METODE PENELITIAN HASIL DAN PEMBAHASAN KESIMPULAN DAN SARAN

xv UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja 55 Lampiran 2. Spesifikasi Kit Isolasi DNA 56 Lampiran 3. Uji Spesifikasi Primer Sapi Menggunakan BLAST NCBI 57 Lampiran 4. Uji Spesifikasi Primer Babi Menggunakan BLAST NCBI 58 Lampiran 5. Campuran Reaksi PCR Mix untuk Amplifikasi DNA 59 Lampiran 6. Perhitungan Pembuatan Larutan Primer dan Probe 60 Lampiran 7. Perhitungan Tm Temperature Melting Primer 61 Lampiran 8. Gambar Peralatan yang Digunakan dalam Penelitian 62 xvi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR SINGKATAN BB : Binding Buffer BHQ-1 : Black Hole Quencher-1 BLAST : Basic Local Alignment Search Tool BLASTn : Nucleotide Basic Local Alignment Search Tool Cp : Crossing Point dATP : Deoxyadenosine Triphosphate dCTP : Deoxycytidine Triphosphate dGTP : Deoxyguanosine Triphosphate DNA : Deoxyribonucleic Acid dNTP : Deoxynucleotide Triphosphate dTTP : Deoxythymidine Triphosphate EB : Elution Buffer EDTA : Ethylenediaminetetraacetic acid FAM : Fluorescein Amidite IRB : Inhibitor Removal Buffer mtDNA : DNA Mitokondria NCBI : National Center for Biotechnology Information NTC : No Template Control RNA : Ribonucleic Acid RT-PCR : Real-Time Polymerase Chain Reaction TLB : Tissue Lysis Buffer Tm : Temperature Melting WB : Washing Buffer xvii UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR ISTILAH BLAST : Program untuk menganalisis kesejajaran sekuen query DNA atau protein dengan sekuen DNA atau protein pada database di NCBI. Blastn : Salah satu variasi dari program BLAST untuk menganalisis kesejajaran nukleotida query dengan nukleotida pada database di NCBI Cp : Fraksi jumlah siklus dimana tingkat amplifikasi yang tercermin dari adanya flouresensi mencapai threshold ambang Threshold : Garis penanda siklus awal dari reaksi PCR, yaitu saat sinyal fluoresensi berada pada tingkat terendah NCBI : Suatu institusi milik United States National Library of Medicine yang berperan sebagai sumber informasi perkembangan biologi molekuler. Query : Sekuen yang dimasukkan ke dalam program BLAST untuk diketahui kesejajarannya Tm : Temperatur dimana 50 untai ganda DNA terpisah 1 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Vitamin A merupakan nutrien esensial yang bersifat larut lemak yang dibutuhkan oleh tubuh manusia Vitamin ini berfungsi untuk sistem penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan, dan menjaga integritas sel epitel, fungsi imun, dan reproduksi WHO, 2001. Vitamin A biasa dikonsumsi oleh anak-anak, dewasa, dan lansia untuk menjaga kesehatan mata dan memperkuat sistem kekebalan tubuh Karnadi, 2014. Selain itu, vitamin A juga dikonsumsi oleh ibu hamil untuk perkembangan embrio Hornstra et. al, 2005. Penggunaan vitamin A di Indonesia terus meningkat. Cakupan pemberian vitamin A ini meningkat dari 71,5 persen pada tahun 2007 menjadi 75,5 persen pada tahun 2013 Karnadi, 2014. Hal ini disebabkan karena terdapat banyak kasus defisiensi vitamin A yang terjadi, seperti kebutaan dan kematian ibu hamil. Setiap tahunnya, terdapat 250.000 – 500.000 anak yang mengalami kebutaan akibat kekurangan vitamin A di Indonesia. Selain itu, terdapat 9352 ibu yang meninggal di Indonesia pada tahun 2013 Tempo, 2014. Salah satu bentuk sediaan vitamin A yang beredar di Indonesia adalah kapsul. Kapsul adalah bentuk sediaan padat, dimana ia berisi satu bahan obat atau lebih danatau bahan inert lainnya yang dimasukkan ke dalam cangkang atau wadah kecil. Bahan utama untuk membuat cangkang kapsul keras adalah gelatin Rabadiya, 2013; Ansel, 2008. Gelatin merupakan protein yang diperoleh dari hidrolisis parsial kolagen, yaitu komponen protein utama pada kulit, tulang, kulit jangat, dan jaringan penghubung dari tubuh binatang. Gelatin digolongkan sebagai turunan protein, karena didapat dari proses hidrolisis dan tidak terdapat di alam Domb et. al, 1997. Kebutuhan dunia terhadap gelatin sangat besar. Laporan terakhir menunjukkan bahwa produksi gelatin dunia setiap tahunnya adalah sekitar 326.000 ton Shyni et. al., 2013. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gelatin dapat dimanfaatkan diberbagai sektor industri, yaitu sektor industri makanan, farmasi, dan fotografi. Dalam industri makanan, gelatin dapat digunakan sebagai gelling agent pada gummy, penstabil pada marshmallow, pencegah kristalisasi gula pada manisan, pemberi bentuk dan pengikat pada daging, emulgator pada produk susu, dan lain-lain. Dalam industri farmasi, gelatin digunakan sebagai komponen pada cangkang kapsul keras dan kapsul lunak, granulasi, penyalut tablet, dan enkapsulasi. Penggunaan gelatin pada berbagai sediaan farmasi diperkirakan sebesar 17 dari konsumsi gelatin di dunia Gelatin Manufacturers Institute of America, 2012. Gelatin yang digunakan dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu kulit babi 44, kulit sapi 28, tulang sapi 27, dan lainnya misal gelatin ikan 1 Shyni et. al., 2013. Kulit babi memegang persentase paling besar karena bahan baku babi lebih banyak dan harganya lebih murah jika dibandingkan dengan sapi Aisyah et. al, 2014. Penggunaan gelatin yang berasal dari babi dan sapi sebagai bahan baku ini menimbulkan masalah bagi seorang muslim yang merupakan agama mayoritas yang banyak dianut oleh penduduk di dunia, yaitu 22.43. Mayoritas penduduk di Indonesia pun beragama Islam, yaitu dengan jumlah 1.6 Milyar penduduk pada tahun 2010 Riaz dan Caundry, 2004; Republika, 2014. Agama Islam menjelaskan dalam Alqur’an dan Hadits bahwa salah satu sumber makanan yang diharamkan adalah babi dan turunannya. Surat Alqur’an yang menjelaskan tentang hal tersebut diantaranya QS. Al-Baqarah : 173 dan QS. Al-Maidah : 3. Telah banyak metode yang digunakan untuk menganalisis kandungan gelatin dalam rangka mendeteksi kehalalan, misalnya dengan Mass Spectrometry Zhang et. al., 2009, Fourier Transform Infrared FTIR Spectroscopic Al-Saidi et. al, 2012, dan Sodium Dodecyl Sulphate- Polyacrylamide Gel Electrophoresis SDS-PAGE yang dikombinasi dengan PCA Azira et. al, 2012. Kekurangan dari metode-metode tersebut adalah analisisnya yang masih didasarkan pada protein, dimana protein bersifat tidak stabil terhadap pemanasan dan pH yang ekstrem. Seiring berjalannya waktu, berkembang metode untuk menganalisis kandungan gelatin pada tingkat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DNA, dimana DNA bersifat lebih stabil daripada protein Cai et. al., 2011. DNA yang akan diuji tersebut dapat diisolasi menggunakan metode kit komersial. Metode ini dianggap lebih baik daripada metode konvensional, karena dapat meminimalisir hilangnya DNA, lebih cepat, dan lebih aman Roche a , 2008. Analisis tingkat DNA dapat dilakukan menggunakan Polymerase Chain Reaction PCR. Salah satu tipe PCR yang dapat digunakan untuk mendeteksi kehalalan gelatin dalam suatu produk adalah dengan menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction RT-PCR Demirhan et. al, 2012. Analisis menggunakan Real-Time PCR atau quantitative PCR qPCR ini didasarkan pada kombinasi PCR tradisional yang mengunakan pendeteksi “end-point” dengan teknologi pendeteksi fluoresen untuk mencatat akumulasi amplifikasi dalam suatu waktu pada setiap siklus amplifikasi. Deteksi amplifikasi selama fase eksponensial awal PCR ini memungkinkan kuantifikasi jumlah gen atau transkrip ketika konsentrasi template awal proporsional. Smith dan Osborn, 2008. Metode RT-PCR ini juga dapat mendeteksi campuran gelatin babi dan gelatin sapi dengan level kontaminasi 1 Cai et. al., 2011. Berdasarkan uraian tersebut, maka dilakukan penelitian untuk menganalisis kandungan gelatin babi dan gelatin sapi dalam cangkang kapsul keras pada produk vitamin yang mengandung vitamin A yang beredar di Indonesia menggunakan metode Real-Time PCR.

