ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca
adalah bagian dari risiko ekonomi.
G. Perumusan Hipotesis
Menurut Teori Purchasing Power Parity PPP risiko nilai tukar tidak relevan karena pergerakan nilai tukar merupakan reaksi terhadap pergerakan
harga antar negara. Jadi, dampak nilai tukar terkompensasi dengan perubahan harga, namun teori PPP tidak selalu berlaku sehingga nilai tukar tidak selalu
berubah sesuai dengan perbedaan inflasi antara dua negara, dan karena dampak kompensasi sempurna tidak mungkin terjadi maka kemampuan kompetitif
suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh pergerakan nilai tukar. Meskipun PPP terjadi selama periode waktu yang panjang, hal ini tidak dapat meyakinkan
manajer perusahaan multinasional yang sedang fokus pada kinerja kuartal atau tahun berikutnya Madura, 2006. Akan tetapi menurut Dufey dan Sricavasulu
1983 dan Dufey dan Giddy 2003 pada jangka pendek dan menengah di masa mendatang, akan ada penyimpangan dari teori PPP, oleh sebab itu,
pendapat dalam teori PPP tidak relevan dan berarti risiko nilai tukar ada. Bukti empiris lain yang menyatakan bahwa pendapat teori PPP tidak relevan dalam
jangka pendek disampaikan oleh Officer 1982, Taylor 1995, Rogoff 1996, Buckley 2012 dan Madura 2014 yang menunjukkan jika perencanaan
perusahaan di masa depan lebih pendek dari yang dibutuhkan teori PPP untuk bertahan, maka perusahaan bisa terkena risiko nilai tukar, situasi ini banyak
dihadapi oleh para manajer perusahaan dan diperlukan tindakan untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengatasinya. Teori Portofolio dan Capital Asset Pricing Model CAPM menunjukkan
bahwa risiko nilai tukar tidak menjadi masalah apabila risiko tersebut sepenuhnya tidak sistematis dan dapat diversifikasi oleh para investor yang
memegang portofolio investasi yang dapat terdiversifikasi dengan baik. Namun, ada pandangan kontra atas Teori Portofolio dan CAPM yang
dikemukakan oleh Rawls dan Smithson 1993 dengan menunjukkan bahwa argumen di atas tidak berlaku untuk perusahaan-perusahaan swasta dimana
pemegang sahamnya kurang terdiversifikasi dengan baik, dan konsekuensinya mereka akan lebih peduli dengan risiko total daripada risiko sistematis. Risiko
sistematis adalah segala pengaruh pasar, misalnya kondisi perekonomian, yang mempengaruhi semua aktiva Kuncoro, 2009. Oleh karena itu, untuk sebuah
perusahaan swasta, hedging menjadi relevan. Menurut Teori Pengharapan, perusahaan tidak perlu mengambil alih nilai pasar ke depan di mana
perusahaan memiliki sejumlah besar transaksi dalam mata uang yang berdenominasi, sebagai keuntungan dan kerugian meskipun keluar dalam
jangka panjang. Semakin tinggi bidoffer yang menyebar maka akan dibebankan ke dealer mata uang pada kontrak berjangka dibandingkan dengan
transaksi spot yang juga mencegah mengambil ke depan. Menurut teori ini, perusahaan sebaiknya tidak melakukan hedging dan berurusan di pasar spot
pada saat jatuh tempo transaksi. Namun, Buckley 2012 menolak argumen Teori Pengharapan dan menunjukkan bahwa dengan gagal untuk melakukan
hedging, risiko transaksi valuta perusahaan mungkin akan mengalami kerugian
besar pada piutang atau hutang valuta asing yang sangat besar. Hilangnya mata uang dapat mengakibatkan kerugian secara keseluruhan untuk perusahaan
dalam periode keuangan tertentu, yang dapat menyebabkan segala macam kesulitan keuangan. Hagelin 2003 juga memberikan bukti empiris yang
menunjukkan bahwa risiko transaksi hedging perusahaan dengan derivatif mata uang dapat mengurangi biaya tidak langsung dari kesulitan keuangan. Risiko
transaksi relevan, dan hedging akan mengurangi potensi kerugian jangka pendek yang jika sangat signifikan dapat menyebabkan kebangkrutan
perusahaan. Levi 2009 berpendapat bahwa risiko translasi tidak masalah dan tidak perlu dilindung nilaikan hedged. Risiko translasi akan mempengaruhi
nilai bersih dan rasio dari suatu perusahaan. Jika perusahaan tidak cukup likuid, maka pelanggaran persyaratan perjanjian pinjaman dapat menyebabkan
perusahaan menjadi kurator dan manajer akan kehilangan pekerjaan mereka. Hagelin dan Pramborg 2002 juga menemukan hubungan positif antara
hedging risiko translasi mata uang dan persyaratan pinjaman. Mereka
menyimpulkan bahwa perusahaan menghindari risiko translasi mata uang untuk mengamankan akses mereka pada pendanaan. Laba konsolidasi
dipengaruhi oleh risiko translasi. Hal ini akan mempengaruhi nilai buku target keuangan yang dinyatakan sebagai laba per saham, aktiva bersih per saham dan
pertumbuhan laba sebelum pajak. Selanjutnya, melaporkan laba dapat digunakan sebagai dasar untuk menyatakan dividen, dan manajemen dapat
memiliki stabilitas laba sebagai tujuan perusahaan untuk memuaskan investor dan lembaga kredit Hekman, 1989; Eiteman et al, 2012. Argumen ini,
menunjukkan bahwa risiko translasi relevan dan harus dilindungi nilainya. Shapiro 2013 mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan
antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat
menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko
transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi. Berdasarkan literatur teoritis tersebut, hubungan antara risiko nilai
tukar dengan kinerja keuangan dapat dinyatakan dalam hipotesis berikut : H
a
` : Terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum dan saat Pemerintahan Jokowi.
H
o
: Tidak terdapat hubungan antara risiko nilai tukar dengan kinerja keuangan sebelum dan saat Pemerintahan Jokowi.
33
BAB III METODA PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasional dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, yaitu mendeskripsikan hubungan
antara risiko nilai tukar terhadap kinerja keuangan bank.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1.
Tempat penelitian
Tempat penelitian akan dilakukan di pojok Bursa Efek Indonesia milik
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Waktu penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juni 2016.
C. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah bank-bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah laporan keuangan bank untuk periode 2010-2014.
D. Populasi Sasaran dan Sampel Penelitian
Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah seluruh bank komersial yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2010-2014. Kriteria
populasi sasaran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI