BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pembelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu pembelajaran di SD yang mencerminkan sikap Pancasila. Siswa mempelajari dan menerapkan
Bahasa Indonesia sebagai wujud rasa cinta terhadap Negara Indonesia. Dalam UU No.20 tahun 2003 ditegaskan bahwa pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945, salah satu butir pancasila yang dapat diterapkan adalah mengembangkan rasa cinta terhadap
tanah air dan bangsa. Pada dasarnya, ada empat keterampilan berbahasa yang harus dimiliki
setiap siswa sebagai hasil belajar. Keempat keterampilan berbahasa tersebut yakni menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat keterampilan
berbahasa ini dalam penggunaaannya sebagai alat komunikasi tidak dapat ber- diri sendiri, satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan Dalman,
2015:1-2. Keterampilan menulis inilah yang termasuk ke dalam bidang sastra pada pembelajaran bahasa Indonesia. Keterampilan menulis adalah ke-
terampilan yang sangat penting dalam lingkungan pendidikan. Dengan adanya pembelajaran menulis di sekolah, siswa akan memiliki
kemampuan untuk mengungkapkan atau mengekspresikan gagasan, pendapat, maupun perasaan yang dimiliki. Siswa dapat mengembangkan daya pikir,
imajinasi, dan kreatifitas. Siswa juga akan lebih sering menggunakan
1
pengamatannya dalam menyikapi keadaan atau masalah di sekitarnya, siswa akan berpikir secara rasional dalam mengambil keputusan. Menulis karangan
tersebut, tertuang dalam kurikulum SD 2006 kelas 3 semester 2. Berdasarkan kurikulum 2006, salah satu pembelajaran sastra di sekolah
yaitu menulis karangan. Menulis karangan sederhana merupakan salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa SD, khususnya kelas 3. Menulis
karangan masuk dalam kompetensi dasar 8.1, yaitu menulis karangan sederhana berdasarkan gambar seri menggunakan pilihan kata dan kalimat
yang tepat dengan memperhatikan penggunaan ejaan, huruf kapital, dan tanda titik. Karangan dalam pembelajaran menulis mempunyai banyak jenis.
Menurut Dalman 2015:93-145 karangan mempunyai banyak jenis, antara lain: karangan deskripsi, narasi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Berhubungan dengan pembelajaran menulis karangan narasi, siswa diarahkan agar dapat membuat karya sastra untuk bisa dinikmati oleh diri sendiri
maupun orang lain, karena karangan narasi sangat penting dalam dunia pendidikan. Untuk mengembangkan ide atau gagasan menulis narasi bagi
siswa, diperlukan media pembelajaran yang sesuai dengan usia siswa, serta memberikan pengalaman langsung yang melekat kuat dalam ingatan siswa.
Sehingga imajinasi, dan kreativitas siswa dalam mengembangkan ide, dan menghubungkan setiap kalimat dapat berkembang dengan baik, dan mereka
dapat menghasilkan karya sastra yang sesuai dengan kompentensi dasarnya. Menulis karangan sederhana termasuk jenis karangan narasi. Narasi
merupakan cerita. Cerita ini berdasarkan pada serangkaian peristiwa atau
suatu kejadian. Dalam kejadian ini, ada satu atau lebih tokoh, dan tokoh ini mengalami konflik atau tikaian, karena kejadian, tokoh dan konflik merupa-
kan unsur pokok dalam suatu narasi Dalman, 2015:105. Melalui kegiatan menulis narasi, siswa dapat mengembangkan kreativitas mengolah kata de-
ngan baik. Siswa dapat memperluas daya imajinasinya dengan menuangkan kejadian yang mereka alami, menjadi sebuah tulisan sederhana. Dengan
menulis narasi sederhana, siswa akan belajar membuat kalimat-kalimat sederhana yang hanya terdiri dari SPOK subjek, predikat, objek, dan
keterangan, dan mengurutkan kalimat tersebut sesuai dengan alur setiap kejadian menjadi sebuah cerita, dimulai dengan menceritakan pengalaman
pribadi, dan menjadi tokoh utama dalam cerita mereka sendiri. Untuk memenuhi kompetensi ini, diperlukan media yang mendukung.
