Terapi Pasangan dan Keluarga Terapi Sinema Kelompok

16 mereka merasa tidak cocok dengan pandangan dominan mereka sendiri. Pengalaman-pengalaman yang luar biasa ini menghubungkan kembali klien kepada sumber informasi yang mereka lupakan Wolz, 2011.

2.1.4.2 Terapi Pasangan dan Keluarga

Wolz 2011 mengatakan bahwa terapi pasangan dan keluarga berorientasi pada sistem dan pelatihan komunikasi yang dikombinasikan dengan menonton film yang bertujuan menunjukkan dinamika dalam keluarga. Hal ini membantu klien untuk memahami masalah mereka sebagai fungsi dari bagian sistem yang lebih besar, mengidentifikasi dan membandingkan apa yang dirasakan telah memuaskan dan belum memuaskan sesuai dengan sistem mereka, menkomunikasikan konsep yang tidak lazim pada pasangan mereka melalui film yang memperkenalkannya pada mereka dalam gambar-gambar yang mudah dipahami, serta berguna untuk menghubungkan atau memperbaiki hubungan mereka melalui peningkatan komunikasi. Solusi dicari dengan menonton film yang berisi perjuangan tokoh dalam masalah yang sama ketika salah satu anggota keluarga menolak terapi, sehingga akan membantu klien untuk lebih bersifat terbuka karena tidak lagi terintimidasi oleh proses terapi dan tidak takut untuk disalahkan Wolz, 2011.

2.1.4.3 Terapi Sinema Kelompok

Wolz 2011 menjelaskan bahwa dalam terapi dengan grup pendukung, anggota kelompok sering mengalami penyembuhan dan transformasi karena orang lain juga hadir untuk berbagi dan berempati. Dampak dari film sebagai katalis Universitas Sumatera Utara 17 untuk proses psikologis sejalan dengan efek terapi dari dinamika kelompok. Refleksi anggota kelompok mengenai respon emosional pada film adalah komponen utama yang memperkaya terapi kelompok. Peserta memperoleh alat yang efektif untuk mengenal diri mereka sendiri dan orang lain melalui pemahaman dan saling berbagi tentang adegan atau karakter yang menyentuh. Suasana hati yang menyenangkan muncul setelah menonton film yang lucu dan menggembirakan, sedangkan suasana hati yang lebih berat dirasakan setelah menonton film yang membahas hubungan dan kehidupan yang penuh masalah Wolz, 2011. Hal ini membuktikan bahwa manusia rentan terhadap pengaruh dari luar. Film yang bahkan bukanlah sebuah kenyataan melainkan merupakan cahaya yang diproyeksikan melalui layar juga dapat mempengaruhi manusia. Pengalaman batin seseorang dibentuk oleh proyeksi terhadap lingkungan disekitarnya Wolz, 2011.

2.1.5 Tahapan Terapi Sinema