Kromatografi Lapis Tipis Minyak Atsiri

menggunakan pelarut tertentu sesuai dengan sifat senyawa yang akan dipisahkan. Pemisahan pelarut berdasarkan kaidah like dissolved like artinya suatu senyawa polar akan larut dalam pelarut polar. Ekstraksi dapat dilakukan dengan bermacam-macam metode, tergantung dari tujuan ekstraksi, jenis pelarut yang digunakan dan senyawa yang diinginkan Pratiwi, 2008. Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan, peralatan sederhana, dan mudah dilakukan. Adapun kerugian cara maserasi adalah waktu pengerjaan yang lama dan penyarian kurang sempurna. Cara maserasi ini dapat dipercepat dengan menggunakan mesin pengaduk yang terus-menerus berputar sehingga mempersingkat waktu maserasi menjadi 6 – 24 jam Departemen Kesehatan RI, 1986.

G. Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi Lapis Tipis KLT ialah metode pemisahan fisikakimia. Pada KLT ini menggunakan dua macam fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam merupakan lapisan berpori dan akan menghasilkan pemisahan pada plat. Fase gerak atau pelarut pengembang ialah media angkut dan terdiri atas satu atau beberapa pelarut, yang bergerak didalam fase diam karena adanya gaya kapiler Rohman dan Gandjar, 2007. Prinsip kerja KLT berupa lapisan yang memisahkan terdiri atas bahan berbutir atau fase diam ditempatkan pada penyangga berupa plat gelas, logam atau lapisan yang cocok. Campuran yang akan dipisah berupa larutan dan ditotolkan berupa bercak atau pita. Setelah plat ditaruh di dalam bejana tertutup rapat yang berisi larutan pengembang atau fase gerak yang cocok, pemisahan terjadi selama masa perambatan kapiler atau pengembangan, selanjutnya senyawa yang tidak berwarna harus ditampakkan atau dideteksi dengan lampu ultraviolet atau dengan pereaksi semprot Rohman dan Gandjar, 2007. Pada kromatogram KLT dikenal istilah faktor retardasi Rf yang didefinisikan � = �� � �� � ℎ �� � �� � ℎ � � Rohman dan Gandjar, 2007.

H. Minyak Atsiri

Minyak atsiri disebut juga minyak menguap atau minyak etheral adalah cairan berwujud minyak yang beraroma yang berasal dari berbagai bagian tumbuhan bunga, kuncup, biji, daun, ranting, kulit, batan, dan rempa, kayu, buah, dan akarDi Pasqua, De Feo, Villani, Mauriello cit. Burt., 2004. Minyak atsiri yang bagian utamanya terpenoid, biasanya terdapat pada fraksi yang tersuling. Zat inilah penyebab wangi, harum, atau bau yang khas pada banyak tumbuhan minyak atsiri larut alkohol, eter, dan pelarut lipid lainnya praktis tidak larut air Kokate, Purohit, Gokhale, 2009. Zat pengawet alami salah satunya adalah komponen-komponen minyak atsiri dari ekstrak tumbuhan seperti rempah-rempah, tanaman tahunan, dan rumput-rumputan Ardiansyah, 2007. Carvacrol, thymol dan eugenol adalah komponen minyak atsiri yang diketahui memilik aktivitas antibakteri yang tinggi. Ketiga senyawa ini masuk dalam golongan fenol Bouhdid, Skali, Idaomar, Zhiri, Baudoux, Amensour, dkk., 2008. Gambar 5. Rumus bangun carvacrol Nostro dan Papalia, 2012 Carvacrol atau 2-metil- 5-1 Metiletil- fenol adalah monoterpen fenol. Dibiosintesis dari -terpinen melewati p-cimen. Aktivitas antibakteri carvacrol telah dikaitkan dengan efek yang cukup besar terhadap struktur dan fungsi dari membran sitoplasma Nostro dan Papalia, 2012. Carvacrol berinteraksi dengan lipid bilayer dari membran sitoplasma menyebabkan perluasan dan destabilisasi struktur membran dan meningkatkan fluiditas dan permeabilitas membran. Pada konsentrasi subletal carvacrol mengubah komposisi asam lemak dari sitoplasma yang mengarah terhadap perubahan struktur permukaan sel membentuk saluran membran untuk ion, materi seluler, asam nukleat, dan ATP meninggalkan sitoplasma, menyebabkan kerusakan pada kolam ATP intrasel, baik dengan pengurangan sintesis ATP atau peningkatan hidrolisis ATP Nostro dan Papalia, 2012.

I. Flavonoid

Senyawa flavonoid diturunkan dari unit C 6 –C 3 fenil-propana yang bersumber dari asam sikimat via fenilalanin dari unit C 6 yang diturunkan dari jalur poliketida. Fragmen poliketida ini disusun dari tiga molekul malonil-KoA, yang bergabung dengan unit C 6 -C 3 sebagai KoA triester untuk membentuk unit awal triketida. Oleh karena itu, flavonoid berasal dari biosintesis gabungan terdiri atas unit- unit yang diturunkan dari asam sikimat dan jalur poliketida Heinrich, Barnes, Gibbons, Williamson, 2010. Unit awal triketida mengalami siklisasi oleh enzim kalkon sintase untuk membentuk gugus kalkon pada flavonoid. Kemudian terjadi siklisasi untuk menghasilkan cincin piranon yang mengandung inti flavonon, yang memiliki ikatan C 2 -C 3 teroksidasi tak jenuh untuk menghasilkan gugus flavonol pada flavonoid. Senyawa flavonoid berperan dalam memberikan warna di alam terutama mahkota kuning dan jingga, bahkan flavonoid yang tidak berwarna mengabsorbsi cahaya pada spektrum UV karena banyak gugus kromofor Heinrich, Barnes, Gibbons, Williamson, 2010. Gambar 6. Rumus bangun flavon Flavonoid Cushnie dan Lamb, 2005 Flavonoid merupakan senyawa polar yang umumnya mudah larut dalam pelarut polar seperti etanol, metanol, butanol, dan aseton. Flavonoid merupakan golongan terbesar dari senyawa fenol, senyawa fenol mempunyai sifat efektif menghambat pertumbuhan virus, bakteri dan jamur Khunaifi, 2010. Mekanisme flavonoid menghambat pertumbuhan bakteri, yaitu dengan menyebabkan terjadinya kerusakan permeabilitas dinding sel, mikrosom, dan lisosom. Selain itu, gugus hidroksil pada gugus flavonoid dapat meyebabkan perubahan komponen organik dan transpor nutrisi yang akhirnya akan mengakibatkan timbulnya efek toksik bagi bakteri Sabir, 2008.

J. Metode Pengujian Aktivitas Antimikroba

Dokumen yang terkait

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 0 18

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 4 13

DAFTAR PUSTAKA UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 1 4

PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma affine D. Donetanol) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 2 10

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan Candida albicans.

0 0 7

Aktivitas Antimikroba Metode Ozonisasi Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans Secara In Vitro.

0 0 25

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN Cayratia trifolia TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

0 0 17

Aktivitas antimikroba fraksi petroleum eter, kloroform, etanol bunga pulu (Carthamus tinctorius L.) terhadap Staphylloccus aureus, Escherechia coli dan Candida albicans - USD Repository

0 2 103