20
2.2.2.2 Perkembangan Psikososial
Wong 2009
menyebutkan bahwa
tahapan keempat
dalam perkembangan psikososial menurut Erikson adalah tahap industri dan inferioritas
enam sampai dua belas tahun. Tahap ini adalah tahap dimana anak siap bekerja dan berproduksi. Mereka mau terlibat dalam melaksanakan tugas dan aktivitas
hingga selesai dan menginginkan pencapaian yang nyata. Pada masa ini anak akan belajar berkompetisi dan bekerja sama dengan mempelajari aturan-aturan yang
akan mendorong mereka untuk memproduksi kompetensi. Saat ini adalah waktu dimana anak memantapkan hubungan sosial mereka. Rasa inferioritas dapat
terjadi apabila terlalu banyak yang diharapkan dari mereka atau jika mereka percaya bahwa mereka tidak dapat memenuhi standar yang ditetapkan orang lain
pada mereka. Perasaan inferioritas atau kurang berharga dapat diperoleh dari anak sendiri atau dari lingkungan mereka.
Wong 2009 menjelaskan bahwa masa usia sekolah merupakan masa perkembangan psikoseksual yang dideskripsikan oleh Freud sebagai periode laten,
yaitu periode antara fase Odipus pada masa kanak-kanak awal dan erotisme pada masa remaja. Periode laten merupakan periode dimana anak membina hubungan
dengan teman sebaya sesama jenis setelah pengabaian pada tahun-tahun sebelumnya dan didahului ketertarikan pada lawan jenis yang menyertai pubertas.
2.2.2.3 Perkembangan Kognitif
Anak usia
sekolah mulai
memperoleh kemampuan
untuk menghubungkan serangkaian kejadian yang dapat menggambarkan mental anak,
dimana gambaran tersebut dapat diungkapkan secara verbal atau pun simbolik.
Universitas Sumatera Utara
21
Tahap ini disebut sebagai tahap operasional konkret menurut Pieget, yaitu tahap dimana anak mampu menggunakan proses berpikir untuk mengalami peristiwa
dan tindakan, juga merupakan tahap dimana egosentris telah digantikan dengan proses pikir yang memungkinkan anak melihat sesuatu dari sudut pandang orang
lain Wong, 2009. Keterampilan yang paling penting pada usia sekolah yaitu keterampilan
membaca yang merupakan alat paling berharga untuk menyelidiki kemandirian anak. Kemampuan anak untuk mengeksplorasi, berimajinasi dan memperluas
pengetahuan ditingkatkan dengan kemampuan membaca Wong, 2009.
2.2.2.4 Perkembangan Moral
Perkembangan psikomoral anak menurut Kohlberg disimpulkan kembali oleh Wong 2009 dalam tiga tingkat utama, yaitu tingkat prakonvensional,
konvensional dan pascakonvensional, autonomi atau prinsip. Anak usia sekolah berada pada tingkat konvensional, yaitu tahap dimana anak terfokus pada
kepatuhan dan loyalitas. Perilaku yang disetujui atau membantu orang dianggap sebagai perilaku yang baik.
Anak usia enam sampai tujuh tahun mengetahui peraturan dan perilaku yang diharapkan dari mereka tetapi tidak memahami alasannya sehingga
penguatan dan hukuman menjadi tolak ukur apakah suatu tindakan benar atau salah. Anak usia sekolah yang lebih besar lebih mampu menilai suatu tindakan
berdasarkan niat dibandingkan akibat yang dihasilkannya, menggunakan berbagai pandangan yang berbeda untuk membuat penilaian, dan mampu memahami dan
Universitas Sumatera Utara
22
menerima konsep memperlakukan orang lain seperti bagaimana mereka ingin diperlakukan Wong, 2009.
2.2.2.5 Perkembangan Spiritual