29
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan teknik analisis tematik yang digunakan untuk menganalisis, maka hasil penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian, yaitu: sumber daya manusia,
teknis pelayanan informasi obat dan hasil evaluasi informasi obat pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.
A. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia dalam pembahasan ini untuk menggambarkan secara deskriptif Apoteker di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati
Bantul Yogyakarta dari karakteristik demografi responden dan kehadiran responden di instalasi farmasi rumah sakit.
1. Karakteristik Demografi Responden
Karakteristik yang diamati pada penelitian ini, yaitu: usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir dan lama masa kerja. Berikut adalah tabel yang berisi
karakteristik demografi responden.
Tabel I. Karakteristik Demografi Responden
No. Nama
Apoteker Usia
Tahun Jenis
Kelamin Pendidikan
Terakhir Lama Masa
kerja
1 A
24 P
Profesi Apoteker 1,2 tahun
2 B
26 P
Profesi Apoteker 1 tahun
3 C
30 P
Strata-2 6 tahun
4 D
33 P
Profesi Apoteker 7 tahun
5 E
52 P
Strata-2 27 tahun
6 F
30 P
Profesi Apoteker 6 tahun
Penjelasan mengenai karakteristik demografi responden secara lengkap akan diuraikan sebagai berikut:
a. Karakteristik berdasarkan usia Berdasarkan tabel I. diketahui jika usia responden berkisar antara 24-52
tahun. Terdapat 2 responden yang berusia kurang dari 27 tahun, dan 3 responden berusia kurang dari 34 tahun. Hal ini menunjukan jika responden masih cukup
muda dan masih memungkinkan untuk mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan pola pikir, sehingga mampu berpikir kritis dalam menghadapi
masalah mengenai pelayanan informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit. Sedangkan terdapat 1 responden yang berusia lebih dari 50 tahun. Pada
umumnya, responden yang telah berusia matang lebih mampu menangani dan mengelola permasalahan yang ada, terutama masalah mengenai pelayanan
informasi obat di instalasi farmasi rumah sakit. Hal ini dikarenakan responden telah mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan pola pikir. Secara
teoritis, semua responden masih berada di usia produktif. Menurut Widjajanta dan Widyaningsih 2012 usia produktif adalah usia antara 15-64 tahun, pada rentang
usia ini seseorang masih memiliki semangat yang tinggi dan mudah menerima hal-hal baru. Di usia yang masih produktif, diharapkan responden dapat
memberikan pelayanan informasi obat yang baik pada pasien di instalasi farmasi rumah sakit.
b. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Tabel I. menunjukan jika semua responden yang bekerja di instalasi
farmasi RSUD Panembahan Senopati adalah perempuan. Pada umumnya kekuatan fisik dari perempuan tidaklah sekuat kekuatan fisik dari laki-laki.
Perempuan juga cenderung menggunakan perasaan atau emosional saat melakukan pekerjaan. Namun di sisi lain, perempuan cenderung lebih sabar, teliti
dan cermat dalam melakukan pekerjaannya. Perkembangan kesetaraan gender PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membuat banyak pekerja wanita yang memasuki lapangan kerja di berbagai profesi dalam hal ini profesi apoteker, baik pada lini bawah, menengah, maupun
atas. c. Karakteristik berdasarkan pendidikan terakhir
Menurut Soekidjo 2009, tingkat pendidikan yang tinggi dari seorang pegawai akan mempengaruhi kemampuannya dalam mencapai kinerja secara
optimal. Semakin tinggi pendidikan seseorang, diharapkan sumber daya manusianya semakin tinggi. Tingkat pendidikan juga akan berpengaruh kuat
terhadap kinerja para pegawai untuk melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan baik, karena dengan pendidikan yang memadai
pengetahuan dan keterampilan pegawai tersebut akan lebih luas dan mampu untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi.
Berdasarkan tabel I. semua responden telah memenuhi dasar pendidikan yaitu profesi apoteker. Dari ke-6 responden, terdapat 2 responden yang memiliki
pendidikan terakhir Strata-2. Meskipun terdapat perbedaan tingkat pendidikan, kinerja responden dalam melaksanakan dan menyelesaikan pelayanan informasi
obat di instalasi farmasi rumah sakit tidak jauh berbeda. Hal ini dikarenakan setiap responden mendapatkan tugas dan tanggung jawab yang sudah ditetapkan.
Meskipun demikian, seorang apoteker harus memiliki semangat belajar sepanjang waktu, karena ilmu kesehatan terutama farmasi obat, penyakit dan terapi
berkembang dengan pesat. Sehingga, seorang apoteker perlu meng-update pengetahuan dan kemampuannya Thamby and Subramani, 2014.
d. Karakteristik berdasarkan lama masa kerja Berdasarkan tabel I. 1 responden memiliki pengalaman yang memadai
dalam dunia kefarmasian, hal ini ditunjukan dengan masa kerja selama 27 tahun. Terdapat 3 responden yang cukup berpengalaman dalam melakukan pekerjaan
kefarmasian dengan lama masa kerja 6-7 tahun. Sedangkan 2 responden lainnya, tergolong masih baru dalam dunia kerja kefarmasian dengan lama masa kerja
kurang dari 1,5 tahun. Responden yang memiliki pengalam kerja yang cukup lama biasanya memiliki pengetahun yang lebih dibandingkan dengan responden
yang baru saja berkecimpung di dunia kefarmasian. Lama masa kerja menjadi salah satu tolak ukur kemampuan responden dalam mengelola dan melakukan
pekerjaan kefarmasian Notoadmojo, 2003. Lama masa kerja umumnya mempengaruhi tingkat keterampilan dan
kemampuan seseorang dalam berkerja. Semakin lama seorang apoteker bekerja pada suatu rumah sakit maka akan semakin banyak pengalaman serta pengetahun
yang didapat. Selain itu, semakin lama masa kerja, responden dapat lebih memahami pekerjaan yang digelutinya dan dapat memudahkan responden untuk
mengambil keputusan yang berhubungan dengan pekerjaan kefarmasiannya.
2. Pembagian Kerja Responden di IFRS