Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses globalisasi yang tengah melanda dunia saat ini menyebabkan adanya pertukaran informasi yang sangat cepat. Adanya informasi ini akan dimanfaatkan oleh para pelaku ekonomi dalam menjalankan usahanya, dan akan menyebabkan timbulnya persaingan di pasar faktor produksi yang semakin tajam dalam dunia perdagangan internasional. Dalam melakukan aktivitas perdagangan internasional para pelaku ekonomi memerlukan adanya mata uang asing. Namun nilai tukar mata uang tidak selalu tetap melainkan terus berfluktuasi, dan perubahan ini merupakan suatu ketidakpastian yang dapat mempengaruhi aset dan liabilitas serta kinerja keuangan perusahaan, terutama perusahaan yang melakukan transaksi dalam mata uang asing. Selain faktor ekonomi, faktor sosial dan politik juga dapat mempengaruhi nilai tukar mata uang suatu negara. Perubahan nilai tukar mata uang sangat berpengaruh pada semua sektor industri di Indonesia, salah satunya sektor perbankan. Hal ini dikarenakan sektor perbankan merupakan salah satu sektor yang banyak melakukan transaksi dalam mata uang asing, dan kinerja bank dapat terpengaruh dengan adanya perubahan nilai tukar mata uang. Suatu bank yang aktif dalam perdagangan internasional dan transaksi valuta asing harus memelihara persediaan pada posisi tertentu dalam beberapa mata uang asing. Hal ini dilakukan untuk membuka peluang memperoleh keuntungan karena PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI adanya perubahan nilai tukar, sekaligus untuk mengurangi peluang menanggung risiko rugi Kuncoro dan Suhardjono, 2002. Dalam melakukan kegiatan usahanya bank akan selalu berhubungan dengan berbagai bentuk risiko. Risiko bank merupakan potensi terjadinya suatu kejadian yang dapat menimbulkan kerugian bagi bank. Adanya risiko ini memicu munculnya sebuah instrumen keuangan dan alat analisis untuk mengelola risiko, yaitu dengan cara melakukan manajemen risiko menggunakan analisis Value at Risk VaR. Pengukuran VaR dilakukan dengan menggunakan Posisi Devisa Neto PDN dari masing-masing valuta asing. Penetapan Posisi Devisa Neto PDN dimaksudkan agar bank-bank dalam mengambil posisi selalu dalam pengawasan, sehingga apabila terjadi perubahan nilai tukar secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar bank tidak mengalami gangguan yang dapat berakibat fatal. Pada tahun 2014 Indonesia mengalami gejolak politik yang berdampak begitu besar bagi perekonomian Indonesia, dimulai pada bulan Februari sampai April 2014, rupiah terus mengalami peningkatan hingga mencapai Rp 11.200,00 per USD. Pasca pemilihan pada tanggal 9 April 2014, suhu politik di Indonesia kembali memanas yang mengakibatkan rupiah melemah hingga menembus Rp 12.400,00 per USD. Kemudian pada bulan September sampai Oktober 2014 muncul isu jika Bank Sentral Amerika The Fed akan menaikkan suku bunganya hingga satu persen, hal ini membuat nilai tukar Amerika Serikat semakin menguat dan berdampak signifikan terhadap mata uang negara lain, termasuk rupiah. Puncaknya pada bulan November sampai Desember 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI nilai tukar rupiah memasuki masa terburuknya hingga rupiah sempat dikat egorikan kedalam “lima besar uang sampah di dunia” versi The Richest. Uang sampah merupakan uang yang mempunyai nilai sangat rendah terhadap mata uang lain. Ada beberapa studi mengenai dampak akuntansi dari risiko nilai tukar pada lembaga-lembaga non-bank di Amerika Serikat. Menurut penelitian Rodgriguez 1977 dalam Kamau, 2015, yang menguji dampak dari FASB No. 8 pada laba yang dilaporkan untuk perusahaan-perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1975, menemukan bahwa hanya 13 perusahaan dari total 70 perusahaan yang melaporkan dampak risiko nilai tukar lebih dari 5 persen dari laba bersih. Oleh karena itu Rodgriguez menyimpulkan bahwa dengan adopsi FASB No. 8 tidak akan secara material mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat. Menurut penelitian oleh Bisnis Internasional Money Report BIMR 1977, dalam Kamau, 2015, menemukan bahwa dampak rata-rata risiko nilai tukar adalah sebesar 8,3 persen dari laba bersih untuk 22 perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1976 dengan dampak terbesar kerugian sebesar 35,4 persen. Menurut Cooper 1978 dalam Kamau, 2015, pada sebuah survei penelitian tentang praktik manajemen yang digunakan untuk melawan dampak negatif dari SFAS No. 8 pada laporan keuangan perusahaan non-keuangan di Amerika Serikat menemukan bahwa sebanyak 185 perusahaan dari total 195 perusahaan memperkirakan bahwa efek pendapatan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10 persen. Dari hasil temuan tersebut, Cooper menyimpulkan bahwa dampak dari risiko nilai tukar pada laba bersih tidak signifikan untuk sebagian besar perusahaan. Menurut penelitian Griffin 1979 dalam Kamau, 2015, sampel yang digunakan pada penelitian Rodgriguez 1977 didasarkan pada perusahaan- perusahaan yang secara sukarela menerapkan FASB No. 8 sebelum tanggal efektif yang kemudian mengakibatkan perusahaan-perusahaan tersebut tidak mungkin secara material sudah dipengaruhi oleh implementasi awal. Baik Rodgriguez 1977 dan Cooper 1978 mendefinisikan dampak material menggunakan cut-off sebesar 5 persen dari laba bersih sementara tidak ada tingkat materialitas cut-off yang berlaku umum. Akibatnya, cut-off sebesar 5 persen bisa saja terlalu tinggi atau terlalu rendah untuk beberapa perusahaan. Menurut Kamau 2015 dalam penelitian yang dilakukan pada Bank Multilateral di Amerika Serikat untuk periode tahun 19981999-20052006 menggunakan uji regresi sederhana menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan Bank Multilateral untuk Periode Tahun 1998-2006. Berdasarkan hasil penelitian-penelitain sebelumnya, diketahui bahwa sebagian besar dari penelitian tersebut dilakukan di Amerika Serikat dan dikarenakan belum adanya penelitian mengenai risiko nilai tukar pada bank komersial di Indonesia mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tersebut dengan judul “Hubungan Risiko Nilai Tukar Dan Kinerja Keuangan Bank Sebelum Dan Saat Pemerintahan Joko Widodo Studi Empiris Pada Bank-Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2014 . ” PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

B. Batasan Masalah

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

7 57 83

Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) pada Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 66 136

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 44 113

ANALISIS PENGARUH RISK BASED BANK RATING (RBBR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-1014).

0 3 18

PENDAHULUAN Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Nasional Menggunakan Metode Camels Periode Tahun 2008-2010 ( Studi Kasus Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Hubungan number of branches, management efficiency, dan kompetisi dengan profitabilitas bank : studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

0 0 197

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA BANK (Studi Empirik pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 0 14

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ZAKAT BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 0 10