E. Ekstraksi Bertingkat
Ekstraksi adalah teknik pemisahan suatu senyawa berdasarkan perbedaan distribusi zat diantara dua pelarut yang saling bercampur. Pada umumnya zat terlarut
yang diekstrak bersifat tidak larut atau sedikit larut dalam suatu pelarut tetapi mudah larut dengan pelarut lain. Metode ekstraksi yang tepat ditemukan oleh tekstur
kandungan air bahan-bahan yang akan diekstrak dan senyawa-senyawa yang akan diisolasi Harbone,1996. Telah dikembangkan suatu teknik ekstraksi dengan ekstraksi
bertingkat menggunakan pelarut yang berbeda tingkat polaritasnya. Metode ekstraksi bertingkat memiliki keuntungan karena semua senyawa aktif yang berbeda polaritasnya
dapat diekstraksi sesuai dengan tingkat polaritasnya terhadap pelarut Damayanti dan Suparjana, 2007.
F. Maserasi
Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana, maserasi dilakukan dengan merendam serbuk atau daun segar dalam cairan penyari. Cairan penyari akan
menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif. Zat aktif larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan didalam dengan
diluar sel, maka larutan yang terpekat akan terdesak ke luar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi kesetimbangan konsentrasi antara di luar dan di dalam sel Departemen
Kesehatan RI, 1986. Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yang mengandung zat aktif
yang mudah larut dalam cairan penyari, tidak mengandung zat yang mudah mengembang dalam cairan penyari, tidak mengandung benzoin, stirak dan lain-lain
Departemen Kesehatan RI, 1986. Proses pemisahan senyawa dalam simplisia,
menggunakan pelarut tertentu sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan. Pemisahan pelarut berdasarkan kaidah like dissolved like artinya suatu senyawa polar
akan larut dalam pelarut polar. Ekstraksi dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari tujuan ekstraksi, jenis pelarut yang digunakan dan senyawa
yang diinginkan Pratiwi, 2008. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan,
peralatan sederhana, dan mudah dilakukan. Adapun kerugian cara maserasi adalah waktu pengerjaan yang lama dan penyarian kurang sempurna. Cara maserasi ini dapat
dipercepat dengan menggunakan mesin pengaduk yang terus-menerus berputar sehingga mempersingkat waktu maserasi menjadi 6
– 24 jam Departemen Kesehatan RI, 1986.
G. Kromatografi Lapis Tipis