Determinasi Tanaman HASIL DAN PEMBAHASAN

33 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Menurut Nijveldt et al. 2001 reaktivitas yang tinggi dari kelompok hidroksil flavonoid dapat mengikat radikal dan membuat radikal reaktif menjadi tidak aktif. Kemampuan flavonoid dalam mengikat radikal dapat mencegah oksidasi LDL secara invitro dan secara teoritis flavonoid mungkin memiliki kemampuan preventif terhadap aterosklerosis. Luteolin dapat menginduksi sekresi kolesterol dan mereduksi kadar kolesterol. Mekanisme efek secara tidak langsung dari flavonoid diduga mengatur jaringan kompleks dari aktivitas HMG-Koa reduktase. Reaksi yang terjadi antara flavonoid dan radikal sebagai berikut Nijveldt et al., 2001 : Flavonoid OH + R + Flavonoid O + + RH Senyawa golongan polifenol dan saponin juga diketahui dapat menurunkan kadar kolesterol. Menurut Umarudin dkk. 2012 Tanin merupakan golongan senyawa polifenol yang berperan sebagai antioksidan. Polifenol dilaporkan mampu menurunkan kadar kolesterol total dan menghambat pembentukan aterosklerosis melalui efek antioksidannya terhadap oksidasi kolesterol LDL serta dapat meningkatkan produksi nitrat oksida NO. Nitrat oksida merupakan vasodilator endogen yang mempunyai kemampuan sebagai antiaterosklerosis. Menurut Chang et al. 2001, beberapa turunan tanin dari herbal tradisional diketahui efektif dalam penghambatan HMG-Koa reduktase yang mungkin dapat menjadi agen hipolipidemia. Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa saponin menurunkan kadar kolesterol serum dalam berbagai hewan termasuk manusia Avci et al., 2006. Menurut Utama-ang 2006 suatu penelitian menyatakan tentang beberapa mekanisme efek saponin dalam mereduksi kolesterol. Mekanisme tersebut adalah pembentukan kompleks tidak larut dengan β-hidroksisteroid sehingga dapat menurunkan penyerapan kolesterol intestinal dan meningkatkan ekskresi sterol dalam feses. Saponin juga dapat meningkatkan adsorpsi asam empedu kedalam serat dengan cara pembentukan kompleks, sehingga pembentukan bobot misel yang besar dapat mencegah reabsorpsi 34 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta asam empedu dan menyebabkan kehilangan asam empedu yang diimbangi oleh peningkatan konversi kolesterol menjadi asam empedu dalam hati.

4.5 Hasil Uji Pengukuran Kadar Kolesterol

Pada penelitian ini digunakan tikus putih jantan sebagai hewan uji karena mudah dipelihara, relatif sehat dan cocok untuk berbagai macam penelitian Malole Sri, 1989 dan tidak begitu fotofobik seperti halnya mencit Harmita Maksum, 2004. Tikus diaklitimasi selama dua minggu agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan tempat penelitian. Tikus diberikan makanan standar G511 20 gramtikushari dan aquadest 25 mltikushari. Selama proses aklitimasi, dilakukan pemantauan aktivitas dan kondisi fisik tikus, menimbang berat badan serta membersihkan kandang tikus. Penimbangan berat badan tikus dilakukan setiap 3 hari sekali selama masa aklitimasi hingga perlakuan akhir. Selama masa penelitian, berat badan tikus menunjukkan kenaikan setiap harinya. Grafik kenaikan berat badan tikus dapat dilihat pada lampiran 14. Kenaikan berat badan tikus setelah diberi induksi pakan hiperkolesterol dan setelah masa pemberian ekstrak tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna berdasarkan hasil uji statistik Lampiran 16. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian pakan hiperkolesterol dan ekstrak uji yang digunakan dalam penelitian, tidak mempengaruhi kenaikan berat badan tikus. Setelah masa aklitimasi, tikus dikelompokkan menjadi 6 kelompok yang terdiri dari kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif, uji dosis 250 mgkgBB, uji dosis 500 mgkgBB, dan uji dosis 1000 mgkgBB. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Pada penelitian ini digunakan 3 kelompok pembanding yaitu kelompok kontrol normal, kontrol negatif, kontrol positif. Kelompok kontrol normal diperlukan untuk membandingkan kenaikan kadar kolesterol total tikus yang tidak diberi pakan hiperkolesterol dan membandingkan penurunan kadar kolesterol total tikus setelah diberi ekstrak. Selain itu, kelompok kontrol normal juga diperlukan untuk melihat pengaruh larutan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol 96% Herba KumisKucing (Orthosipone stamineus Benth) Terhadap Kadar Kolesterol Total Tikus Normal

6 85 99

Formulasi dan Uji Stabilitas Fisik Sediaan Krim Anti-inflamasi Ekstrak Etanol 70% Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.)

9 41 106

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI ALO

0 4 14

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN

0 3 15

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus

0 3 17

UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus

0 2 16

PENDAHULUAN UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 2 4

DAFTAR PUSTAKA UJI EFEK EKSTRAK ETANOL 70% AKAR KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus) YANG DIINDUKSI ALOKSAN.

0 3 5

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL DAUN KUMIS KUCING (Orthosiphon stamineus Benth.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR.

9 71 93

Pengaruh Ekstrak Daun Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth) Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pria Dewasa.

2 6 28