Amplifikasi Menggunakan Real-Time PCR

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Gambar 4.5. Hasil Amplifikasi Isolat DNA sampel menggunakan Primer Babi. Keterangan: db = daging babi, gb = gelatin babi, sb = simulasi cangkang kapsul babi, ds = daging sapi, gs = gelatin sapi, dan ss = simulasi cangkang kapsul sapi Berdasarkan gambar 4.5, terlihat bahwa daging babi, gelatin babi, dan simulasi cangkang kapsul babi dapat teramplifikasi dengan nilai Cp untuk daging babi 13.57, gelatin babi 40.08, dan simulasi cangkang kapsul babi 43.51. Nilai Cp daging lebih kecil daripada simulasi cangkang kapsul disebabkan karena nilai kadar daging yang lebih besar, yaitu 59.74. Hal ini sesuai dengan penyataan bahwa semakin besar kadar DNA, maka semakin kecil nilai Cp yang didapat. Begitu juga sebaliknya, semakin kecil kadar DNA, maka semakin besar nilai Cp yang didapat Roche c , 2008. Untuk cangkang kapsul sampel, terlihat bahwa sampel B, sampel C, dan sampel E dapat teramplifikasi dengan nilai Cp untuk sampel B 53.79, sampel C 31.72, dan sampel E 50.83. Artinya, cangkang kapsul pada sampel C, sampel E, dan sampel B mengandung gelatin babi. Sampel A dan sampel D tidak mengalami amplifikasi menggunakan primer sapi maupun primer babi. Artinya cangkang kapsul pada kedua sampel tersebut tidak mengandung gelatin sapi ataupun gelatin babi, melainkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berasal dari sumber gelatin lainnya seperti ikan atau unggas Gelatin Manufacturers Institute of America, 2012. Sedangkan untuk sampel E, ia mengalami amplifikasi menggunakan primer sapi dan primer babi. Maka dapat diartikan bahwa cangkang kapsul pada sampel E tersebut berasal dari campuran gelatin sapi dan gelatin babi dengan komposisi gelatin babi lebih banyak daripada gelatin sapi dilihat dari nilai Cp. Hal ini dapat dilakukan oleh suatu produsen dengan tujuan untuk mendapatkan kualitas cangkang yang bagus dengan harga yang murah. Amplifikasi menggunakan primer babi menghasilkan kurva yang kurang baik tidak sigmoid. Hal ini dapat disebabkan karena probe babi yang digunakan sudah lama, sehingga kondisinya kurang bagus. Selain itu, amplifikasi DNA sampel juga menghasilkan kurva yang kurang baik. Hal ini dapat disebabkan karena DNA pada sampel tersebut sudah terfragmentasi akibat proses pembuatan cangkang kapsul. Jika fragmentasi DNA terjadi, jumlah produk amplifikasi dan efisiensi amplifikasi akan menurun. Dengan kondisi DNA yang terfragmentasi, DNA templat yang akan dituju oleh primer menjadi terbatas. Akibatnya proses amplifikasi akan semakin sulit Edward et.al., 1996. 49 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. DNA pada cangkang kapsul keras vitamin A dapat terisolasi dengan baik menggunakan metode kit komersial. Kisaran kemurnian isolat DNA dan kadar isolat DNA yang didapat masing-masing adalah 1.589 – 1.854 dan 2.435 – 4.372 ngµl. 2. Kurva amplifikasi menggunakan primer sapi menunjukkan hasil positif untuk daging sapi, gelatin sapi, simulasi cangkang kapsul sapi, dan sampel E dengan nilai Cp secara berturut-turut adalah 13.87; 29.64; 30.97; dan 57.82. Namun terjadi hasil positif pada daging babi yang diduga disebabkan oleh kontaminasi. Kurva amplifikasi menggunakan primer babi menunjukkan hasil positif untuk daging babi, gelatin babi, simulasi cangkang kapsul babi, sampel B, sampel C, dan sampel E dengan nilai Cp secara berturut-turut adalah 13.57; 40.08; 43.51; 53.79; 31.72; dan 50.83. 3. Cangkang kapsul pada sampel B dan sampel C mengandung gelatin babi, serta cangkang kapsul pada sampel E mengandung gelatin sapi dan gelatin babi. Sedangkan untuk cangkang kapsul pada sampel A dan sampel D belum teridentifikasi.