1.2. Rumusan Masalah

1. Belum diketahuinya efektivitas metode kit komersial untuk mengisolasi DNA gelatin babi dan gelatin sapi pada cangkang kapsul keras yang mengandung vitamin A. 2. Belum diketahuinya efektivitas Real-Time PCR untuk mengamplifikasi DNA gelatin babi dan gelatin sapi pada cangkang kapsul keras yang mengandung vitamin A yang terisolasi menggunakan metode kit komersial. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1.3. Hipotesis

1. DNA pada cangkang kapsul vitamin A dapat terisolasi dengan baik menggunakan metode kit komersial 2. DNA yang diisolasi menggunakan metode kit komersial dapat teramplifikasi dengan baik menggunakan Real-Time PCR.

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ada atau tidaknya kandungan gelatin babi dan gelatin sapi pada cangkang kapsul keras dari produk vitamin yang mengandung vitamin A yang beredar di Indonesia.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Mengetahui kondisi optimal yang digunakan untuk mengisolasi menggunakan metode kit komersial dan mengamplifikasi DNA pada cangkang kapsul keras menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction. 2. Memperoleh informasi kehalalan mengenai beberapa sediaan kapsul yang beredar di Indonesia.

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Kit Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan DNA Sapi dari Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan Menggunakan Real-Time PCR (Polymerase Chain reaction)

2 12 82

Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT

8 75 107

Perbandingan antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Gelatin Babi dengan Menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR)

1 64 90

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Perbandingan antara metode SYBR green dan metode hydrolysis probe dalam analisis DNA gelatin sapi dan DNA gelatin babi dengan menggunakan real time PCR

1 33 90

Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT

4 22 107

Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Gelatin pada Kapsul Keras

1 18 59

Analisa Profil Protein Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Gummy Vitamin C Menggunakan Metode SDSPAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 21 79

Perbandingan metode KIT komersial dan SDS untuk isolasi DNA babi dan DNA sapi pada simulasi cangkang kapsul keras untuk deteksi kehalalan menggunakan real-time PCR (polymerase chain reaction)

0 12 82

Analisa Profil Protein Gelatin Babi dan Gelatin Sapi Cangkang Kapsul Lunak Menggunakan Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 16 70