Untuk menggembangkan kreativitas menulis karangan narasi, diperlu- kan media pembelajaran yang mendukung. Media pembelajaran tersebut, di-
harapkan dapat membantu mengembangan daya kreativitas mengolah kalimat dan menambah perbendaharaan kosa kata siswa. Berkaitan dengan panduan
menulis karangan narasi, peneliti melakukan penelitian pada siswa kelas 3 di SDN Gajahmati. Hasil wawancara dan observasi mengungkapkan bahwa hasil
belajar menulis karangan narasi kurang memuaskan yaitu penggunaan kata hubung pada setiap awal kalimat sama, tidak adanya tanda baca apapun pada
kalimat yang dibuat oleh siswa, serta perbendaharaan kosa kata yang sangat sedikit. Hal tersebut, dikarenakan siswa tidak memiliki panduan dalam me-
nulis karangan narasi yang sesuai dengan unsur-unsur narasi yang benar dan
tepat. Siswa mempunyai perbendaharaan kosa kata yang sangat terbatas, di- sebabkan karena siswa sangat malas untuk berlatih membaca. Sikap malas
berlatih menulis dan membaca ini disebabkan karena media baca yang ada di sekolah sangatlah sederhana dan monoton seperti buku yang ada di
perpustakaan merupakan buku cetakan lama sehingga cerita yang diangkatpun tidak sesuai dengan masalah yang biasa siswa temui sekarang ini. Siswa
kurang bisa mengembangkan daya imajinasi untuk menulis dan tidak mem- punyai minat untuk membaca buku yang tersedia. Belum adanya buku pandu-
an menulis karangan narasi sangat berpengaruh, karena buku panduan sangat diperlukan untuk memudahkan siswa dalam memahami unsur karangan narasi
dan melakukan kegiatan menulis secara mandiri dan melakukan penilaian sendiri.
Buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua di- mensi yang dikembangkan oleh peneliti, diharapkan dapat digunakan guru dan
siswa dalam menunjang pembelajaran menulis karangan narasi sederhana untuk mencapai kompentensi dasar yang diingkinkan. Melihat kondisi di
lapangan, produk buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi belum banyak ditemukan di tempat umum. Hal tersebut
dibuktikan dengan sulitnya mencari produk buku panduan menulis karangan narasi dengan media big book dua dimensi di kota Pati. Bahkan guru-guru
yang mengajar di SDN Gajahmati tempat dilaksanakannya penelitian ini tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan big book serta bagaimana bentuk dan
fungsinya. Apabila big book tersebut digunakan untuk melatih siswa me-
ngembangkan keterampilan membaca, maka sudah memadai. Akan tetapi apabila buku tersebut digunakan sebagai penunjang untuk mengembangkan
keterampilan menulis karangan narasi sederhana, maka kurang memadai. Kemudian peneliti menciptakan buku panduan menulis karangan narasi
dengan media big book dua dimensi, dengan materi mengenai anggota keluarga, lingkungan sekitar, dan kegiatan menyenangkan sehingga menjadi
pengalaman yang mengesankankan bagi siswa. Pengalaman yang mengesan- kan akan melekat dengan kuat pada ingatan siswa, sehingga dalam pe-
manfatannya akan lebih efektif dan efesien. Penelitian yang mendukung permasalahan ini adalah penelitian yang di-
lakukan oleh Suyatinah, jurusan PGSD, FIP, Universitas Negeri Yogyakarta dengan judul
“Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis di Kelas II Sekolah Dasar
”. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan diketahui bahwa skor rata-rata keterampilan menulis siswa, sebelum diberikan tindakan adalah 54,
43 dengan skor terendah 39 dan skor tertinggi 71. Sementara itu setelah diberi tindakan skor rata-rata keterampilan menulis siswa adalah 71, 87 dengan skor
terendah 39 dan tertinggi 86. Disamping itu, juga diketahui: 1 motivasi belajar siswa pada pembelajaran menulis sebelum diberi tindakan adalah
63,3 dan sesudah diberi tindakan 96,7 2 perhatian siswa terhadap pem- belajaran menulis sebelum diberi tindakan 66,7 dan sesudah diberi tindakan
96,7 3 keaktifan siswa terhadap pembelajaran menulis sebelum diberi tindakan 36,7 dan sesudah diberi tindakan 93,3. Penerapan pembelajaran
menulis dengan pendekatan proses teknik koreksi antar teman dengan media
gambar telah membawa dampak yang baik bagi pengembangan keterampilan berbahasa siswa yakni siswa lebih banyak melakukan aktivitas membaca.
Kegiatan membaca sering dilakukan siswa pada waktu siswa merevisi, menyunting, dan mempublikasikan hasil tulisannya.
Penelitian lain yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan oleh Fred C. Lunenburg dari Sam Houston State University dan Melody R.
Lunenburg dari Willis ISD Texas dengan judul “Teaching Writing in
Elementary Schools: Using the Learning-to-Write Proce ss”. Hasil penelitian
ini bebentuk deskripsi, meyatakan bahwa untuk menulis dengan baik, siswa harus mempunyai rasa percaya diri dalam keterampilan menulis mereka. Rasa
percaya diri itu bisa dibangun oleh guru dengan membuktikan kepada siswa jaring keamanan, panduan dalam proses menulis siswa yaitu bagaimana me-
mulai, bagaimana prosesnya, dan bagaimana kesimpulannya. Ada 5 langkah dalam menulis narasi yang mana diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain:
prewriting, drafting, revising, editing, dan publishing. Setiap tahap dilakukan secara runtut, sehingga hasil yang diperoleh akan memusakan.
Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti melakukan kajian permasalahan menggunakan metode penelitian dan pengembangan atau
research and development RD dengan judul “Pengembangan Buku
Panduan Menulis Karangan Narasi dengan Media Big Book Dua Dimensi Siswa Kelas 3 SD
”.
1.2 Rumusan Masalah