Risiko Nilai Tukar LANDASAN TEORI

b. Bank Syariah Bank syariah merupakan bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan dalam kegiatannya tidak membebankan bunga maupun tidak membayar bunga kepada nasabah. Imbalan yang diterima oleh bank syariah, maupun yang dibayarkan kepada nasabah tergantung pada akad dan perjajian antara nasabah dan bank.

C. Risiko Nilai Tukar

Menurut Taswan 2006 risiko nilai tukar adalah potensi timbulnya kerugian akibat bergeraknya nilai tukar di pasar kearah yang berlawanan dengan ekspektasi posisi portofolio bank. Sedangkan menurut Fahmi 2011 risiko valuta asing valuta asing adalah risiko yang disebabkan oleh perubahan kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan, terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik. Setiap negara yang masuk dalam lingkungan global harus berhadapan dengan kondisi perubahan nilai tukar uang exchange rate yang setiap waktu terus mengalami kondisi fluktuatif. Menurut Fahmi 2011 ada beberapa keuntungan dan kerugian dari pergerakan valuta asing bagi kinerja keuangan perusahaan, yaitu: 1. Transaksi yang mengakibatkan laba atau rugi ditranslasikan pada nilai mata uang rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan. 2. Aktiva dan kewajiban dalam neraca penutupan ditranslasikan pada nilai tukar yang berlaku pada tanggal penutupan laporan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3. Aktiva bersih pada neraca awal dinyatakan kembali dengan nilai tukar pada saat penutupan, yaitu selisih dari tahun sebelumnya akan dimasukkan dalam cadangan. 4. Perbedaan nilai tukar atas pinjaman dalam bentuk mata uang asing yang secara langsung dinaikkan untuk, atau untuk memberikan pembendung hedging terhadap aktiva tetap di luar negeri akan dimasukkan dalam cadangan dan akan di-offset terhadap perbedaan nilai tukar atas aktiva tersebut. 5. Semua keuntungan dan kerugian lainnya telah dimasukkan dalam laporan laba-rugi. Menurut Kamau 2015 risiko nilai tukar merupakan jumlah selisih kurs mata uang asing yang terdiri dari seluruh keuntungan atau kerugian dari hasil penjabaran laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian transaksi mata uang asing yang termasuk dalam laba atau rugi setelah pajak dalam laporan keuangan. Selain itu, risiko nilai tukar juga dapat mengarah pada efek yang merugikan atau menguntungkan pada nilai perusahaan. Hal itu muncul diakibatkan adanya fluktuasi tak terduga pada nilai tukar antara mata uang pelaporan suatu perusahaan dan mata uang asing lainnya. Menurut Madura 2000 dikarenakan nilai valuta berfluktuasi sepanjang waktu, sebuah bank yang memegang valuta asing mungkin akan mengalami kerugian atau keuntungan karenanya dan ada berbagai cara yang dapat digunakan bank dalam mengurangi risiko tersebut. Akan tetapi, sejumlah bank tidak berupaya untuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI meng-hedge posisi mereka dalam valuta asing jika mereka memperkirakan valuta asing yang dimaksud akan naik di masa mendatang. Menurut Taswan 2006 secara umum bank-bank menggunakan historical method untuk mengukur risiko nilai tukar. Historical method adalah metoda perhitungan value at risk dengan mempertimbangkan volatilitas nilai tukar valuta selama periode tertentu yang diobservasi. Volatilitas atau standar deviasi adalah besar simpangan data yang diukur dari nilai rata-rata tingkat perubahan data. Pengukuran VaR dengan menggunakan Net Open Position NOPPDN masing-masing valuta dilakukan setiap hari dengan menggunakan data historis 250 hari sebelumnya. Menurut Kuncoro dan Suhardjono 2002 kegiatan valuta asing dapat menempatkan bank dalam posisi long, short, atau square seimbang. Bank akan dikatakan posisi long dalam suatu mata uang apabila aktiva valuta asing lebih besar dari pasiva valuta asing dalam mata uang tersebut. Sedangkan posisi short terjadi apabila pasiva valuta asing lebih besar dari aktiva valuta asing dalam mata uang tersebut. Apabila jumlah aktiva valuta asing sama dengan jumlah pasiva valuta asing maka bank dikatakan dalam posisi square. Berikut tabel 2.1 yang menggambarkan Posisi Devisa Neto PDN bank. Tabel 2.1 Posisi Devisa Neto PDN 1. Aktiva valas Pasiva valas Posisi Long 2. Aktiva valas Pasiva valas Posisi Short 3. Aktiva valas = Pasiva valas Posisi Square Sumber: Kuncoro dan Suhardjono 2002: 299 Posisi Devisa Neto PDN merupakan selisih bersih antara aktiva dan pasiva valuta asing setelah memperhitungkan rekening-rekening administrasinya. Secara ringkas PDN dapat digambarkan dengan rumus: PDN = Bila PDN menunjukkan hasil yang positif maka disebut posisi long, sebaliknya apabila PDN menunjukkan hasil yang negatif maka disebut posisi short. Tabel 2.2 Posisi PDN 1. PDN Positif Posisi Long 2 PDN Negatif Posisi Short Sumber: Kuncoro dan Suhardjono 2002: 301 Menurut Kuncoro dan Suhardjono 2002 risiko mata uang terjadi apabila bank dalam posisi long aktiva valuta asing lebih besar dari pasiva valuta asing atau overbought dalam suatu mata uang dan nilai tukarnya menurun depresiasi maka bank akan menanggung rugi karena nilai uang yang dipelihara juga mengalami penurunan. Dikarenakan perubahan ini berlangsung cepat, maka nilai suatu posisi juga cepat berubah. Hal ini menyebabkan memelihara posisi yang cukup besar dalam suatu mata uang dapat menimbulkan risiko yang tinggi. Penetapan PDN dimaksudkan agar bank-bank dalam mengambil posisi selalu dalam pengawasan, sehingga apabila terjadi perubahan nilai tukar secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar bank tidak mengalami gangguan yang dapat berakibat fatal. Shapiro 2013 membandingkan antara risiko transaksi, risiko translasi dan risiko ekonomi dan menemukan bahwa pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Shapiro 2013 mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi.

D. Jenis-jenis Eksposur Valuta Asing

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

7 57 83

Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) pada Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 66 136

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 44 113

ANALISIS PENGARUH RISK BASED BANK RATING (RBBR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-1014).

0 3 18

PENDAHULUAN Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Nasional Menggunakan Metode Camels Periode Tahun 2008-2010 ( Studi Kasus Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Hubungan number of branches, management efficiency, dan kompetisi dengan profitabilitas bank : studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

0 0 197

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA BANK (Studi Empirik pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 0 14

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ZAKAT BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 0 10