✁
sebab anggota perusahaan dalam LQ-45 selalu berubah tiap periode, maka penulis mengambil sample LQ-45 pada saat memulai penelitian ini yaitu
periode februari-juli 2015. 2.
Perusahaan memiliki data yang diperlukan selama penelitian. 3.
Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangan tahunannya di BEI selama periode pengamatan penelitian.
Peneliti mengambil sampe LQ-45 karena perusahaan-perusahaan yang berada dalam grup LQ-45 merupakan perusahaan-perusahaan yang besar dan sudah menerapkan
corporate governance dengan baik. Sehingga laporan tahunan perusahaan LQ-45 adalah laporan keuangan yang berkualitas dan kemungkinan data yang diperlukan
dalam penelitian ini tersedia semakin besar. Hal ini juga disebabkan oleh karena hanya sedikit perusahaan di Indonesia yang menerapkan kepemilikan manajerial
didalam perusahaannya. Oleh karena itu peneliti menggunakan sampel LQ-45 untuk memudahkan peneliti mengambil sampel dengan data yang lengkap melalui
perusahaan-perusahaan besar yang berada dalam LQ-45.
3.3 Pengukuran Variabel Penelitian
3.3.1 Kinerja Keuangan
Kinerja perusahaan merupakan gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui
mengenai baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja pada masa lalu ataupun kondisi perusahaan di masa yang akan datang.
✂ ✄
Kinerja perusahaan dalam penelitian ini diproksikan dengan return on asset ROA, cash ratio Rasio Kas dan debt to asset ratio. Menurut Hanafi dan Halim 2003:27
ROA merupakan rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan profitabilitas mengukur kemampuan total aset perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau
laba. Dengan mengetahui ROA, kita dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasi untuk menghasilkan
keuntungan. ROA merupakan perbandingan antara laba bersih dengan total aset pada akhir
periode, yang digunakan sebagai indikator kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba Kurniasih dan Sari, 2013, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
Laba Bersih Setelah Pajak ROA
= x 100
Total Asset Cash ratio merupakan salah satu rasio likuiditas yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar kemampuan uang kas dan setara kas perusahaan yang tersedia untuk membayar kewajiban jangka pendeknya Iskandarsyah, 2010. Rasio kas juga sering
digunakan dalam menilai kinerja perusahaan melalui kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya. Rasio kas dihitung menggunakan perbandingan antara
kas dan setara kas perusahaan dengan utang lancar perusahaan Kaunang, 2013 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
☎ ✆
Kas dan Setara Kas Rasio Kas = x 100
Utang Lancar Debt to asset ratio adalah salah satu dari rasio solvabilitas. Debt to asset ratio
digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi syafri, 2008. Debt to asset ratio
merupakan perbandingan antara total hutang dengan total aktiva, yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membiayai aktiva menggunakan
hutang perusahaan. Semakin kecil debt to asset ratio maka semakin bagus kinerja perusahaan, sebab menunjukkan bahwa kecilnya aktiva yang dibiayai oleh hutang
perusahaan. Debt to asset ratio diukur dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Total hutang
Debt to asset ratio = x 100
Total Aktiva
3.3.2 Transparansi
Transparansi yang diproksikan oleh voluntary disclosure pengungkapan sukarela diukur dengan indeks pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan.
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan instrumen modifikasi yang digunakan oleh Rini 2010, Aripika 2013, serta Bhuiyan dan Biswas 2007.
Instrumen ini terdiri dari 11 point item. Kemudian 11 point item ini, dibagi menjadi