4. Transportasi yang sulit, baik bagi ibu untuk memeriksakan kehamilan
ataupun bagi petugas kesehatan untuk mendatangi mereka. 5.
Kurangnya dukungan tradisi dan keluarga yang mengizinkan seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.
6. Takhayul dan keraguan untuk memeriksakan kehamilan kepada petugas
kesehatan terlebih jika petugas kesehatannya berjenis kelamin laki – laki.
7. Ketidakpercayaan dan ketidaksengangan pada tenaga kesehatan.
8. Ibu dan anggota keluarganya tidak mampu membayar atau tidak
mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.
2.9 Faktor
– Faktor yang Berhubungan Dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan
2.9.1 Umur
Umur mempunyai pengaruh terhadap kehamilan dan persalinan ibu. Usia yang kemungkinan tidak beresiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu
umur 20 - 35 tahun karena pada usia tersebut, rahim sudah siap menerima kehamilan, mental sudah matang dan sudah mampu merawat bayi dan dirinya.
Sedangkan umur 20 tahun dan 35 tahun merupakan umur yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian, diketahui bahwa umur ibu
pada saat melahirkan turut berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu maupun bayi yang dilahirkan.
Ibu yang berumur kurang dari 20 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap
Universitas Sumatera Utara
kehamilannya. Ibu yang berumur 20 – 35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya
sudah siap untuk menerima dan diharapkan untuk memerhatikan kehamilannya. Ibu yang berumur lebih dari 35 tahun, fungsi rahim dan bagian tubuh lainnya
sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20 – 35 tahun.
Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, ada
hubungan antara umur dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita p=0,002.
Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross
sectional, ada hubungan antara usia ibu hamil dengan kunjungan antenatal care p=0,005.
2.9.2 Pendidikan Ibu
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi dalam hidupnya. Orang yang
berpendidikan tinggi biasanya akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu, orang yang berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru
Notoatmodjo, 2003. Demikian halnya dengan ibu yang berpendidikan tinggi, akan
memeriksakan kehamilannya secara teratur demi menjaga keadaan kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.
Universitas Sumatera Utara
Menu rut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato
Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo tahun 2013 dengan desain cross sectional, ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal
care p=0,014.
2.9.3 Pekerjaan