34
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
asam empedu dan menyebabkan kehilangan asam empedu yang diimbangi oleh peningkatan konversi kolesterol menjadi asam empedu dalam hati.
4.5 Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol
Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan sebagai hewan uji karena mudah dipelihara, relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam
penelitian Malole Sri, 1989 dan tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit Harmita Maksum, 2004.
Tikus diaklitimasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat penelitian. Tikus diberikan makanan standar
G511 20 gramtikushari dan aquadest 25 mltikushari. Selama proses aklitimasi, dilakukan pemantauan aktivitas dan kondisi fisik tikus,
menimbang berat badan serta membersihkan kandang tikus. Penimbangan berat badan tikus dilakukan setiap 3 hari sekali selama masa aklitimasi
hingga perlakuan akhir. Selama masa penelitian, berat badan tikus menunjukkan kenaikan setiap harinya. Grafik kenaikan berat badan tikus
dapat dilihat pada lampiran 14. Kenaikan berat badan tikus setelah diberi induksi pakan hiperkolesterol dan setelah masa pemberian ekstrak tidak
menunjukkan perbedaan yang bermakna berdasarkan hasil uji statistik Lampiran 16. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan
hiperkolesterol dan ekstrak uji yang digunakan dalam penelitian, tidak mempengaruhi kenaikan berat badan tikus.
Setelah masa aklitimasi, tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif,
uji dosis 250 mgkgBB, uji dosis 500 mgkgBB, dan uji dosis 1000 mgkgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus.
Pada penelitian ini digunakan 3 kelompok pembanding yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif. Kelompok kontrol
normal diperlukan untuk membandingkan kenaikan kadar kolesterol total tikus yang tidak diberi pakan hiperkolesterol dan membandingkan
penurunan kadar kolesterol total tikus setelah diberi ekstrak. Selain itu, kelompok kontrol normal juga diperlukan untuk melihat pengaruh larutan
35
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pensuspensi dalam menurunkan kadar kolesterol total tikus. Larutan pensuspensi simvastatin dan ekstrak yang digunakan dalam penelitian ini
adalah suspensi NaCMC 1. Kelompok kontrol negatif berguna untuk membandingkan penurunan kadar kolesterol total tikus setelah pemberian
pakan hiperkolesterol dihentikan pada semua kelompok tikus. Sedangkan kontrol positif berguna untuk membandingkan efektivitas penurunan kadar
kolesterol oleh simvastatin dengan ekstrak uji. Dosis simvastatin yang digunakan adalah 10 mg untuk manusia. Dosis ini kemudian dikonversi ke
dosis hewan menggunakan rumus HED Lampiran 11. Metode yang digunakan untuk uji penurunan kadar kolesterol darah
tikus yaitu dengan cara tikus dibuat hiperkolesterol yang diinduksi dengan pemberian makanan hiperkolesterol dengan komposisi makanan yang terdiri
dari kuning telur 80, larutan sukrosa 65 dalam air 15, dan lemak hewan 5 Purwanti, 2012. Komposisi makanan hiperkolesterol tersebut
dipilih karena mengandung lemak yang tinggi sehingga dapat meningkatkan kadar kolesterol dan trigliserida. Ayuningtyas dan Arifah 2012
menyebutkan pada penelitian sebelumnya, bahwa penambahan lemak dalam pakan dapat meningkatkan kadar kolesterol total dan trigliserida tikus. Tikus
diinduksi dengan makanan hiperkolesterol selama 14 hari terhadap semua kelompok perlakuan kecuali kelompok normal. Selanjutnya tikus diberikan
suspensi ekstrak uji dalam berbagai dosis. Metode ini digunakan karena merupakan metode yang mudah dan umum digunakan pada uji efek
penurunan kadar kolesterol total darah tikus. Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan dengan
metode enzimatis menggunakan spektrofotometer. Plasma darah yang diperoleh setelah disentrifugasi kemudian ditambahkan larutan pereaksi
kolesterol sehingga terjadi reaksi seperti berikut :
Cholesterol ester + H
2
O
Cholesterol esterase
Cholesterol ester + Fatty acids Cholesterol ester + O
2
Cholesterol oxidase
Cholest-4-en-3-one + H
2
O
2
2H
2
O
2
+ Phenol + 4-Aminoantipyrine
Poroxidase
Quinoneimine + 4H
2
O
36
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Warna merah muda yang terbentuk dalam larutan adalah hasil dari pembetukan kompleks Quinoneimine yang kemudian diukur serapannya
dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang 500 nm Elitech, 2014.
Pengukuran kadar kolesterol total darah tikus dilakukan sebanyak tiga kali yaitu kadar kolesterol total sebelum pemberian makanan hiperkolesterol
hari ke-0, kadar kolesterol total setelah pemberian makanan hiperkolesterol hari ke-15, dan kadar kolesterol total setelah pemberian ekstrak uji hari
ke-29. Pengukuran kadar kolesterol total darah hari ke-0 dilakukan untuk
membandingkan kadar kolesterol total tikus sebelum diberikan makanan hiperkolesterol dengan kadar kolesterol total tikus setelah diberikan
makanan hiperkolesterol. Data ini digunakan untuk mengetahui efektivitas makanan hiperkolesterol yang diberikan kepada tikus dalam menaikkan
kadar kolesterol total tikus yang diberikan makanan hiperkolesterol. Sedangkan data kadar kolesterol total setelah pemberian makanan
hiperkolesterol digunakan untuk membandingkan penurunan kadar kolesterol total tikus yang telah hiperkolesterolemik dengan kadar kolesterol
total tikus setelah diberikan ekstrak uji. Hasil uji normalitas one-sample Kolmogorov-smirnov Test
menunjukkan kadar kolesterol total darah tik us terdistribusi normal p≥0,05
dan pada uji homogenitas Levene menunjukkan kadar kolesterol total darah bervariasi homogen p≥0,05, karena syarat normalitas dan
homogenitas sudah terpenuhi maka analisa statistik dilanjutkan dengan uji One-way ANOVA. Hasil uji statistik One-way ANOVA menunjukkan
terdapat perbedaan yang bermakna signifikan pada semua kelompok uji dengan nilai p≤0,05 pada kadar kolesterol total setelah diberi makanan
hiperkolesterol dan setelah pemberian ekstrak Lampiran 15. Selanjutnya uji statistik post hoc menjelaskan tentang perbandingan kadar kolesterol
total antar kelompok.