Jadi buku panduan menulis karangan narasi termasuk dalam kategori bahan ajar cetak yang bersubstansi pengetahuan. Buku panduan menulis
karangan narasi siswa kelas 3 SD ini memuat mengenai fakta karangan narasi, konsep karangan narasi, prinsip karangan narasi, dan prosedur
menulis karangan narasi. Semua isi, materi, dan bahasa di dalam buku panduan menulis karangan narasi siswa kelas 3 SD harus sesuai dengan usia
pembaca. Masing-masing unsur tersebut sangat penting perannya dalam mensukseskan tujuan dibuatnya buku panduan menulis karangan nasari
untuk siswa kelas 3 SD. Perbedaan-perbedaan dari keempat unsur tersebut dijelaskan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Jenis Isi Mata Pelajaran dalam Ranah Pengetahuan
No. Jenis
Pengertian
1. Fakta
Segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peritiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama
orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. 2.
Konsep Segala hal yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa
timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti isi, dan sebagainya.
3. Prinsip
Hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta
hubungan antarkonsep yang menggambarkan im-plikasi sebab akibat.
4. Prosedur
Langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem.
2.1.10 Teknik Penyusunan Buku Panduan
Menurut Prastowo 2015:73 teknik penyusunan buku panduan, ada beberapa ketentuan yang hendaknya kita jadikan pedoman, di antaranya
sebagai berikut. a. Judul atau materi yang disajikan harus berintikan kompetensi dasar atau
materi pokok yang harus dicapai oleh peserta didik.
b. Untuk menyusun bahan ajar cetak ada enam hal lain yang perlu di- mengerti yaitu:
1 Susunan tampilannya jelas dan menarik. Pada aspek sususannya, handout sebaiknya disusun dengan urutan yan mudah, judul singkat,
terdapat daftar isi, struktur kognitifnya jelas, serta terdapat rangkum- an dan tugas pembaca.
2 Bahasa yang mudah. Maksudnya adalah mengalirnya kosakata, jelasnya kalimat, dan jelasnya hubungan antarkalimat, serta kalimat
yang digunakan tidak terlalu panjang. 3 Mampu menguji pemahaman. Hal ini berkaitan dengan menilai
melalui orangnya orangnya atau check list untuk pemahaman. 4 Adanya stimulan. Hal ini menyangkut enak tidaknya bahan ajar
cetak dilihat, tulisannya mendorong pembaca untuk berpikir, dan menguji stimulan.
5 Kemudahan dibaca. Hal ini menyangkut keramahan bahan ajar cetak terhadap mata. Dalam hal ini, huruf yang digunakan hendaknya tidak
terlalu kecil dan enak dibaca. Selain itu, urutan teksnya juga harus terstruktur dan mudah dibaca.
6 Materi instruksional. Hal ini menyangkut pemilihan teks, bahan kajian, dan lembar kerja.
2.1.11 Media Pembelajaran 1 Pengertian Media Pembelajaran
Menurut Musfiqon 2011:28 kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
“perantara” atau “pengantar”. Media pembelajaran dapat didefinisikan se- bagai alat bantu berupa fisik maupun nonfisik yang sengaja digunakan
sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pem- belajaran agar lebih efektif dan efisien. Media dalam pembelajaran cen-
derung diartikan sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektonis yang dapat menyampaikan informasi secara visual atau verbal.
Kustandi dan Sutjipto 2011:8 menyatakan bahwa media pem- belajaran merupakan alat yang dapat membantu proses belajar mengajar dan
berfungsi untuk memperjelas makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan lebih baik dan sempurna.
Jadi media pembelajaran merupakan alat bantu belajar mengajar baik berupa bentuk fisik maupun nonfisik untuk meningkatkan hasil belajar dan
kualitas pembelajaran.
2 Fungsi Media Pembelajaran
Menurut Sadiman 2010:17 fungsi media pembelajaran dibagi menjadi 4, antara lain:
1 Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka.
