Akuntansi Risiko Nilai Tukar

tersebut tergantung pada dampak perubahan kurs terhadap volume penjualan, harga dan biaya di masa mendatang. Eksposur ini merupakan cara melihat eksposur dalam jangka panjang dalam perusahaan yang terlibat dalam bisnis internasional dan multitransaksi Kuncoro, 2009. Penerapan eksposur ini dilakukan dengan melakukan research dan analisis secara mendalam terhadap tren kurs valuta asing yang terjadi pada masa yang akan datang future analysis, mengkajinya dalam bentuk hubungannya dengan konsisi dari ekspor dan impor serta sebagiannya pada kondisi jangka panjang. Gambar 2.1 Perbandingan Konseptual antara Eksposur Transaksi, Ekonomi, dan Akuntansi Sumber: Kuncoro 2009: 261

E. Akuntansi Risiko Nilai Tukar

Dalam kaitannya dengan transaksi dalam mata uang asing, arus kas harus dicatat dalam mata uang fungsional. Mata uang fungsional adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas tersebut beroperasi. Oleh Waktu di mana terjadi perubahan VALUTA ASING Eksposur Akuntansi Perubahan yang pada dasarnya akuntansi dalam laporan keuangan konsolidasi akibat perubahan valuta asing Eksposur Ekonomi Perubahan dalam aliran kas yang diharapkan akibat perubahan yang tidak diharapkan dalam valuta asing Eksposur Transaksi Dampak ditetapkannya kewajiban dalam valuta asing sebelum terjadi perubahan valuta asing, namun baru diatasi setelah ada perubahan valuta asing PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI karena itu, kurs antara mata uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal arus kas harus diterapkan pada jumlah mata uang asing yang terkait. Langkah-langkah yang dapat diambil perusahaan untuk melakukan translasi mata uang asing menurut IAS 21 adalah sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi mata uang fungsional, yaitu mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana suatu entitas beroperasi 2. Mentraslasikan semua transaksi mata uang asing ke dalam mata uang fungsional seperti: a. Semua transaksi mata uang asing yang berasal dari pembelian atau penjualan barang dan jasa, pendapatan atau beban operasi lain, pelunasan atau peminjaman uang, aset yang dibeli atau dijual ditranslasikan ke dalam mata uang fungsional suatu entitas dengan menerapkan nilai tukar spot spot exchange rate pada tanggal transaksi. b. Translasi setelah pengakuan awal terdahulu dilaksanakan pada akhir dari setiap periode pelaporan adalah sebagai berikut: 1 Pos moneter dalam mata uang asing yang ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar penutup closing rate. 2 Pos non-moneter dalam mata uang asing dicatat atas dasar harga perolehan cost dan ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar pada tanggal transaksi. 3 Pos non-moneter dalam mata uang asing dicatat atas dasar jumlah yang direvaluasi nilai wajar yang ditranslasikan dengan menerapkan nilai tukar dari tanggal revaluasi penentuan nilai wajar. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pada paragraf 32 dan 48 dari IAS 21 mengisyaratkan bahwa semua selisih pertukaran yang ditimbulkan dari transalasi laporan keuangan dari suatu operasi luar negeri diakui dalam pendapatan komprehansif lain. Perbedaan pertukaran yang timbul akibat intrumen keuangan yang dicatat atas dasar nilai wajar merupakan bagian dari perbedaan translasi tersebut. Setiap entitas akan menyajikan laporan keuangannya dalam setiap mata uang. Mata uang penyajian adalah mata uang dimana laporan keuangan disajikan. Ada tiga langkah yang dapat digunakan untuk melakukan translasi mata uang fungsional menjadi mata uang penyajian, yaitu: 1. Mentranslasikan setiap aset dan liabilitas untuk setiap laporan posisi keuangan menurut kurs penutup pada tanggal laporan posisi keuangan. 2. Mentranslasikan setiap pendapatan dan beban dalam laporan laba-rugi komprehensif menurut kurs tukar pada tanggal transaksi. 3. Mengakui semua akibat selisih tukar ke dalam pendapatan komprehensif lain-lain. Akan tetapi, apabila laporan keuangan operasi luar negeri ditranslasikan menjadi mata uang penyajian, selisih kurs pada pos moneter selain yang mewakili investasi bersih dalam operasi luar negeri dicatat dalam laba atau rugi Ankarath, 2012. Pengungkapan yang berhubungan dengan translasi mata uang menurut paragraf 51-57 dari IAS 21 adalah sebagai berikut: 1. Pengungkapan terkait selisih translasi sekarang dibebankan ke laporan laba- rugi dan pendapatan komprehensif lain-lain. Jumlah selisih kurs yang diakui dalam laba atau rugi kecuali untuk yang timbul pada instrumen keuangan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI diukur menurut nilai wajar melalui laba atau rugi sesuai dengan IAS 39. Selisih kurs bersih yang diakui dalam pendapatan komprehensif lain-lain dan akumulasi di dalam suatu komponen ekuitas tersendiri dan sebuah rekonsiliasi dari jumlah selisih kurs yang semacam itu pada awal dan akhir periode. 2. Pengungkapan apabila mata uang penyajian berbeda dengan mata uang fungsional. Pengungkapan fakta secara bersama-sama dari mata uang fungsional dan alasan untuk menggunakan mata uang penyajian yang berbeda. 3. Pengungkapan apabila suatu entitas menyajikan laporan keuangan dalam suatu mata uang selain daripada mata uang fungsional. Entitas harus mengungkapkan fakta bahwa laporan keuangan sesuai dengan ketentuan IFRS termasuk metode translasi yang dirinci dalam paragraf 39 dan 42 IAS 21. 4. Pengungkapan apabila suatu entitas menyajikan laporan keuangan dalam suatu mata uang selain mata uang fungsional atau mata uang penyajian dan tidak sesuai dengan ketentuang IFRS sebagaimana yang dinyatakan dalam paragraf 55 IAS 21. Dalam hal ini entitas harus mengidentifikasikan dengan jelas informasi tambahan yang membedakannya dengan informasi yang sesuai dengan IFRS. Entitas juga harus mengungkapkan mata uang dimana informasi tersebut disajikan dan entitas juga harus mengungkapkan mata uang fungsional dan metode translasi yang digunakan untuk menentukan informasi tambahan Ankarath, 2012. Menurut Shapiro 2013 pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Selain itu Shapiro mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif, karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko ekonomi.

