Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Sebelum Pemerintahan

b. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Sebelum Pemerintahan

Jokowi Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif kinerja keuangan bank sebelum Pemerintahan Jokowi. Tabel 5.2 Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi Laba2010 Laba2011 Laba2012 Laba2013 N Valid 24 24 24 24 Missing Mean 1815133596799 2384541836193 2904781464607 3285209333529 Range 11471173000000 15183322879000 18716879000000 22490375000000 Minimum 1212000000 -95326879000 -29499000000 -1136045000000 Maximum 11472385000000 15087996000000 18687380000000 21354330000000 Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016 Grafik 5.2 Grafik Kinerja Keuangan Bank Sebelum Jokowi Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016 -5000000000000 5000000000000 10000000000000 15000000000000 20000000000000 25000000000000 Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Pada tabel 5.2 angka 24 menunjukkan jumlah data yang valid sah untuk diproses, sedangkan angka nol 0 menunjukkan jumlah data yang hilang missing. Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data yang hilang. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2010 adalah Rp 1.815.133.596.799,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 11.471.173.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2010 yang dialami oleh bank- bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 11.472.385.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2010 adalah Rp 1.212.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank QNB Indonesia Tbk dengan kode BKSW. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2011 adalah Rp 2.384.541.836.193,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 15.183.322.879.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2011 yang dialami oleh bank- bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 15.087.996.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2011 adalah Rp 95.326.879.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank MNC Internasional Tbk dengan kode BABP. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2012 adalah Rp 2.904.781.464.607,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI maksimum dan minimum sebesar Rp 18.716.879.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2012 yang dialami oleh bank- bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 18.687.380.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2012 adalah Rp 29.499.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank QNB Indonesia Tbk dengan kode BKSW. Rata-rata laba bersih setelah pajak tahun 2013 adalah Rp 3.285.209.333.529,00 dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 22.490.375.000.000,00. Laba bersih setelah pajak tertinggi pada tahun 2013 yang dialami oleh bank- bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 21.354.330.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank Rakyat Indonesia PerseroTbk dengan kode emiten BBRI, sedangkan laba bersih setelah pajak terendah selama tahun 2013 adalah Rp 1.136.045.000.000,00. Laba tersebut dialami oleh Bank J Trust Indonesia Tbk dengan kode BCIC. Pada grafik 5.2 dapat dilihat bahwa dari seluruh bank yang menjadi sampel untuk periode sebelum Pemerintahan Jokowi Tahun 2010-2013 sebagian besar bank mengalami kenaikan kinerja keuangan dari tahun ke tahun, namun ada pula bank yang justru mengalami penurunan kinerja keuangan dari tahun ke tahun. Ada sekitar 17 bank yang mengalami kenaikan kinerja keuangan, yaitu bank dengan kode emiten ARGO, BACA, BBCA, BBKP, BBNI, BBNP, BBRI, BDMN, BMRI, BNGA, PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI BNII, BSWD, INPC, MAYA, NSIP, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada 4 bank justru mengalami penurunan, yaitu bank dengan kode emiten BCIC, BSIM, MCOR, dan MEGA, serta sisanya sebanyak 3 bank selama periode tahun 2010-2013 kinerja keuangannya mengalami fluktuatif, yaitu bank dengan kode emiten BABP, BKSW dan BNBA. Pada grafik tersebut dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013 Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk selalu mendapatkan laba bersih setelah pajak tertinggi diantara bank-bank lain yang menjadi sampel penelitian.

c. Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Saat Pemerintahan Jokowi

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

7 57 83

Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) pada Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 66 136

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 44 113

ANALISIS PENGARUH RISK BASED BANK RATING (RBBR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-1014).

0 3 18

PENDAHULUAN Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Nasional Menggunakan Metode Camels Periode Tahun 2008-2010 ( Studi Kasus Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Hubungan number of branches, management efficiency, dan kompetisi dengan profitabilitas bank : studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

0 0 197

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA BANK (Studi Empirik pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 0 14

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ZAKAT BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 0 10