BNII, BSWD, INPC, MAYA, NSIP, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada 4 bank justru mengalami penurunan, yaitu bank dengan kode emiten
BCIC, BSIM, MCOR, dan MEGA, serta sisanya sebanyak 3 bank selama periode tahun 2010-2013 kinerja keuangannya mengalami fluktuatif,
yaitu bank dengan kode emiten BABP, BKSW dan BNBA. Pada grafik tersebut dapat diketahui bahwa selama tahun 2010-2013 Bank Rakyat
Indonesia Persero Tbk selalu mendapatkan laba bersih setelah pajak tertinggi diantara bank-bank lain yang menjadi sampel penelitian.
c. Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Saat Pemerintahan Jokowi
Tabel dibawah ini menunjukkan hasil uji statistik deskriptif risiko nilai tukar bank saat Pemerintahan Jokowi.
Tabel 5.3 Statistik Deskriptif Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi
N Valid
28 Missing
Mean 49978455414
Range 832944000000
Minimum -87205000000
Maximum 745739000000
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Grafik 5.3 Grafik Risiko Nilai Tukar Bank Saat Jokowi
Sumber: Data sekunder yang sudah diolah, 2016
Pada tabel 5.3 angka 28 menunjukkan jumlah data yang valid sah untuk diproses, sedangkan angka nol 0 menunjukkan jumlah data yang
hilang missing. Hal ini berarti semua data diproses dan tidak ada data yang hilang. Rata-rata risiko nilai tukar adalah Rp 49.978.455.414,00
dengan range yang merupakan jarak antara nilai maksimum dan minimum sebesar Rp 832.944.000.000,00. Risiko nilai tukar tertinggi
pada saat Pemerintahan Jokowi yang dialami oleh bank-bank yang menjadi sampel penelitian adalah Rp 745.739.000.000,00. Risiko
tersebut dialami oleh Bank Negara Indonesia PerseroTbk dengan kode emiten BBNI pada tahun 2014, sedangkan risiko nilai tukar bank
Rp200,000,000,000 Rp100,000,000,000
Rp- Rp100,000,000,000
Rp200,000,000,000
Rp300,000,000,000 Rp400,000,000,000
Rp500,000,000,000 Rp600,000,000,000
Rp700,000,000,000 Rp800,000,000,000
A G
RO A
G RS
BA BP
BA CA
BBCA
BBK P
BBMD BBN
I BBN
P BBRI
BCIC BD
MN BJ
BR BJ
T M
BK SW
BMRI BN
BA BN
G A
BN II
BSIM BSW
D IN
P C
MA Y
A MCO
R ME
G A
N IS
P PN
BN SD
RA
Risiko Nilai Tukar Saat Jokowi
Tahun 2014
terendah tahun 2014 adalah Rp 87.205.000.000,00. Risiko tersebut dialami oleh Bank NISP OCBC Tbk dengan kode NISP pada tahun 2014.
Pada grafik 5.3 dapat dilihat bahwa untuk periode saat Pemerintahan Jokowi Tahun 2014 sebagian besar bank memiliki risiko
nilai tukar dengan tren positif pada tahun 2014, namun ada pula bank yang justru mengalami tren negatif pada tahun 2014. Ada 21 bank yang
mengalami risiko nilai tukar dengan tren positif pada tahun 2014, yaitu bank dengan kode emiten AGRO, AGRS, BABP, BACA, BBCA, BBKP,
BBNI, BBNP, BBRI, BCIC, BJBR, BKSW, BNBA, BNII, BSWD, INPC, MAYA, MCOR, MEGA, PNBN, dan SDRA, sedangkan ada 7
bank yang memiliki risiko nilai tukar dengan tren negatif, yaitu bank dengan kode emiten BBMD, BDMN, BJTM, BMRI, BNGA, BSIM,
NISP.
d. Statistik Deskriptif Kinerja Keuangan Saat Pemerintahan Jokowi