sebagai faktor penyebab paling umum kandidiasis oral. Candida albicans dapat ditemukan dalam rongga mulut yang sehat pada konsentrasi rendah 20 selcc saliva.
Dalam konsentrasi ini, organisme tidak bisa terdeteksi di bawah mikroskop, tetapi hanya dapat dideteksi melalui kultur dalam media tertentu seperti pada Dextrose
Sabouroud Agar dalam bentuk koloni. Keseimbangan flora rongga mulut dapat
berubah menimbulkan suatu keadaan patologis atau penyakit karena beberapa faktor seperti kesehatan mulut yang buruk, obat immunosupresan, penyakit sistemik yang
menurunkan daya tahan lokal tubuh Tanjong cit., Sudiono, 2006.
1. Struktur fisik
Dinding sel Candida albicans berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai target dari beberapa mikotik. Dinding sel berperan pula dalam proses
penempelan dan kolonisasi serta bersifat antigenik. Fungsi utama dinding sel tersebut adalah memberikan bentuk pada sel dan melindungi sel ragi dari
lingkungannya. Candida albicans mempunyai struktur dinding sel yang kompleks, tebalnya 100 sampai 400 nm. Komposisi primer terdiri dari glukan, manan, dan
khitin. Manan dan protein berjumlah sekitar 15,2 – 30 dari berat kering dinding
sel, 1,3 – D-glukan dan 1,6 – D – glukan sekitar 47-60 , khitin sekitar 0,6 – 9 ,
dan lipid 1-7 . Dalam bentuk ragi, kecambah dan miselium, komponen-komponen ini menunjukan proporsi yang serupa tetapi bentuk miselium memiliki khitin tiga
kali lebih banyak dibandingkan dengan sel ragi. Dinding sel Candida albicans terdiri dari lima lapisan yang berbeda Tjampaksari, 2006.
2. Patogenesis
Infeksi Candida albicans berkaitan dengan perubahan bentuk sel-sel Candida albicans
dari bentuk yeast menjadi bentuk mycelium. Mycelium berbentuk panjang dengan struktur seperti akar yang disebut rhizoid. Rhizoid dapat menembus
mukosa, dan dapat juga masuk melalui sel-sel epitel di saluran cerna, invasi ini dapat berlanjut hingga ke pembuluh darah dan menyebabkan septikemia Riskillah
cit., Kayser, Bienz, Eckert, Zinkernage, 2005.
Menempelnya mikroorganisme dalam jaringan sel host menjadi syarat mutlak untuk berkembangnya infeksi. Secara umum diketahui bahwa interaksi
antar mikroorganisme dan sel pejamu diperantarai oleh komponen spesifik dari dinding sel mikroorganisme, adhesin dan reseptor. Makanan dan manoprotein
merupakan molekul-moleku Candida albicans yang mempunyai aktifitas adhesif. Khitin, komponen kecil yang terdapat pada dinding sel Candida albicans juga
berperan dalam aktifitas adhesif. Setelah terjadi proses penempelan, Candida albicans
berpenetrasi ke dalam sel mukosa. Dalam hal ini enzim yang berperan adalah aminopeptidase dan asam fosfatase. Setelah proses penetrasi, semua
tergantung dari keadaan imun dari host Tjampaksari, 2006. Sembilan faktor virulen Candida albicans yaitu perubahan fenotip, bentuk
dan susunan hifa, thigmotropism, hydrophobicity, kemampuan meniru molekul- molekul permukaan, produksi enzim yang bersifat litik, dan kebutuhan nutrisi
Riskillah cit., Arenas, 2001.
E. Ekstraksi Bertingkat