Managemen Data METODE PENELITIAN
26
Gambar 4. 1 A Pertumbuhan Salmonella sp. pada media SSA terlihat koloni colorless with black center yang mencerminkan bahwa terdapat bakteri Salmonella sp. B Pada media SSA
terlihat koloni bewarna merah muda yang tidak mencerminkan pertumbuhan Salmonella sp.
Berdasarkan hasil isolasi pada media SSA didapatkan 4 sampel yang positif mengandung bakteri Salmonella sp. yang ditunjukan dengan terbentuknya Koloni
bening dengan hitam dibagian tengah. Terbentuknya koloni colorless with black center karena Salmonella sp. dapat menghasilkan H2S yang ditandai dengan
terbentuknya endapan hitam pada media SSA. Media SSA memiliki kandungan besi amonium sitrat yang bereaksi dengan H
2
S yang akan menghasilkan endapan hitam pada pusat koloni.
22
Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM Republik Indonesia, kandungan Salmonella sp. yaitu negatif per 25 mg makanan.
6
Sedangkan pada sampel penelitian ini ditemukan 4 sampel yang mengandung bakteri patogen yaitu Salmonella sp. sehingga kemungkinan makanan ini akan
dapat menimbulkan bahaya pada tubuh manusia. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Robin tahun 2007, sampel yang digunakan pada penelitian ini
merupakan makanan jajanan yang dijual di Selangor, Malaysia. Pada penelitian ini didapatkan bahwa pada sampel terdapat bakteri Salmonella sp. dengan berbagai
macam spesies dan yang paling banyak adalah bakteri Salmonella biafra sebesar 66,7.
35
Begitu pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda, dkk di Manado pada makanan jajanan yaitu bakso tusuk yang dijual di kota Manado. Dari
20 sampel bakso tusuk didapatkan 9 sampel yang mengandung bakteri Salmonella sp..
38
Makanan yang mengandung bakteri seperti Salmonella sp. dalam jumlah kecil tidak akan merubah bentuk, rasa dan bau dari makanan tersebut. Namun
A B
27 apabila pada makanan tersebut mengandung bakteri dalam jumlah yang banyak
akan membuat perubahan pada bentuk, rasa dan bau khas yang ditimbulkan dari bakteri. Pada sampel penelitian saya tidak terdapat perubahan warna, bentuk, rasa
dan bau dari makanan yang diuji jadi kemungkinan jumlah bakteri Salmonella sp. yang terkandung didalamnya masih dalam jumlah yang sedikit. Hasil penelitian
oleh Robin pada tahun 2007 dan Yolanda sesuai dengan penelitian saya bahwa pada makanan jajanan dapat ditemukan bakteri Salmonella sp..
35,36
Pada sampel no. 1 tahu jeletot, sampel no. 7 kebab dan sampel no. 11 lumpia basah terdapat bahan makanan yang berasal dari sayuran. Bahan makanan
pada sampel tahu jeletot dan lumpia basah terdiri dari sayuran seperti wortel dan tauge. Pada sampel no. 7 kebab sayuran yang digunakan yaitu selada. Sayuran
merupakan salah satu bahan makanan yang mudah untuk terkontaminasi oleh Salmonella. Penelitian lain dilakukan Denny tahun 2004 di Bogor dari 50 sampel
selada segar terdapat 5 sampel selada segar 10 yang ditemukan Salmonella sp. pada selada segar dan pada uji serologis ditemukan 2 sampel dari 5 sampel positif
Salmonella sp. yaitu teridentifikasi Salmonella weltevreden.
37
Berdasarkan survei yang dilakukan Susilawati pada tahun 2002, ditemukan bahwa proses penyiraman
dan pencucian tauge menggunakan air kali.
38
Adanya kontaminasi dari Salmonella sp. bisa diakibatkan dari pengairan dengan air tercemar, pupuk yang digunakan
berasal dari kotoran hewan yang tercemar serta saat pencucian sayuran menggunakan air yang tercemar oleh Salmonella sp..
39
Bahan yang digunakan pada sampel lumpia basah juga terdapat telur. Telur merupakan salah satu makanan yang mudah tercemar oleh Salmonella sp.
yang berasal dari kotoran ayam dalam kloaka atau dalam kandang. Kotoran ayam masih menempel pada bagian cangkang sehingga jika tidak dicuci dengan bersih
kontaminasi bakteri akan masuk ke telur bagian dalam.
40
Selain itu, pada sampel no. 7 kebab terdapat bahan mayonaise yang dibuat dari bahan dasar telur mentah
yang tidak diolah. Penelitian ini juga dilakukan oleh Arifah pada tahun 2010 di Yogyakarta dengan menggunakan sampel mayonaise tetapi hasil yang didapatkan
tidak ditemukan pertumbuhan Salmonella sp., karena pada proses pembuatan