanol bunga pulu
dilakukan dengan metode difusi sumuran yang ditunjukan dengan diameter zona hambat zona jernih yang dihasilkan dan metode dilusi untuk menentukan nilai
KHM dan KBM. Prinsip metode difusi, yaitu pengamatan luas zona jernih pertumbuhan bakteri karena berdifusinya senyawa uji ke sekitar daerah
penginokulasian. Penelitian mengenai adanya aktivitas antimikroba fraksi petroleum eter, kloroform, etanol bunga pulu terhadap Staphylococcus aureus,
Escherechia coli , dan Candia albicans diharapkan dapat memberikan informasi
kepada masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan mengenai manfaat bunga pulu sebagai salah satu terapi alternatif penyakit infeksi yang disebabkan oleh
mikroba di atas.
L. Hipotesis