rumah sakit pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 58 Tahun
2014, untuk mendapatkan informasi tentang: 1 kelengkapan informasi yang diberikan sesuai dengan standar pelayanan kefarmasian menurut Peraturan
Menteri kesehatan, 2 teknis pelayanan informasi obat yang sesuai dengan Permenkes.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seperti apakah pelayanan informasi obat pada pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati
Bantul, Yogyakarta dengan mengacu pada standar pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014.
2. Tujuan Khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi kelengkapan informasi yang diberikan Apoteker pada
pasien di instalasi farmasi RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta dengan standar pelayanan kefarmasian berdasarkan Peraturan
Menteri Kesehatan No. 58 Tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan di Rumah Sakit.
b. Mengidentifikasi permasalahan yang ditemukan dalam teknis pelayanan informasi obat yang diberikan pada pasien di instalasi farmasi RSUD
Panem bahan Senopati Bantul, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Apoteker
Apoteker menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 889 Tahun 2011 adalah Sarjana Farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan telah mengucapkan
sumpah jabatan Apoteker Permenkes No.889, 2011. Apoteker sebagai pelaku utama pelayanan kefarmasian yang bertugas sebagai pelaksana kesehatan diberi
wewenang sesuai dengan kompetensi pendidikan yang diperolehnya, sehingga terkait erat dengan hak dan kewajibannya Standar Kompetensi Apoteker
Indonesia, 2011. Berdasarkan PP No. 51 tahun 2009 pasal 21 ayat 1 tentang pekerjaan
kefarmasian, dalam menjalankan praktek kefarmasian pada Fasilitas Pelayanan Kefarmasian, Apoteker harus menerapkan standar pelayanan kefarmasian. Ayat 2
menjelaskan jika penyerahan dan pelayanan obat berdasarkan resep dokter dilaksanakan oleh Apoteker. Menurut pasal 19, yang dimaksud dengan Fasilitas
Pelayanan Kefarmasian berupa: 1apotek, 2instalasi farmasi rumah sakit, 3puskesmas, 4klinik, 5toko obat, atau 6praktek bersama.
Surat Tanda Registrasi Apoteker STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Menteri kepada Apoteker yang telah diregistrasi. Surat Izin Praktik
Apoteker SIPA adalah surat izin yang diberikan kepada Apoteker untuk dapat melaksanakan praktik kefarmasian pada fasilitas pelayanan kefarmasian. Setiap
tenaga kefarmasian yang menjalankan pekerjaan kefarmasian wajib memiliki surat tanda registrasi berupa STRA bagi Apoteker Permenkes No. 889, 2011.