Menurut Shapiro 2013 pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di
masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan keuangan yang sudah ada. Selain itu Shapiro
mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif, karena didasarkan pada kegiatan yang terjadi di
masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko ekonomi dalam arti bahwa
kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca adalah bagian dari risiko
ekonomi.
F. Penelitian Terdahulu
Beberapa studi yang telah dilakukan mengenai dampak akuntansi dari risiko nilai tukar untuk lembaga non-bank di Amerika Serikat, yaitu: Penelitian
Rodgriguez 1977 dalam Kamau 2015, menggunakan laporan tahunan untuk menguji dampak dari FASB No 8 pada laba yang dilaporkan untuk sampel
perusahaan-perusahaan non-keuangan Amerika Serikat pada tahun 1975. Dalam penelitiannya Rodgriguez menemukan bahwa hanya 13 perusahaan dari
total 70 perusahaan yaitu 19 persen yang melaporkan dampak risiko nilai tukar lebih dari 5 persen dari laba bersih. Oleh karena itu dia menyimpulkan
bahwa dengan adopsi FASB No 8 tidak secara material mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan multinasional non-keuangan di Amerika Serikat.
Penelitian oleh Bisnis Internasional Money Report BIMR 1977 dalam PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kamau 2015, menemukan bahwa dampak rata-rata risiko nilai tukar adalah 8,3 persen dari laba bersih untuk 22 perusahaan multinasional non-keuangan di
Amerika Serikat pada tahun 1976. Dampak terbesar kerugian pertukaran pada laba bersih yang ditemukan dalam penelitian ini adalah 35,4 persen. Cooper
1978 dalam Kamau 2015, pada sebuah survei penelitian dengan mengirimkan kuesioner kepada para petugas keuangan pada 620 perusahaan
non-keuangan di Amerika Serikat pada tahun 1975 dengan tujuan untuk mengumpulkan informasi tentang praktek manajemen yang digunakan untuk
melawan dampak negatif dari SFAS No 8 pada laporan keuangan mereka. Sebanyak 195 perusahaan menanggapi survei dan menghasilkan tingkat
tanggapan sekitar 31 persen, dari hasil tersebut peneliti menemukan bahwa sebanyak 185 perusahaan dari total 195 perusahaan yaitu 95 persen
memperkirakan bahwa efek pendapatan risiko nilai tukar adalah kurang dari 10 persen. Kesimpulan Cooper ialah dampak risiko nilai tukar pada laba bersih
tidak signifikan untuk sebagian besar perusahaan. Penelitian dari Rodgriguez 1977, BIMR 1977 dan Cooper 1978
melaporkan bahwa temuan cross-sectional dari efek risiko nilai tukar terhadap kinerja keuangan tidak memberikan tren analisis data dan akan memberikan
gambaran yang lebih lengkap dan tidak terdistorsi oleh peristiwa khusus. Keterbatasan ini kemudian dibahas dalam penelitian Griffin 1979 dalam
Kamau 2015, yang menunjukkan bahwa sampel Rodgriguez 1977 didasarkan pada perusahaan-perusahaan yang secara sukarela menerapkan
FASB No. 8 sebelum tanggal efektif mengakibatkan perusahaan-perusahaan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut tidak mungkin secara material telah dipengaruhi oleh implementasi awal. Hal ini relevan dengan 55 persen dari perusahaan-perusahaan yang
merespon penelitian Cooper 1978. Baik Rodgriguez 1977 dan Cooper 1978 mendefinisikan dampak material menggunakan cut-off sebesar 5 persen
dari laba bersih. Tidak ada materialitas tingkat cut-off yang berlaku umum. Akibatnya, 5 persen cut-off point mungkin bisa menjadi tinggi atau terlalu
rendah untuk beberapa perusahaan. Singkatnya, penelitian sebelumnya menemukan bahwa dampak akuntansi dari perkiraan risiko nilai tukar adalah
kurang dari 10 persen dari laba bersih. Menurut Kamau 2015 dalam penelitian yang dilakukan pada Bank
Multilateral di Amerika Serikat untuk periode tahun 1998 sampai 2006 menggunakan uji regresi sederhana, menemukan nilai
p value α = 0,776 0,005. Kesimpulan Kamau menyatakan bahwa tidak ada pengaruh yang
signifikan antara risiko nilai tukar dan kinerja keuangan Bank Multilateral untuk Periode Tahun 19981999-20052006. Shapiro 2013 membandingkan
antara risiko transaksi, risiko translasi dan risiko ekonomi dan menemukan bahwa pengukuran dan dampak dari risiko transalasi retrospektif di masa depan
karena didasarkan pada tindakan yang terjadi di masa lalu. Oleh karena itu risiko translasi berdampak pada aset dan liabilitas di neraca dan item laporan
keuangan yang sudah ada. Shapiro 2013 mengamati bahwa pengukuran risiko transaksi menggabungkan antara retrospektif dan prospektif karena didasarkan
pada kegiatan yang terjadi di masa lalu tetapi diselesaikan di masa depan. Sehingga risiko transaksi dapat menjadi bagian dari risiko transalasi dan risiko
ekonomi dalam arti bahwa kontrak yang sudah masuk dan dicatat di neraca merupakan bagian dari risiko transalasi dan kontrak belum diakui di neraca
adalah bagian dari risiko ekonomi.
G. Perumusan Hipotesis