Uji Aktivitas Antimikroba Fraksi Petroleum Eter, Kloroform, Etanol

efisiensi dalam mengekstraksi dan untuk mencapai keseimbangan konsentrasi antara cairan di dalam sel dengan cairan di luar sel, dan untuk menarik zat-zat yang diperkirakan masih ada. Pengadukan dimaksudkan untuk meratakan konsentrasi di luar butir simplisia sehingga derajat perbedaan konsentrasi di dalam dan di luar sel tetap terjaga. Hasil maserasi maserat kemudian disaring dan diuapkan dengan menggunakan rotary evaporator, agar hasil maserat lebih pekat, maka harus diuapkan lagi di atas waterbath.

E. Uji Aktivitas Antimikroba Fraksi Petroleum Eter, Kloroform, Etanol

Bunga Pulu Carthamus tinctorius L. terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans dengan Metode Difusi Pengujian aktivitas antimikroba dilakukan secara difusi menggunakan metode sumuran. Prinsip metode difusi yaitu senyawa uji ditempatkan dalam media padat yang sebelumnya telah diinokulasikan bakteri uji. Senyawa uji akan berdifusi ke dalam media dan menghambat pertumbuhan bakteri uji. Sebelum dilakukan pengujian, terlebih dahulu dibuat suspensi menggunakan Staphylococcus aureus, Escherechia coli dan Candida albicans kemudian disetarakan dengan larutam standar Mc. Farland II menggunakan alat Densicheck vitek®. Penyetaraan ini dilakukan berguna dalam reprodusibilitas percobaan. Apabila dilakukan replikasi, dapat diasumsikan jumlah bakteri per satuan yang digunakan selalu sama. Sumuran yang dibuat berdiameter 8 mm, konsentrasi fraksi yang digunakan 50, 25, 12,5, 6,25, 3,125 dengan pelarut DMSO digunakan sebagai pelarut fraksi petroleum eter, kloroform, dan etanol. DMSO digunakan sebagai pelarut dikarenakan ketiga fraksi larut DMSO sampai pada konsentrasi 50. DMSO digunakan sebagai kontrol pelarut bertujuan untuk mengetahui apakah pelarut yang digunakan memiliki pengaruh terhadap zona hambat yang terbentuk. Dalam penelitian ini digunakan amoksisilin dan ketokonazol sebagai kontrol positif. Amoksisilin merupakan suatu antibiotik golongan beta laktam derivat penisilin dengan spektrum luas. Amoksisilin mempunyai aktivitas bakterisida terhadap bakteri Gram negatif maupun Gram positif dengan mekanisme menghambat pembentukan atau sintesis dinding sel mikroba Todar, 2012. Ketokonazol merupakan turunan imidazol yang mempunyai aktivitas antifungi, turunan azol bekerja dengan menghambat sintesa ergosterol. Ergosterol adalah komponen lipid pada membran plasma fungi, sehingga permeabilitas membran meningkat, isi sitoplasma keluar, dan sel lisis Hidayah, 2010. DMSO merupakan pelarut yang bersifat nonpolar tetapi diindikasikan tidak mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri. Volume fraksi, kontrol positif, dan kontrol negatif yang dimasukkan dalam sumuran adalah 50 L. Setelah diinkubasi selama 24 jam, maka senyawa uji akan berdifusi dalam media dan menghambat pertumbuhan dan bahkan membunuh bakteri uji. Penghambatan pertumbuhan bakteri uji ini dapat dilihat dari zona hambat yang terbentuk setelah inkubasi selama 24 jam. Setelah diinkubasi selama 24 jam, hasil yang diperoleh untuk uji terhadap Staphylococcus aureus, Escherechia coli , dan Candida albicans yaitu berupa zona hambat dapat dilihat sebagai berikut: Tabel IV. Diameter zona hambat fraksi petroleum eter bunga pulu Carthamus tinctorius L. terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans Senyawa Diameter zona hambat mm terhadap Staphylococcus aureus Escherichia coli Candida albicans I II III I II III I II III Amoxicilin 12 11 11 9 13 12 Ketokonazol 7 7 8 DMSO 5 Konsentrasi 50 Konsentrasi 25 Konsentrasi 12,5 Konsentrasi 6,25 Konsentrasi 3,125 Hasil yang diperoleh untuk fraksi petroleum eter terhadap Staphylococcus aureus, Escherechia coli, dan Candida albicans yaitu kontrol negatif tidak menunjukan zona hambat, kontrol positif menunjukan