2 Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti misalnya:
a objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model;
b objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-speed photography;
d kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara
verbal; e objek yang kompleks misalnya mesin-mesin dapat disajikan
dengan model, diagram, dan lain-lain, dan f konsep yang terlalu luas gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan
lain-lain dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
3 Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan
berguna untuk: a menimbulkan kegairahan belajar;
b memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, dan
c memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut ke- mampuan dan minatnya.
4 Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan ling- kungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum dan
materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi
sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini dapat diatasi dengan media
pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam: a memberikan perangsang yang sama;
b mempersamakan pengelaman, dan c menimbulkan persepsi yang sama.
3 Jenis-jenis Media Pembelajaran
Djamarah 2010:124 menyatakan bahwa media yang telah dikenal dewasa ini tidak hanya terdiri dari dua jenis, tetapi lebih dari itu. Klasifi-
kasinya bisa dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan dari bahan serta cara pembuatannya. Semua ini akan dijelaskan pada pembahasan berikut.
1 Dilihat dari Jenisnya a Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan kemampuan
suara saja, seperti radio, cassette recorder, dan piringan hitam. Media ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelaianan
pada pendengaran.
b Media Visual adalah media yang hanya mengandalkan indra peng- lihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar diam
seperti film strip film rangkai, slides film bingkai foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. Ada pula media visual yang menampilkan
gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu, dan film kartun.
c Media Audiovisual adalah media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan yang lebih
baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama dan kedua. Media ini dibagi lagi menjadi dua yaitu, audiovisual diam dan
audiovisual gerak. 2 Dilihat dari Daya Liputnya
a Media dengan daya liput luas dan serentak mempunyai penggunaan media tidak terbatas oleh tempat dan ruang serta dapat menjangkau
jumlah anak didik yang banyak dalam waktu yang sama. b Media dengan daya liput yang terbatas oleh ruang dan tempat,
penggunaan media ini membutuhkan ruang dan tempat yang khusus seperti film, sound slides, film rangkai, yang harus menggunakan
tempat tertutup dan gelap. c Media untuk pengajaran individual, penggunaan media ini hanya
untuk seorang diri, seperti modul berprogram dan pengajaran me- lalui komputer.
3 Dilihat dari Bahan Pembuatannya
a Media Sederhana, mempunyai bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya
tidak sulit. b Media Kompleks adalah media yang bahan dan alat pembuatannya
sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan peng- gunaannya memerlukan keterampilan yang memadai.
4 Kriteria Pemilihan Media Pembelajaran
Nana Sudjana dan Ahmat Rivai dalam Djamarah, 2010:132 mengemukakan bahwa dalam memilih media untuk kepentingan pengajaran
sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1 Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya, media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur-unsur pemahaman,
aplikasi, analisis, sintesis, lebih mungkin digunakannya media peng- ajaran.
2 Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya, bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. 3 Kemudahan memperoleh media; artinya, media yang diperlukan mudah
diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu meng- ajar. Media grafis umumnya mudah dibuat oleh guru tanpa biaya yang
mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya.
4 Keterampilan guru dalam menggunakannya; artinya, apapun jenis media
yang diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang
diharapkan bukan pada medianya, tetapi dampak dari penggunaannya oleh guru pada saat terjadi interaksi belajar siswa dengan lingkung-
annya. Adanya OHP, proyektor film, komputer, dan alat-alat canggih lainnya, tetapi dapat menggunakannya dalam pengajaran untuk mem-
pertinggi kualitas pengajaran. 5 Tersedia waktu untuk menggunakannya, sehingga media tersebut dapat
bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlansung. 6 Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan
dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga makna terkandung didalamnya dapat dipahami oleh siswa. Menyajikan
grafik berisi data dan angka atau proporsi dalam bentuk persen bagi siswa SD kelas-kelas rendah tidak ada manfaatnya, lebih tepat dalam
bentuk gambar atau poster.
2.1.12 Big Book