5.2. Saran

1. Perlu dilakukan proses optimasi isolasi cangkang kapsul keras lebih lanjut untuk mendapatkan kemurnian yang ideal dan kadar yang lebih banyak. 2. Perlu dilakukan pencarian primer babi yang lebih spesifik yang benar- benar hanya dapat mendeteksi spesies babi. 3. Perlu dilakukan proses optimasi amplifikasi menggunakan RT-PCR untuk isolat DNA dari cangkang kapsul keras lebih lanjut agar mendapatkan kurva amplifikasi yang lebih baik. 50 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta DAFTAR PUSTAKA Abraham J. Domb, Joseph Kost, dan David M. Wiseman. 1997.Handbook of Biodegradable Polymers. Netherlands: Harwood Academic Publishers Al-Saidi, et. al... 2012. Fourier Transform Infrared FTIR Spectroscopic Study of Extracted Gelatin from Shaari Lithrinus Microdon Skin: Effects of Extraction Conditions. International Food Research Journal 19 3: 1167-1173 Alberts et.al.. 1989. Molecular Biology of the Cell, Volume 1. New York: Garland Publishing Inc. Al-Tabakha, Moawia M..2010. HPMC Capsules: Current Status and Future Prospects.UAE : J Pharm Pharmaceut Sci 133 : 428 - 442 Agustin, Agnes Triasih.2013.Gelatin Ikan: Sumber, Komposisi Kimia dan Potensi Pemanfaatannya.Manado: Jurnal Media Teknologi Hasil Perikanan Vol 1 2: 44-46 Aisyah et.al.. 2014. Poultry as an Alternative Source of Gelatin. Malaysia: Health and The Environment Journal Vol 5 1 : 27-49 Anonim.1995.Farmakope Indonesia Edisi 4. Jakarta : Departemen Kesehatan RI Anonim.2013.US Pharmacopeial Convention – Revision Edition. USA : US Pharmacopeial Convention Inc. Ansel, Howard C..2008. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi 4. Jakarta: UI Press Arya et.al..2005. Basic Principles of Real-Time Quantitative PCR.London: Food Drug Ltd. Vol 52 : 209 –219 Atto.2008.ATTO Printgraph AE-6933 Operation Manual. Tokyo : ATTO Corp. Azira et.al..2012. Differentiation of Bovine and Porcine Gelatins in Processed Products Via Sodium Dodecyl Sulphate-Polyacrylamide Gel Electrophoresis SDS-PAGE and Principal Component Analysis PCA Techniques. International Food Research Journal 19 3: 1175-1180 Bandelt, Hans-Jürgen, Martin Richards, dan Vincent Macaulay.2006. Human Mitochondrial DNA and The Evolution of Homo sapiens.Berlin : Springer Bhatt, Bhawna. 2007. Pharmaceutical Technology : Capsules.India: Delhi Institute of Pharmaceutical Science and Research UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Biodrop a . 2012. BioD rop™ μLITE dsDNA Application Note dari dari http:www.biodrop.co.uk yang diakses pada 21 Januari 2015 pada pukul 20.36 BioDrop b . 2012. Quick Start Guide dari http:www.biodrop.co.uk yang diakses pada 28 Januari 2015 pada pukul 18.12 Biorad. 2012. Sub-Cell ® GT Agarose Gel Electrophoresis Systems : Instruction Manual.Bio-Rad Laboratories, Inc. Branquinho et. al..2012. Use of Real-Time PCR to Evaluate Two DNA Extraction Methods from Food.Brazil: Ciênc. Tecnol. Aliment., Campinas, 321: 112- 118 Cai, H. et.al.. 2012. Realtime PCR Assays for Detection and Quantitation of Porcine and Bovine DNA in Gelatin Mixtures and Gelatin Capsules. USA : Journal of Food Composition and Analysis 25 : 83 –87 Campbell, Neil A.. 2008. Biologi. Jakarta : Erlangga Das, Debajyoti.2010.Biochemistry.Kalkota: Bimal Kumar of Academic Publishers Demirhan Y, Ulca P, dan Senyuva HZ. 2012. Detection of Porcine DNA in Gelatine and Gelatine-Containing Processed Food Products-HalalKosher Authentication. NCBI Vol. 90 3 : 686 – 689 Edward, M.G., Ann Bickel, dan Paul Weihs.1996.Effect of Highly Fragmented DNA on PCR. USA : Oxford University Press Nucleid Acids Research Vol. 24 24 Erwanto et.al..2012. Pig Species Identification in Meatballs Using Polymerase Chain Reaction – Restriction Fragment Length Polymorphism for Halal Aunthentication. Yogyakarta : International Food Research Journal 19 3: 901-906 Gelatin Manufacturers Institute of America. 2012. Gelatin Handbook. Massachusetts: Atlantic Gelatin Kraft Foods Global Inc. Greene, James J.dan Venigalla B. Rao. 1998. Recombinant DNA Principles and Methodologies. New York: Marcel Dekker Inc. Handoyo, Darmo dan Ari Rudiretna.2000.Prinsip Umum dan Pelaksanaan Polymerase Chain Reaction PCR.Surabaya: Unitas Vol 9 1 : 17 – 29 Hartati, Yeni W., Maksum, Iman P..2010.Amplifikasi 0,4 kb Daerah D-Loop DNA Mitokondria dari Sel Epitel Rongga Mulut untuk Keperluan Forensik. Bandung : FMIPA-Universitas Padjajaran UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Hornstra, Gerard, et.al..2005. The Impact of Maternal Nutrition on the Offspring. Switzerland: Karger Izzah, Afifah Nurul.2014.Perbandingan antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolisis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Babi dengan Menggunakan Real-Time PCR. Skripsi. Program Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Karnadi, Annisa.2014.Bulan Vitamin A. http:duniasehat.net. Diakses pada tanggal 28 April 2015 Kennedy, Suzanne dan Nick Oswald.2011. PCR Troubleshooting and Optimization: The Essential Guide.UK: Caister Academic Press Kulkarni, Shashikant dan John Pfeifer. 2015.Clinical Genomics: A Guide to Clinical Next Generation Sequencing. USA: Academic Press Kusumadewi, Arlene, Soekry Erfan Kusuma, Ahmad Yudianto.2012. Analisis DNA Jaringan Lunak Manusia yang Terpapar Formalin dalam Interval Waktu 1 Bulan Selama 6 Bulan pada Lokus D13S317 dengan Metode STR- PCR.Suravaya: JBP Vol. 14 2 : 115-121 Melia, Colin David.1983. Some Physical Properties of Gelatin Films in Relation to Hard Capsule Production.Inggris: University of Nottingham Muladno. 2010.Teknologi Rekayasa Genetika Edisi ke-2. Bogor : IPB Press Natalia, D.. 2011. Pembuatan Cangkang Kapsul Alginat yang Mengandung Pewarna Ponceau 4R dan Pengujian Sifat-Sifat Fisiknya.Medan : Universitas Sumatera Utara Otten, Jennifer J., et.al..2006. Dietary Reference Intakes: The Essential Guide to Nutrient Requirements. USA: The National Academies Press Pranawaty, Rina Novita, Ibnu Dwi Buwono, dan Evi Liviawaty. 2012. Aplikasi Polymerase Chain Reaction PCR konvensional dan Real-Time PCR untuk Deteksi White Spot Syndrome Virus pada Kepiting.Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3 4 : 61 – 74 Puspitaningrum, Yanti.2014.Deteksi DNA Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real-Time Polymerase Chain Reaction untuk Analisis Kehalalan. Skripsi. Program Studi Farmasi. Fakultas Kedokteran dan Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Rabadiya, Bhavisha. 2013. A Review: Capsule Shell Material from Gelatin to Non Animal Origin.IJPRBS Vol. 23 : 42 – 71