adanya zona jernih disekitar sumuran dengan rata-rata diameternya dari tiga replikasi yaitu 11,3 mm, 11,6 mm untuk amoksisilin dan 8,3 untuk ketokenazol. Hasil uji variasi konsentrasi fraksi tidak menunjukkan adanya zona hambat. Hal ini menunjukan tidak adanya penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus, Escherechia coli , dan Candida albicans. Dalam penelitian ini fraksi tidak menunjukkan aktivitas antimikroba. Tabel V. Diameter zona hambat fraksi kloroform bunga pulu Carthamus tinctorius L. terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans Senyawa Diameter zona hambat mm terhadap Staphylococcus aureus Escherichia coli Candida albicans I II III I II III I II III Amoxicilin 14 13 12 10 13 12 Ketokonazol 8 9 8 DMSO 5 Konsentrasi 50 Konsentrasi 25 Konsentrasi 12,5 Senyawa Diameter zona hambat mm terhadap Staphylococcus aureus Escherichia coli Candida albicans I II III I II III I II III Konsentrasi 6,25 Konsentrasi 3,125 Hasil yang diperoleh untuk fraksi kloroform terhadap Staphylococcus aureus, Escherechia coli, dan Candida albicans yaitu kontrol negatif tidak menunjukan zona hambat, kontrol positif menunjukan adanya zona jernih disekitar sumuran dengan rata-rata diameternya dari tiga replikasi yaitu 13 mm, 11,6 mm untuk amoksisilin dan 8,3 mm untuk ketokenazol. Hasil uji variasi konsentrasi fraksi tidak menunjukkan adanya zona hambat. Hal ini menunjukan tidak adanya penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus, Escherechia coli , dan Candida albicans. Dalam penelitian ini fraksi tidak menunjukkan aktivitas antimikroba. Tabel VI. Diameter zona hambat fraksi etanol bunga pulu Carthamus tinctorius L. terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans Senyawa Diameter zona hambat mm terhadap Staphylococcus aureus Escherichia coli Candida albicans I II III I II III I II III Amoxicilin 13 12 12 10 10 12 Ketokonazol 7 6 6 DMSO 5 Konsentrasi 50 Konsentrasi 25 Konsentrasi 12,5 Konsentrasi 6,25 Konsentrasi 3,125 Hasil yang diperoleh untuk fraksi etanol terhadap Staphylococcus aureus, Escherechia coli, dan Candida albicans yaitu kontrol negatif tidak menunjukan zona hambat, kontrol positif menunjukan adanya zona jernih disekitar sumuran dengan rata-rata diameternya dari tiga replikasi yaitu 12,3 mm, 10,6 mm untuk amoksisilin dan 6,3 untuk ketokonazol. Hasil uji variasi konsentrasi fraksi tidak menunjukkan adanya zona hambat. Hal ini menunjukan tidak adanya penghambatan terhadap pertumbuhan bakteri uji yaitu Staphylococcus aureus, Escherechia coli , dan Candida albicans. Dalam penelitian ini fraksi tidak menunjukkan aktivitas antimikroba. Analisis data keseluruhan menunjukkan bahwa variasi konsentrasi uji fraksi petroleum eter, kloroform, etanol bunga pulu Carthamus tinctorius L. hingga konsentrasi 50 tidak mempunyai kemampuan sebagai antimikroba terhadap Staphylococcus aureus, Escherechia coli, dan Candida albicans.

F. Skrining Fitokimia

Dokumen yang terkait

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 0 18

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 4 13

DAFTAR PUSTAKA UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 1 4

PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma affine D. Donetanol) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 2 10

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan Candida albicans.

0 0 7

Aktivitas Antimikroba Metode Ozonisasi Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans Secara In Vitro.

0 0 25

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN Cayratia trifolia TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

0 0 17

Aktivitas antimikroba fraksi petroleum eter, kloroform, etanol bunga pulu (Carthamus tinctorius L.) terhadap Staphylloccus aureus, Escherechia coli dan Candida albicans - USD Repository

0 2 103