UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
sampel tersebut adalah TiO
2
. Hal ini disebabkan karena endapan tersebut berwarna putih dan tidak larut air. Selain itu jika dilihat cangkang kapsul
sampel yang bersifat opaque tidak transparan, dapat disimpulkan bahwa ada penambahan opacifier. Salah satu opacifier yang sering digunakan adalah
TiO
2
Bhatt, 2007. Endapan tersebut harus dihilangkan terlebih dahulu karena dapat menghambat proses PCR Wan et.al., 2009.
Isolat DNA dari daging babi, daging sapi, gelatin sapi, gelatin babi, simulasi cangkang kapsul sapi, simulasi cangkang kapsul babi, dan cangkang
kapsul sampel yang telah didapatkan kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometer UV.
4.4. Analisis Hasil Isolat DNA
Proses analisis hasil isolat DNA dilakukan menggunakan spektrofotometer UV Biodrop. Kelebihan dari alat ini adalah dapat menganalisis isolat DNA
dengan volume yang sangat kecil, yaitu 2 µl Biodrop
a
, 2012. Hal ini sangat berguna, dimana hasil isolat DNA yang didapatkan tidak banyak.
Prinsip kerja spektrofotometer UV adalah penyerapan cahaya atau energi radiasi oleh suatu larutan. Jumlah cahaya atau energi radiasi yang diserap
memungkinkan pengukuran jumlah zat penyerap dalam larutan secara kuantitatif Triyati, 1985. Pengukuran dilakukan pada panjang gelombang
260 dan 280, dimana DNA akan terabsorpsi kuat pada panjang gelombang 260 nm dan protein pada panjang gelombang 280 nm.
Kuantitas kadar dan kualitas kemurnian DNA yang diekstraksi dari sampel dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti teknik sampling, ukuran
sampel, substansi penghalang, tingkat kerusakan, dan panjang fragmen DNA. Faktor-faktor tersebut tergantung pada sampel itu sendiri, proses pembuatan
makanan, dan parameter fisik dan kimia dari metode ekstraksi Branquinho et. al., 2012.
Analisis hasil isolat DNA ini meliputi pemeriksaan kemurnian dan kadar DNA. Data yang didapatkan dari pemeriksaan isolat DNA menggunakan
spektrofotometer UV dapat dilihat pada tabel 4.1.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.1. Hasil Kemurnian dan Kadar Isolat DNA yang Diperoleh No.
Isolat Kemurnian
A260A280 Kadar ngµl
1 Daging Sapi
2.003 75.88
2 Daging Babi
1.882 59.74
3 Gelatin Sapi
1.695 48.77
4 Gelatin Babi
1.519 11.78
5 Simulasi Cangkang Kapsul
Keras Sapi 2.006
3.988
6 Simulasi Cangkang Kapsul
Keras Babi 1.31
4.224 7
Sampel A 1.589
2.693 8
Sampel B 1.843
4.372 9
Sampel C 1.854
4.342 10
Sampel D 1.725
2.617 11
Sampel E 1.697
2.435
Isolat DNA dikatakan murni atau bebas dari protein jika kemurniannya berkisar antara 1.8-2.0 Greene dan Rao, 1998. Jika kemurnian isolat DNA
lebih kecil dari 1.8 artinya isolat terkontaminasi oleh protein, sedangkan jika kemurnian isolat DNA lebih dari 2 artinya senyawa guanidine-HCl yang
digunakan pada saat proses isolasi masih ada Pranawaty et.al., 2012; Branquinho et. al., 2012. Hasil kemurnian yang diperoleh dari setiap isolat
DNA kontrol adalah 2.003 untuk daging sapi; 1.882 untuk daging babi; 1.695 untuk gelatin sapi; 1.519 untuk gelatin babi; 2.006 untuk simulasi cangkang
kapsul sapi; dan 1.31 untuk simulasi cangkang kapsul babi. Sedangkan kemurnian dari setiap isolat DNA sampel adalah 1.589 untuk sampel A; 1.843
untuk sampel B; 1.854 untuk sampel C; 1.725 untuk sampel D; dan 1.697 untuk sampel E. Isolat sampel A dan isolat sampel E dapat dikatakan murni,
karena memiliki kemurnian dalam rentang 1.8-2.0. Meskipun begitu, isolat DNA yang memiliki kemurnian diatas 1.0 masih dapat diterima dan dapat
dilanjutkan ke proses amplifikasi pada RT-PCR Kusumadewi et.al., 2012.