Tahap Pra-Pengayaan HASIL DAN PEMBAHASAN

27 apabila pada makanan tersebut mengandung bakteri dalam jumlah yang banyak akan membuat perubahan pada bentuk, rasa dan bau khas yang ditimbulkan dari bakteri. Pada sampel penelitian saya tidak terdapat perubahan warna, bentuk, rasa dan bau dari makanan yang diuji jadi kemungkinan jumlah bakteri Salmonella sp. yang terkandung didalamnya masih dalam jumlah yang sedikit. Hasil penelitian oleh Robin pada tahun 2007 dan Yolanda sesuai dengan penelitian saya bahwa pada makanan jajanan dapat ditemukan bakteri Salmonella sp.. 35,36 Pada sampel no. 1 tahu jeletot, sampel no. 7 kebab dan sampel no. 11 lumpia basah terdapat bahan makanan yang berasal dari sayuran. Bahan makanan pada sampel tahu jeletot dan lumpia basah terdiri dari sayuran seperti wortel dan tauge. Pada sampel no. 7 kebab sayuran yang digunakan yaitu selada. Sayuran merupakan salah satu bahan makanan yang mudah untuk terkontaminasi oleh Salmonella. Penelitian lain dilakukan Denny tahun 2004 di Bogor dari 50 sampel selada segar terdapat 5 sampel selada segar 10 yang ditemukan Salmonella sp. pada selada segar dan pada uji serologis ditemukan 2 sampel dari 5 sampel positif Salmonella sp. yaitu teridentifikasi Salmonella weltevreden. 37 Berdasarkan survei yang dilakukan Susilawati pada tahun 2002, ditemukan bahwa proses penyiraman dan pencucian tauge menggunakan air kali. 38 Adanya kontaminasi dari Salmonella sp. bisa diakibatkan dari pengairan dengan air tercemar, pupuk yang digunakan berasal dari kotoran hewan yang tercemar serta saat pencucian sayuran menggunakan air yang tercemar oleh Salmonella sp.. 39 Bahan yang digunakan pada sampel lumpia basah juga terdapat telur. Telur merupakan salah satu makanan yang mudah tercemar oleh Salmonella sp. yang berasal dari kotoran ayam dalam kloaka atau dalam kandang. Kotoran ayam masih menempel pada bagian cangkang sehingga jika tidak dicuci dengan bersih kontaminasi bakteri akan masuk ke telur bagian dalam. 40 Selain itu, pada sampel no. 7 kebab terdapat bahan mayonaise yang dibuat dari bahan dasar telur mentah yang tidak diolah. Penelitian ini juga dilakukan oleh Arifah pada tahun 2010 di Yogyakarta dengan menggunakan sampel mayonaise tetapi hasil yang didapatkan tidak ditemukan pertumbuhan Salmonella sp., karena pada proses pembuatan 28 mayonaise diberikan tambahan asam asetat sehingga pH mayonaise 4 serta fungsi dari asam asetat yaitu dapat membunuh Salmonella. 41 Bahan makanan kebab juga terdiri dari daging sapi, daging sapi mudah rusak dan terkontaminasi bakteri terutama Salmonella sp.. Faktor yang menyebabkan terkontaminasi bakteri yaitu dari hewan ternak yang terinfeksi oleh Salmonella sp. dan kebersihan dari lingkungan peternakan serta cara pengolahan daging yang tidak matang. 39 Pada sampel no. 2 batagor didapatkan kontaminasi Salmonella sp., dikarenakan proses pembuatannya langsung menggunakan tangan tanpa sarung tangan sehingga kebersihan dari penjamah makanannya kurang menjaga kebersihannya serta sampel batagor yang telah digoreng disimpan ditempat terbuka sehingga mudah untuk terkontaminasi bakteri. Pada sampel kebab untuk bahan sayurannya tidak dilakukan pengolahan sehingga sayuran dalam keadaan mentah hal tersebut juga mendukung untuk pertumbuhan Salmonella sp.. Menurut Elisa R dan Srianta pada tahun 2003, selain dari bahan makanan yang menjadi faktor pertumbuhan bakteri Salmonella sp. proses pengolahan bahan makanan juga dapat menjadi faktor pertumbuhannya. Suhu optimum pertumbuhan Salmonella sp. yaitu 37 o C sedangkan suhu pada proses penggorengan yaitu lebih dari 100 o C namun bahan yang digoreng belum tentu mengalami proses penggorengan dengan suhu 100 o C secara menyeluruh sehingga terdapat bagian yang belum matang dan menjadi faktor pertumbuhan Salmonella sp.. Pada proses penggorengan juga tergantung dari kebersihan alat- alatnya serta waktu penggorengannya yang berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri Salmonella sp.. 39 Pada sampel bakso bakar tidak terdapat kontaminasi Salmonella sp., ini dibuktikan bahwa tidak ada pertumbuhan koloni Salmonella sp. pada media SSA. Hal ini disebabkan bakteri Salmonella sp. sudah mati dikarenakan pada sampel ini pengolahan makanannya dipanggang atau dibakar karena pada saat proses pembakaran pemanasan dengan suhu tinggi sehingga Salmonella sp. tidak dapat tumbuh. Selain itu kemungkinan bakteri yang terdapat pada sampel ini bukan bakteri Salmonella sp. ataupun Shigella sp. sehingga tidak dapat tumbuh pada