Semua tikus setiap hari diberikan makanan standar 20 gtikus dan aquadest.

30 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3 Hasil Pengujian Parameter Ekstrak

Tabel 4.1. Hasil pengujian parameter ekstrak No Parameter Ekstrak 1 Spesifik a. Identitas Nama latin Bagian tumbuhan Nama Indonesia b. Organoleptik Bentuk Warna Bau Rasa c. Susut pengeringan Orthosiphon stamineus Benth Herba Kumis kucing Kering lengket Coklat tua Khas Agak pahit 0,948 2 Non-spesifik Kadar abu total Kadar sinensetin 12,587 0,075 Pengujian parameter spesifik ekstrak yang dilakukan adalah penentuan identitas, identifikasi organoleptik dan pengukuran kadar sinensetin ekstrak. Identitas ekstrak dapat diketahui dari hasil determinasi tanaman. Ekstrak dibuat dari herba kumis kucing yang terdiri dari seluruh bagian tanaman yang tumbuh diatas tanah. Organoleptis ekstrak diidentifikasi menggunakan panca indera. Pengukuran kadar sinensetin dalam ekstrak herba kumis kucing dilakukan untuk memastikan ekstrak yang digunakan dalam penelitian mengandung senyawa marker sinensetin dengan kadar sesuai standar yang telah ditetapkan. Kadar sinensetin yang diperoleh dalam ekstrak herba kumis kucing adalah sebesar 0,075. Hasil pengukuran kadar sinensetin tersebut menunjukkan nilai yang lebih rendah dari standar ekstrak daun kumis kucing yang menurut Depkes 2008 adalah tidak kurang dari 1,10. Hal ini dapat disebabkan oleh ekstrak yang digunakan dalam penelitian adalah 31 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ekstrak herba kumis kucing yang terdiri dari semua bagian tanaman yang berada diatas tanah, sedangkan sinensetin lebih banyak terdapat dalam ekstrak daun Olah et al., 2003. Beberapa faktor lain seperti bagian tanaman yang diambil, umur tanaman, kondisi tempat tumbuh, waktu pemanenan dan proses pengeringan simplisia juga dapat mempengaruhi kadar senyawa kimia dalam tanaman Wulandari, 2011. Secara kualitatif dapat dilihat bercak yang berfluororesensi biru pada sinar UV panjang gelombang 365 nm. Bercak sinensetin dalam ekstrak terletak pada Rf 0,53 dan bercak standar 1, 2, 3 dan 4 sinensetin secara berurutan terletak pada Rf 0,53; 0,49; 0,49; dan 0,50. Perhitungan kadar sinensetin dan kurva kalibrasi standar dapat dilihat pada lampiran 8. Pengujian parameter non-spesifik ekstrak meliputi susut pengeringan dan kadar abu total. Pengukuran susut pengeringan ekstrak dilakukan untuk memastikan batasan maksimal rentang tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan simplisia dan proses pengentalan ekstrak. Pengukuran kadar abu total bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal didalam ekstrak. Hasil susut pengeringan adalah sebesar 0,948 dan kadar abu total sebesar 12,587. Standar susut pengeringan ekstrak kumis kucing adalah tidak lebih dari 10 dan kadar abu total tidak lebih dari 9 Depkes, 2008. Rendahnya nilai susut pengeringan pada ekstrak menjelaskan bahwa senyawa yang hilang pada proses pengeringan simplisia dan proses pengentalan ekstrak sangat kecil. Tingginya kadar abu ekstrak dapat dikarenakan tingginya kandungan mineral internal seperti kalium pada tanaman kumis kucing Himani et al., 2014, ataupun mineral eksternal yang bisa saja bercampur dengan ekstrak saat proses pengerjaan pengujian kadar abu ekstrak. Faktor lain yang dapat mempengaruhi kadar mineral dalam ekstrak seperti perbedaan genetik, tempat tumbuh, proses sortasi basah dan sortasi kering. Perhitungan uji parameter ekstrak dapat dilihat pada lampiran 7.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba KumisKucing (Orthosipone stamineus Benth) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Normal

6 85 99

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Anti-inflamasi Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

9 41 106

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALO

0 4 14

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

0 3 15

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus

0 3 17

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus

0 2 16

PENDAHULUAN UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 3 5

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR.

9 71 93

Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pria Dewasa.

2 6 28