Populasi dan Sampel Penelitian Alur Penelitian

22 miring berwarna merah, terdapat H 2 S berwarna hitam serta bisa terdapat gas ataupun tidak.

3.6.3.4 Pewarnaan Gram

Kaca objek dilewatkan diatas api untuk menghilangkan lemak, kemudian kaca objek ditandai dengan spidol untuk menandai tempat meletakkan koloni. Kemudian ambil larutan NaCl dengan ose dan letakkan pada kaca objek. Ambil koloni dari media SSA dengan ose kemudian ratakan pada kaca objek. Fiksasi preparat dengan melewatkan diatas api sebanyak 8 – 10 kali dan dinginkan preparat pada suhu ruangan. Untuk pewarnaan Gram yang pertama dilakukan adalah preparat diteteskan larutan gentian violet didiamkan selama 3 menit kemudian dibilas dengan air yang mengalir, setelah itu teteskan lugol dan didiamkan selama 1 menit kemudian dibilas dengan air yang mengalir lalu teteskan alkohol 96 lalu dibilas dengan air yang mengalir. Teteskan safranin diamkan selama 45-60 detik kemudian bilas dengan air yang mengalir. Setelah itu keringkan dengan tisu. Lalu teteskan minyak immersi sebanyak 1 tetes dan lihat di mikroskop dengan perbesaran 100x. Hasil yang didapatkan merupakan Salmonella sp. dengan sifat Gram negatif yang ditandai dengan warna merah dan berbentuk batang. 23

3.7 Alur Penelitian

Bagan 2. 3 Alur Penelitian

3.8 Managemen Data

Pada penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil penelitian akan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar. Hasil dari penelitian ini akan dibandingkan dengan syarat keamanan pangan menurut BPOM. Pengambilan sample makanan di depan Masjid Fathullah Tahap pra-enrichment yaitu dihomogenkan dengan larutan LB lactose broth sebanyak 225 ml Isolasi dan identifikasi sampel pada media Salmonella Shigella Agar SSA Pembuatan proposal penelitian Ambil koloni dengan jarum ose kemudian isolasi pada media TSIA Ambil koloni dengan jarum ose kemudian lakukan pewarnaan Gram Analisis data dan data disajikan dalam bentuk tabel dan gambar 24

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tahap Pra-Pengayaan

Pada penelitian ini sampel yang diujikan sebanyak 11 sampel, sampel tersebut terdiri dari tahu jeletot, batagor, es pisang hijau, combro, kue cubit, takoyaki, kebab, bakso bakar, dimsum, seblak dan lumpia basah. Sampel diambil secara steril sebanyak 25 gram. Kemudian sampel dilanjutkan ke tahap pra-pengayaan dengan menggunakan larutan laktosa broth. Tahap pra-pengayaan perlu dilakukan untuk sel mikroba yang umumnya dalam jumlah sedikit dan terkadang dalam kondisi lemah. Kadar Salmonella sp. pada makanan sangat sedikit maka dari itu perlu dilakukan tahap pra-pengayaan. 31 Berdasarkan Bacteriological Analytical Manual BAM dan BPOM pada tahap pra-pengayaan untuk kultur bakteri Salmonella sp. dari produk makanan dapat menggunakan medium non selektif larutan laktosa broth. 31,32 Laktosa broth memungkinkan untuk perbaikan sel yang rusak dan memberikan nutrisi untuk bakteri Salmonella sp. dibandingkan bakteri yang lain. 33 Laktosa broth dapat memoderasi setiap pergeseran pH yang terjadi selama masa inkubasi. Sebagian besar Salmonella sp. tidak dapat memfermentasikan laktosa sehingga tidak menyebabkan penurunan pH laktosa broth secara signifikan. Berbeda dengan bakteri lain yang dapat memfermentasikan laktosa yang akan membuat penurunan drastis pH pada laktosa broth. Pada saat tahap pra-pengayaan jika ada bakteri yang dapat memfermentasi laktosa akan membuat pH turun dengan drastis namun saat pH semakin menurun bakteri tersebut akan mati. Salmonella sp. akan menjadi lebih toleran terhadap asam daripada organisme yang lain sehingga dapat bertahan dan dapat tumbuh. 34 25

4.2 Isolasi dan Identifikasi Salmonella sp.

A. Media SSA Pada isolasi dan identifikasi menggunakan media Salmonella-Shigella Agar SSA. SSA merupakan salah satu medium selektif yang digunakan untuk isolasi dan identifikasi bakteri Salmonella sp.. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4. 1 Hasil Isolasi dan Identifikasi Pada Media SSA No. Sampel Koloni pada media SSA Salmonella sp. 1 Tahu jeletot Koloni colorless with black center Koloni bening + 2 Batagor Koloni colorless with black center Koloni pink + 3 Es pisang hijau Koloni pink - 4 Combro Koloni pink - 5 Kue cubit Koloni bening - 6 Takoyaki Koloni bening - 7 Kebab Koloni colorless with black center Koloni bening + 8 Bakso bakar Tidak terdapat pertumbuhan koloni - 9 Dimsum Koloni bening - 10 Seblak Koloni pink - 11 Lumpia basah Koloni colorless with black center Koloni pink + 26 Gambar 4. 1 A Pertumbuhan Salmonella sp. pada media SSA terlihat koloni colorless with black center yang mencerminkan bahwa terdapat bakteri Salmonella sp. B Pada media SSA terlihat koloni bewarna merah muda yang tidak mencerminkan pertumbuhan Salmonella sp. Berdasarkan hasil isolasi pada media SSA didapatkan 4 sampel yang positif mengandung bakteri Salmonella sp. yang ditunjukan dengan terbentuknya Koloni bening dengan hitam dibagian tengah. Terbentuknya koloni colorless with black center karena Salmonella sp. dapat menghasilkan H2S yang ditandai dengan terbentuknya endapan hitam pada media SSA. Media SSA memiliki kandungan besi amonium sitrat yang bereaksi dengan H 2 S yang akan menghasilkan endapan hitam pada pusat koloni. 22 Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Republik Indonesia, kandungan Salmonella sp. yaitu negatif per 25 mg makanan. 6 Sedangkan pada sampel penelitian ini ditemukan 4 sampel yang mengandung bakteri patogen yaitu Salmonella sp. sehingga kemungkinan makanan ini akan dapat menimbulkan bahaya pada tubuh manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Robin tahun 2007, sampel yang digunakan pada penelitian ini merupakan makanan jajanan yang dijual di Selangor, Malaysia. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pada sampel terdapat bakteri Salmonella sp. dengan berbagai macam spesies dan yang paling banyak adalah bakteri Salmonella biafra sebesar 66,7. 35 Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda, dkk di Manado pada makanan jajanan yaitu bakso tusuk yang dijual di kota Manado. Dari 20 sampel bakso tusuk didapatkan 9 sampel yang mengandung bakteri Salmonella sp.. 38 Makanan yang mengandung bakteri seperti Salmonella sp. dalam jumlah kecil tidak akan merubah bentuk, rasa dan bau dari makanan tersebut. Namun A B