20
3.5.2 Kriteria Eksklusi
1. Makanan yang dibeli lebih 24 jam. 2. Makanan yang memiliki aroma tidak sedap dan basi
3.6 Cara Kerja Penelitian
3.6.1 Alat dan Bahan Penelitian
3.6.1.1 Alat Penelitian
Alat yang digunakan pada penelitian ini yaitu : cawan petri, tabung reaksi, rak tabung reaksi, gunting, pinset, ose, bunsen, timbangan, pipet,
vortex, labu Erlenmeyer, inkubator, autoklaf, penangas air, spatula kaca, lemari steril, lemari pendingin, korek api, kamera, spidol, label, plastik
klip steril dan tisu.
3.6.1.2 Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah makanan jajanan didepan Masjid Fathullah., larutan lactose broth, media salmonella
shigella agar, larutan gentian violet, larutan safranin, alkohol 96, larutan lugol dan minyak immersi.
3.6.2 Tahap Persiapan
3.6.2.1 Persiapan Alat dan Bahan
Peneliti mempersiapkan alat dan bahan yang sudah disebut di atas.
3.6.2.2 Sterilisasi Alat dan Bahan
Setelah alat dan bahan dipersiapkan kemudian seluruh alat yang akan digunakan dicuci bersih terlebih dahulu lalu dikeringkan dan
dibungkus dengan kain lalu disterilisasi didalam autoklaf selama 15 menit pada suhu 121°C dengan tekanan sebesar 1,5 atm.
21
3.6.2.3 Pengambilan Sampel
Sampel makanan jajanan diambil secara aseptis kemudian dimasukkan kedalam plastik klip steril. Setelah itu sampel dihaluskan
dengan blender. Sampel diambil sebanyak 25 gram dan segera dibawa ke Laboratorium Mikrobiologi FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
3.6.3 Tahap Pengujian
3.6.3.1 Pra-enrichment Pra-pengayaan
Sampel yang didalam plastik klip steril ditimbang sebanyak 25 gram secara aseptik kemudian masukkan kedalam wadah yang
steril. Tambahkan dengan larutan LB lactose broth sebanyak 225 ml kedalam wadah steril yang berisi sampel. Kemudian
dihomogenkan hingga larutannya menjadi homogen satu sama lain lalu pindahkan suspensi ke labu erlenmeyer. Setelah itu
diinkubasikan pada temperatur 35 °C selama 24 jam ± 2 jam.
22,23
3.6.3.2 Isolasi dan Identifikasi
Dari lactose broth diambil menggunakan ose kemudian diinokulasikan pada media Salmonella Shigella Agar SSA.
Inkubasikan pada temperatur 35 °C selama 24 jam ± 2 jam. Setelah itu amati koloni Salmonella sp. yang tumbuh pada media SSA. Koloni
yang terbentuk pada media SSA adalah berwarna bening berbintik hitam.
3.6.3.3 Uji TSIA
Koloni yang di duga Salmonella sp. pada media SSA diambil sebanyak 1-2 koloni kemudian diinokulasikan ke TSIA dengan cara
menusukan ke dasar agar lalu digoreskan ke agar miring. Inkubasikan pada temperatur 35 °C selama 24 jam ± 2 jam. Setelah itu amati koloni
Salmonella sp. berupa pada dasar agar berwarna kuning, pada agar
22 miring berwarna merah, terdapat H
2
S berwarna hitam serta bisa terdapat gas ataupun tidak.
3.6.3.4 Pewarnaan Gram
Kaca objek dilewatkan diatas api untuk menghilangkan lemak, kemudian kaca objek ditandai dengan spidol untuk
menandai tempat meletakkan koloni. Kemudian ambil larutan NaCl dengan ose dan letakkan pada kaca objek. Ambil koloni dari media
SSA dengan ose kemudian ratakan pada kaca objek. Fiksasi preparat dengan melewatkan diatas api sebanyak 8
– 10 kali dan dinginkan preparat pada suhu ruangan. Untuk pewarnaan Gram
yang pertama dilakukan adalah preparat diteteskan larutan gentian violet didiamkan selama 3 menit kemudian dibilas dengan air yang
mengalir, setelah itu teteskan lugol dan didiamkan selama 1 menit kemudian dibilas dengan air yang mengalir lalu teteskan alkohol
96 lalu dibilas dengan air yang mengalir. Teteskan safranin diamkan selama 45-60 detik kemudian bilas dengan air yang
mengalir. Setelah itu keringkan dengan tisu. Lalu teteskan minyak immersi sebanyak 1 tetes dan lihat di mikroskop dengan perbesaran
100x. Hasil yang didapatkan merupakan Salmonella sp. dengan sifat Gram negatif yang ditandai dengan warna merah dan
berbentuk batang.