F. Penelitian Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Perbandingan Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012

7 57 83

Analisis Kinerja Keuangan dan Tingkat Kesehatan Bank Menggunakan Pendekatan Berdasarkan Risiko (Risk-based Bank Rating) pada Bank Pemerintah yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 66 136

Pengaruh Tingkat Bunga Sertifikat Bank Indonesia, Nilai Tukar Rupiah, Dan Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia

1 37 92

Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2014

0 44 113

ANALISIS PENGARUH RISK BASED BANK RATING (RBBR) TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERBANKAN (STUDI PADA BANK UMUM YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-1014).

0 3 18

PENDAHULUAN Analisis Penilaian Kinerja Keuangan Bank Pemerintah Dan Bank Swasta Nasional Menggunakan Metode Camels Periode Tahun 2008-2010 ( Studi Kasus Pada Bank Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia).

0 0 7

Hubungan number of branches, management efficiency, dan kompetisi dengan profitabilitas bank : studi empiris pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2014.

0 0 197

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN BANK SWASTA NASIONAL DAN BANK PEMERINTAH YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA.

0 0 62

PENGARUH RISIKO KREDIT DAN EFISIENSI OPERASIONAL TERHADAP KINERJA BANK (Studi Empirik pada Bank yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

1 0 14

PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP ZAKAT BANK UMUM SYARIAH YANG TERDAFTAR DI BANK INDONESIA PERIODE 2010-2014

0 0 10