Struktur antigen Toksin dan enzim

beberapa bahan ekstraseluler. Beberapa bahan tersebut adalah enzim, yang lain dapat berupa toksin, meskipun fungsinya adalah sebagai enzim. Beberapa toksin berada dibawah kontrol genetik plasmid, beberapa dibawah kontrol kromosom dan yang lain mekanisme kontrol genetiknya belum ditemukan Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2005.

1. Struktur antigen

Staphylococcus mengandung antigen polisakarida dan protein seperti zat lain yang penting dalam struktur dinding sel. Peptidoglikan, suatu polimer polisakarida yang mengandung subunit-subunit yang bergabung memberikan eksoskeleton yang kaku dari dinding sel. Peptidoglikan dirusak oleh asam kuat atau paparan terhadap lisozim. Infeksi akan merangsang pembentukan interleukin pirogen endogen dan antibodi opsonin oleh monosit; dan ini dapat menjadi penarik kimiawi bagi leukosit polimorfonuklear, mempunyai aktivitas seperti endotoksin dan mengaktivasi komplemen Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2005. Protein A merupakan komponen dinding sel kebanyakan galur Staphylococcus aureus yang bisa mengikat ke bagian Fc molekul IgG kecuali IgG3. Meskipun IgG terikat pada protein A, namun fragmen Fab tetap bisa bebas berikatan dengan antigen spesifik. Protein A telah menjadi reagen yang penting dalam imunologi dan teknologi laboratorium diagnostik. Beberapa galur Staphylococcus aureus mempunyai kapsul yang menghambat fagositosis oleh lekosit polimorfonuklear kecuali jika terdapat antibodi spesifik. Sebagian besar galur Staphylococcus aureus mempunyai koagulase atau faktor penggumpalan pada permukaan dinding sel, ikatan koagulase secara non enzimatik pada fibrinogen, menyebabkan agregasi pada bakteri Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2005.

2. Toksin dan enzim

Staphylococcus aureus menghasilkan katalase, yang mengubah hidrogen peroksida menjadi air dan oksigen; koagulase, protein yang menyerupai enzim yang mampu menggumpalkan plasma yang ditambah dengan oksalat atau sitrat dengan adanya suatu faktor yang terdapat dalam serum. Faktor serum bereaksi dengan koagulase untuk membentuk esterase dan aktivitas penggumpalan, dengan cara yang sama ini untuk mengaktivasi protrombin menjadi trombin. Cara kerja koagulase adalah dalam lingkup kaskade penggumpalan plasma normal. Koagulase dapat membentuk fibrin pada permukaan Staphylococcus, ini bisa mengubah ingestinya oleh sel fagositik atau pengrusakannya dalam sel fagosit; eksotoksin, ini meliputi beberapa toksin yang bersifat letal jika disuntikkan pada binatang, menyebabkan nekrosis pada kulit, dan berisi larutan hemolisis yang dapat dipisahkan dengan elektroforesis. Aflatoksin hemolisin adalah protein heterogen yang dapat melisiskan eritrosit dan merusak platelet serta dimungkinkan sama dengan faktor dermonekrotik dari eksotoksin; Lekosidin , toksin Staphylococcus aureus ini dapat membunuh sel darah putih pada berbagai binatang. Peran toksin dalam patogenesis tidak jelas, karena Staphylococcus aureus yang patogenik tidak dapat membunuh sel darah putih dan dapat difagositosis efektif seperti yang nonpatogenik; enterotoksin, ada sedikitnya enam A-F toksin larut yang dihasilkan oleh hampir 50 galur Staphylococcus aureus. Seperti TSST-1, enteroktoksin adalah superantigen yang berikatan dengan molekul MHC kelas II, menimbulkan stimulasi sel T, entertoksin stabil terhadap panas dan resisten terhadap aksi enzim usus Jawetz, Melnick, dan Adelberg, 2005.

3. Patogenesis dan patologi

Dokumen yang terkait

Isolasi, Seleksi, dan Uji Aktivitas Antimikroba Kapang Endofit dari Daun Tanaman Jamblang (Syzygium cumini L.) terhadap Escherichia coli, Pseudomonas aeruginosa, Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus, Candida albicans dan Aspergillus niger.

1 17 110

Uji Aktivitas Antimikroba Ekstrak Herba Kemangi (Ocimum americanum L) terhadap Staphylococcus aureus dan Candida albicans

8 47 73

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 0 18

PENDAHULUAN UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 4 13

DAFTAR PUSTAKA UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL HERBA INGGU (Ruta angustifolia L.) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

0 1 4

PENDAHULUAN AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN SENGGANI (Melastoma affine D. Donetanol) TERHADAP Staphylococcus aureus, Escherichia coli DAN Candida albicans.

1 2 10

AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL JAHE Aktivitas Antimikroba Ekstrak Etanol Jahe Merah (Zingiber officinale Roscoe var rubrum) Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Dan Candida albicans.

0 0 7

Aktivitas Antimikroba Metode Ozonisasi Terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli, dan Candida albicans Secara In Vitro.

0 0 25

UJI AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK ETANOL DAUN Cayratia trifolia TERHADAP Staphylococcus aureus DAN Candida albicans

0 0 17

Aktivitas antimikroba fraksi petroleum eter, kloroform, etanol bunga pulu (Carthamus tinctorius L.) terhadap Staphylloccus aureus, Escherechia coli dan Candida albicans - USD Repository

0 2 103