Persiapan Fisik Persiapan Psikologik

24 penerimaan, uji darah, injeksi obat praoperatif jika diresepkan, periode sebelum dan selama pemindahan ke ruang operasi, dan kembalinya ke unit perawatan pasca-anastesi PACU Wong, 2009.

2.3.3.1. Persiapan Fisik

Persiapan fisik yang paling umum menjelang prosedur operasi ialah menyangkut kebutuhan nutrisi dan cairan. Masukan makanan atau air per oral harus sudah tidak diberikan 8 sampai 10 jam sebelum operasi. Makanan kecil diperbolehkan pada malam sebelumnya jika pembedahan dijadwalkan pagi hari. Pasien dehidrasi cairan per oral dianjurkan minum sebelum operasi dilakukan dan selain itu cairan diresepkan secara intravena, terutama pada pasien yang tidak mampu minum. Sarapan pagi lunak bisa saja diberikan jika pembedahan dijadwalkan pada siang hari dan tidak melibatkan bagian gastrointestinal manapun Smeltzer Bare, 2002.

2.3.3.2. Persiapan Psikologik

Smeltzer Bare 2002 menjelaskan bahwa segala bentuk prosedur operasi selalu didahului dengan suatu reaksi emosional tertentu oleh pasien yang bisa saja terlihat jelas atau tersembunyi, normal atau abnormal. Tindakan mempersiapkan anak menghadapi prosedur operasi akan menurunkan kecemasan anak dan meningkatkan kerja sama, mendukung keterampilan koping yang baru dan memfasilitasi perasaan untuk menguasai keadaan-keadaan yang berpotensi menimbulkan stress Greundemann Fernsebner, 2006. Universitas Sumatera Utara 25 Secara umum persiapan psikologik dapat menggunakan berbagai tehnik seperti yang dipakai pada persiapan anak untuk hospitalisasi, yaitu film, buku, permainan dan tur. Intervensi psikologik terdiri atas persiapan yang sistematik, latihan kejadian yang akan datang dan perawatan penunjang selama saat-saat stress misalnya saat masuk rumah sakit yang telah terbukti efektif dalam mempersiapkan anak. Peningkatan pengenalan dengan prosedur medis dapat menurunkan kecemasan Wong, 2009. Bermain adalah salah satu cara yang dapat digunakan anak untuk memanipulasi atau mengendalikan situasi, dan bermain dapat membantu anak mengatasi stress. Bermain praoperatif telah terbukti dapat mengurangi rasa cemas pada anak-anak Greundemann Fernsebner, 2006. Secara umum anak-anak berespon lebih baik terhadap materi permainan, dan anak-anak yang lebih besar berespon lebih baik terhadap film sebaya yang dilihatnya Greundemann dan Fernsebner, 2006. Selain itu tempramen anak, strategi koping yang sudah ada dan pengalaman sebelumnya terkait proses persiapan secara individual penting dipertimbangkan Greundemann Fernsebner, 2006 . Kehadiran orang tua selama induksi menjadi lebih sering dilakukan karena keinginan sebagian besar anak untuk terus bersama orang tua mereka selama prosedur sering menimbulkan stress pada anak. Anak diberikan benda kesukaan milik mereka jika orang tua memilih untuk tidak menghadiri atau tidak diperbolehkan menghadiri induksi, namun penting untuk segera dipertemukan dengan orang tua sesegera mungkin setelah prosedur operasi Wong, 2009. Lee, Universitas Sumatera Utara 26 et al. 2013 mengatakan bahwa salah satu intervensi untuk menangani kecemasan praoperatif ialah dengan mengizinkan orang tua mendampingi anak selama induksi anastesi, namun pengaruh intervensi ini terbatas. Pasien anak praoperatif penting untuk mendapatkan informasi terkait tindakan operasi yang akan dijalaninya. Usia dan perkembangan anak mempengaruhi jenis informasi yang diberikan dan kapan harus diberikan. Bayi dan anak toddler muda biasanya secara kognitif tidak mampu mengerti informasi prosedural yang terinci atau mengantisipasi kejadian. Anak toddler tua dapat diberikan penjelasan yang sederhana. Anak yang lebih tua memperoleh manfaat dari persiapan yang dilakukan beberapa hari sebelum prosedur karena memiliki waktu untuk berpikir respon apa yang akan diberikan dan perilaku apa yang dapat digunakan untuk mengatasi pengalaman operasi Melamed et al., 1976 dalam Greundemann Fernsebner, 2006. Penjelasan dengan waktu yang berdekatan sebelum prosedur aktual akan semakin baik untuk mencegah fantasi dan kekhawatiran pada anak yang lebih kecil. Prosedur yang kompleks lebih membutuhkan banyak waktu untuk asimilasi informasi, terutama pada anak-anak yang lebih besar Greundemann Fernsebner, 2006. Persiapan psikologik farmakologi dengan menggunakan sedatif sebelum anastesi premedikasi juga merupakan salah satu intervensi penanganan kecemasan praoperatif namun memiliki efek yang kurang baik Lee, et al., 2013. Universitas Sumatera Utara 27

2.3.4 Kecemasan Praoperatif pada Anak Usia Sekolah