Dokumen yang terkait

Perbandingan Metode Kit Komersial dan SDS untuk Isolasi DNA Babi dan DNA Sapi dari Simulasi Cangkang Kapsul Keras untuk Deteksi Kehalalan Menggunakan Real-Time PCR (Polymerase Chain reaction)

2 12 82

Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT

8 75 107

Perbandingan antara Metode SYBR Green dan Metode Hydrolysis Probe dalam Analisis DNA Gelatin Sapi dan DNA Gelatin Babi dengan Menggunakan Real Time Polymerase Chain Reaction (PCR)

1 64 90

Deteksi DNA Gelatin Sapi Dan Gelatin Babi Pada Simulasi Gummy Vitamin C Menggunakan Real -Time PCR Untuk Analisis Kehalalan

1 11 70

Perbandingan antara metode SYBR green dan metode hydrolysis probe dalam analisis DNA gelatin sapi dan DNA gelatin babi dengan menggunakan real time PCR

1 33 90

Analisis Gelatin Sapi dan Gelatin babi pada Produk Cangkang Kapsul Keras Obat dan Vitamin Menggunakan FTIR dan KCKT

4 22 107

Aplikasi Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis) untuk Mengidentifikasi Sumber Gelatin pada Kapsul Keras

1 18 59

Analisa Profil Protein Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Gummy Vitamin C Menggunakan Metode SDSPAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 21 79

Perbandingan metode KIT komersial dan SDS untuk isolasi DNA babi dan DNA sapi pada simulasi cangkang kapsul keras untuk deteksi kehalalan menggunakan real-time PCR (polymerase chain reaction)

0 12 82

Analisa Profil Protein Gelatin Babi dan Gelatin Sapi Cangkang Kapsul Lunak Menggunakan Metode SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poly Acrylamide Gel Electrophoresis)

2 16 70