hutang. Maka dapat diartikan bahwa apabila debt to asset ratio tinggi, maka hampir semua asset yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh utang perusahaan, sebaliknya bila
debt to asset ratio rendah maka aktiva perusaahaan yang dibiayai oleh utang semakin rendah. DAR yang baik adalah perusaahaan yang memiliki DAR yang rendah, sebab
nilai rasio yang tinggi menunjukkan peningkatan dari resiko berupa ketidakmampuan perusahaan membayar semua kewajibannya dikarenakan rasio yang tinggi akan
mengakibatkan pembayaran bunga yang tinggi. Peneliti yang menggunakan debt to asset ratio sebagai gambaran dalam menilai kinerja keuangan adalah Orniati 2009
dan Nugroho 2010. Maka dalam penelitian ini diharapkan bahwa dengan semakin tingginya tingkat transparansi, kepemilikan institutional, kepemilikan manajerial dan
komisaris independen maka semakin rendah debt to asset ratio.
2.3 Corporate Governance
2.3.1 Pengertian
Corporate Governance
Isu corporate governance muncul ketika terjadi permasalahan yaitu pemisahan antara pihak manager sebagai pengelola perusahaan dengan pihak pemilik perusahaan yang
disebut dengan agency theory. Permasalahan ini berhubungan dengan kepercayaan kepada pengelola perusahaan untuk memastikan bahwa dana yang mereka tanam ke
perusahaan tidak dipergunakan oleh pengelola perusahaan dengan sia-sia atau bahkan untuk kepentingan manager sendiri. Sehingga perusahaan mengalami kerugian yang
tidak diketahui oleh pemilik perusahaan. Oleh karena itu corporate governance pun muncul untuk mengurangi permasalahan ini. Kemudian dalam signalling theory,
GCG juga membantu memberikan sinyal-sinyal kepada para investor dan kreditor tentang prospek perusahaan dan kinerjanya selama satu periode, serta untuk
mengurangi terjadinya asimetri informasi. Corporate governance adalah sistem pengawasan dan keseimbangan baik internal
maupun eksternal kepada perusahaan, yang menjamin bahwa perusahaan akan melaksanakan kewajibannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan dengan
perusahaan stakeholders dan bertindak dengan tanggung jawab sosial dalam segala bidang dari bisnis perusahaan yang bersangkutan Riyanto, 2011. Jadi, good
corporate governance adalah pengelolaan perusahaan yang baik guna mengurangi permasalahan antara pemilik perusahaan dengan pengelola perusahaan untuk
menciptakan perusahaan yang going concern, serta memberikan informasi yang akurat kepada para shareholders.
2.3.2 Tujuan
Corporate Governance
Tujuan GCG secara umum adalah untuk menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan, yang secara tegas oleh global corporate governance adalah
menjadi sebuah isu penting dunia. Organisasi mempunyai peran kunci untuk bermain dalam peningkatan pengembangan ekonomi sosial. Good governance adalah
mesinnya pertumbuhan global, pertanggungjawaban penyedia kerja, pelayanan publik dan privat, pengadaan barang dan jasa serta infrastruktur. Sekarang ini, efisiensi akan
pertanggungjawaban organisasi tidak peduli apakah organisasi publik atau privat. Good corporate governance telah menjadi agenda pokok internasional Utami, 2011.
The Indonesian Institute for Corporate Governance IICG mengungkapkan tujuan dari good corporate governance:
a. Meraih kembali kepercayaan investor dan kreditor nasional serta internasional.
b. Memenuhi tuntutan standar global.
c. Meminimalkan biaya kerugian dan biaya pencegahan atas penyalahgunaan
wewenang pengelolaan. d.
Meminimalkan cost of capital dengan menekan resiko yang dihadapi kreditur. e.
Meningkatkan nilai saham perusahaan. f.
Mengangkat citra perusahaan di mata publik.
2.3.3 Prinsip
Corporate Governance
Beberapa prinsip good corporate governance yang perlu diperhatikan menurut Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG adalah sebagai berikut:
1. Keterbukaan Transparency, yaitu perusahaan harus menjaga objektivitas
dalam menjalankan bisnis, serta menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku
kepentingan. Hal-hal tersebut meliputi: a. Pengungkapan informasi yang bersifat penting
b. Informasi harus disiapkan, diaudit dan diungkapkan sejalan dengan pembukuan yang berkualitas
c. Penyebaran informasi harus bersifat adil, tepat waktu dan efisien.
Transparansi dalam penelitian ini diproksikan oleh voluntary disclosure. Voluntary disclosure adalah pengungkapan sukarela oleh perusahaan didalam
laporan keuangan agar para investor dan kreditor dapat mengetahui tentang perusahaan yang nantinya akan digunakan untuk mengambil keputusan.
Voluntary disclosure diukur dengan indeks pengungkapan corporate governance pada laporan tahunan. Instrumen yang digunakan pada penelitian
ini menggunakan instrumen modifikasi yang digunakan oleh Rini 2010, Aripika 2013, serta Bhuiyan dan Biswas 2007. Instrumen ini terdiri dari 11
point item. Kemudian 11 point item ini dibagi menjadi 59 item pengungkapan yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar perusahaan memberikan
informasi perusahaannya secara sukarela. Kemudian dari ke 59 item ini ditentukan skor 1 jika diungkapkan dan 0 jika tidak diungkapkan. Berikut daftar
item voluntary disclosure untuk mengukur tingkat transparansi perusahaan:
Tabel 2.1 Item
Voluntary Disclosure PRINSIP TRANSPARANSI
TRANSPARENCY Informasi Perusahaan
1 Visi perusahaan
2 Misi perusahaan
3 Nilai-nilai perusahaan
4 Kepemilikan saham oleh anggota dewan komisaris dan direksi beserta
anggota keluarganya dalam perusahaan dan perusahaan lainnya
Pemegang Saham
5 Uraian mengenai hak pemegang saham
6 Pernyataan mengenai jaminan perlindungan hak atas pemegang saham;
perlakuan yang setara terhadap semua pemegang saham 7
Tanggal pelaksanaan RUPS 8
Hasil RUPS