Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

Berikut adalah kutipan wawancara dengan responden D: “Saya tidak memberikan pelayanan informasi obat dalam bentuk visite setiap hari, dikarenakan saya memiliki laporan atau pekerjaan lain yang harus segera dikerjakan. Terkadang jika awal bulan terdapat laporan yang harus dikerjakan, jadi tidak bisa sepenuhnya memberikan pelayanan informasi obat. Minimal satu pasien mendapatkan satu kali edukasi selama di rawat di bangsal anak. ” Berdasarkan kutipan wawancara di atas dapat di simpulkan bahwa, pelayanan informasi obat yang diberikan untuk pasien rawat inap dilakukan di pagi hari. Hal ini menunjukan jika responden yang mendapatkan jadwal shift pagi dapat memberikan pelayanan informasi obat. Semua responden tidak dapat memberikan pelayanan informasi obat pada pasien rawat inap setiap hari dikarenakan adanya pekerjaan lain yang harus dikerjakan ataupun kerana adanya pergantian shift. Setiap pasien rawat inap minimal mendapatkan 1 kali pelayanan informasi obat oleh responden selama di rawat di instalasi rawat inap.

B. Teknis Pelayanan Informasi Obat

Teknis pelayanan informasi obat yang diteliti dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dan teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat inap.

1. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Jalan

Pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dilayani oleh dua responden dan dibedakan menjadi dua bagian, yaitu bagian penyerahan obat dan konsultasi obat. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI a. Penyerahan Obat Pelayanan informasi obat dibagian penyerahan obat dilayani oleh responden F hanya pada jam kerja. Selain memberikan informasi mengenai obat, responden F juga memberikan leaflet yang telah diterbitkan pada pasien. Namun, tidak semua pasien mendapatkan leaflet tersebut dikarenakan jumlah leaflet yang terbatas, sedangkan jumlah pasien yang berkunjung cukup banyak. Hanya pasien dengan kondisi penyakit yang sesuai dengan isi leaflet yang biasanya mendapatkan leaflet tersebut. Leaflet biasanya menganai obat-obatan dengan penggunaan khusus. Selain itu frekuensi terbit dari leaflet masih belum menentu. Sumber informasi yang digunakan responden dalam memberikan pelayanan informasi obat antara lain ISO, MIMS dan Medscape. Evaluasi sumber informasi yang digunakan dalam memberikan pelayanan informasi obat oleh responden, masih sebatas meng-upgrade aplikasi medscape secara berkala, serta memperbaharui edisi untuk buku-buku teks seperti ISO dan MIMS. Pada bagian informasi penyerahan obat tidak dimungkinkan melakukan dokumentasi. Hal ini dikarenakan jumlah pasien yang cukup banyak dan waktu yang tersedia sangat terbatas. Hasil wawancara peneliti dengan responden F terkait dokumentasi pelayanan informasi obat di bagian penyerahan obat: “Untuk di bagian penyerahan obat tidak memungkinkan untuk dilakukan dokumentasi pelayanan informasi obat, karena jumlah pasien yang menunggu untuk mengambil obat itu sangat banyak, lalu waktu yang tersedia juga terbatas. Tetapi ada data rekam medis yang mencatat obat-obatan yang diterima oleh pasien.” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Konsultasi Obat Pelayanan konsultasi obat di instalasi farmasi rawat jalan dilayani oleh responden E hanya pada jam kerja. Selain memberikan informasi obat, responden E juga memberikan leaflet pada pasien yang datang berkunjung. Namun tidak semua pasien mendapatkan leaflet, hanya pasien tertentu yang mendapatkannya, misalnya pasien yang mendapatkan obat dengan penggunaan khusus. Dalam memberikan informasi responden E menggunakan Farmakope Indonesia, ISO ataupun Medscape sebagai sumber informasi. . Evaluasi sumber informasi yang digunakan dalam memberikan pelayanan informasi obat oleh responden, masih sebatas meng-upgrade aplikasi medscape secara berkala, serta memperbaharui edisi untuk buku-buku teks seperti ISO dan Farmakope Indonesia. Dokumentasi yang dilakukan di ruang konsultasi obat masih secara manual dan masih tersimpan hingga saat ini. Dokumentasi yang dilakukan telah sesuai berdasarkan pedoman pelayanan informasi obat di rumah sakit yang mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 tahun 2014 yang memuat tanggal waktu pertanyaan dimasukan, tanggal dan waktu jawaban diberikan, metode penyampaian jawaban, pertanyaan yang diajukan, orang yang meminta jawaban, orang yang menjawab, kontak personal untuk informasi tambahan informasi, lama penelusuran informasi, referensi atau sumber informasi yang digunakan. Sarana fisik yang disedikan untuk melakukan konsultasi obat antara lain ruang konsultasi obat serta beberapa buku referensi. Sedangkan teknologi informasi yang digunakan untuk mengakses informasi via internet masih menggunakan milik pribadi responden. Berikut adalah tabel yang berisi teknis pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rawat jalan. Tabel III. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Rawat Jalan Teknis PIO Waktu PIO Kegiatan lain Sumber informasi Evaluasi sumber informasi Dokumentasi Responden E Dilayani pada jam kerja Memberikan leaflet FI ISO medscape Dilakukan Dilakukan Responden F Dilayani pada jam kerja Memberikan leaflet ISO MIMS medscape Dilakukan Tidak dilakukan

2. Teknis Pelayanan Informasi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap