10
2.1.3.3 Cara Katartik
Nichols dan Bierenbaum 1978 dalam Wolz, 2011 mengatakan bahwa teknik terapeutik katartik membantu terapis dalam mengakses emosi-emosi klien
yang terpendam dan membebaskannya. Metode ini didasarkan pada asumsi bahwa semakin banyak pengalaman katartik klien, semakin cepat pula proses
penyembuhannya. Perasaan yang menyedihkan tidak hanya dapat menyebabkan klien
menangis tetapi juga terbukti dapat menghasilkan bahan kimiawi penyebab stress pada tubuh manusia. Cara katarsis dapat membantu menetralkannya dengan jalan
melepaskan perasaan-perasaan terpendam. Pada dasarnya, manusia telah diberikan proses katartik alami seperti tertawa dan menangis untuk melepaskan
diri dari rasa sedih yang menyakitkan Wolz, 2011. Wolz 2011 menjelaskan bahwa film pada umumnya lebih banyak
menyebarkan gagasan-gagasannya melalui emosi dari pada melalui intelektual sehingga dapat menetralisir naluri untuk menekan perasaan dan mencetuskan
pelepasan emosi. Film membantu menyalurkan perasaan klien dengan menimbulkan emosi-emosi yang selama ini tertahan di dalam dirinya dengan lebih
mudah dari pada menuangkan perasaan tersebut pada kehidupan nyata dengan orang yang sebenarnya. Klien juga dapat merasakan pengalaman emosional yang
tersembunyi dari kesadaran mereka melalui identifikasi karakter tertentu dan keadaan-keadaan sulit para tokoh dalam film.
Wolz 2011 menerangkan teori Aristoteles yang menyatakan bahwa permainan sandiwara tragis memiliki kemampuan membersihkan jiwa dan
Universitas Sumatera Utara
11
menolong untuk memilih koping terhadap aspek-aspek kehidupan yang tidak dapat didamaikan dengan pemikiran rasional. Tragedi memiliki kekuatan katartik
karena hal itu membersihkan gangguan-gangguan emosi dan menyembuhkan truma Murnaghan, 1951 dalam Wolz, 2011.
Air mata dapat mengalir melalui sebuah film yang menyentuh perasaan, namun dalam beberapa kondisi tidak terjadi pada kehidupan nyata, terutama
ketika berada dibawah tekanan atau ancaman. Proses menonton dan berempati dengan sebuah karakter film yang mengalami tragedi dapat menstimulasi
keinginan pelepasan emosional. Pelepasan tersebut biasanya meningkatkan semangat dalam jiwa klien sementara waktu karena emosi yang meluap-luap.
Energi yang dialirkan oleh depresi dapat saja muncul kembali sewaktu-waktu. Kesempatan ini dapat digunakan untuk mulai menelusuri dan menyembuhkan
alasan mendasar atas depresi yang dialami, termasuk dukacita Wolz, 2011.
2.1.4 Area Terapi Sinema