2.7.5  Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Petugas  kesehatan  menemukan  secara  dini  setiap  kenaikan  tekanan  darah pada  kehamilan,  mengenali  tanda  dan  gejala  preeklamsia  lainnya,  mengambil
tindakan yang tepat dan merujuknya.
2.7.6  Persiapan Persalinan
Petugas kesehatan memberikan saran yang tepat  kepada ibu hamil, suami dan  keluarganya  pada  kehamilan  trimester  ketiga  untuk  memastikan  bahwa
persiapan  persalinan  bersih  dan  aman  serta  suasana  menyenangkan  akan direncanakan  dengan  baik,  di  samping  persiapan  transportasi  dan  biaya  untuk
merujuk bila tiba – tiba terjadi keadaan gawat darurat.
2.8 Alasan Ibu Tidak Memeriksakan Kehamilan
Adapun  beberapa  alasan  ibu  tidak  memeriksakan  kehamilan  menurut Depkes RI 2005 yaitu :
1. Ibu  sering  kali  tidak  berhak  memutuskan  sesuatu  karena  suami  atau
mertua,  sementara  mereka  tidak  mengetahui  perlunya  memeriksakan kehamilan dan hanya mengandalkan cara
– cara tradisional. 2.
Fasilitas  untuk  pelayanan  antenatal  tidak  memadai,  tidak  berfungsi sebagaimana  mestinya,  tidak  memungkinkan  kerahasiaan,  harus
menunggu lama atau perlakuan petugas yang kurang memuaskan. 3.
Beberapa  ibu  tidak  mengetahui  mereka  harus  memeriksakan kehamilannya.
Universitas Sumatera Utara
4. Transportasi  yang  sulit,  baik  bagi  ibu  untuk  memeriksakan  kehamilan
ataupun bagi petugas kesehatan untuk mendatangi mereka. 5.
Kurangnya  dukungan  tradisi  dan  keluarga  yang  mengizinkan  seorang wanita meninggalkan rumah untuk memeriksakan kehamilannya.
6. Takhayul  dan  keraguan  untuk  memeriksakan  kehamilan  kepada  petugas
kesehatan terlebih jika petugas kesehatannya berjenis kelamin laki – laki.
7. Ketidakpercayaan dan ketidaksengangan pada tenaga kesehatan.
8. Ibu  dan  anggota  keluarganya  tidak  mampu  membayar  atau  tidak
mempunyai waktu untuk memeriksakan kehamilan.
2.9 Faktor
–  Faktor  yang  Berhubungan  Dengan  Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan
2.9.1  Umur
Umur  mempunyai  pengaruh  terhadap  kehamilan  dan  persalinan  ibu.  Usia yang kemungkinan tidak beresiko tinggi pada saat kehamilan dan persalinan yaitu
umur  20  -  35  tahun  karena  pada  usia  tersebut,  rahim  sudah  siap  menerima kehamilan,  mental  sudah  matang  dan  sudah  mampu  merawat  bayi  dan  dirinya.
Sedangkan umur  20 tahun dan  35 tahun merupakan umur  yang resiko tinggi terhadap kehamilan dan persalinan. Dengan demikian, diketahui bahwa umur ibu
pada  saat  melahirkan  turut  berpengaruh  terhadap  morbiditas  dan  mortalitas  ibu maupun bayi yang dilahirkan.
Ibu  yang  berumur  kurang  dari  20  tahun,  rahim  dan  bagian  tubuh  lainnya belum siap untuk menerima kehamilan dan cenderung kurang perhatian terhadap
Universitas Sumatera Utara
kehamilannya. Ibu  yang berumur 20 – 35 tahun, rahim dan bagian tubuh lainnya
sudah  siap  untuk  menerima  dan  diharapkan  untuk  memerhatikan  kehamilannya. Ibu  yang  berumur  lebih  dari  35  tahun,  fungsi  rahim  dan  bagian  tubuh  lainnya
sudah menurun dan kesehatan tubuh ibu tidak sebaik saat berumur 20 – 35 tahun.
Menurut  penelitian  Cut  Hesty  Maulina  di  Kelurahan  Tanjung  Rejo Kecamatan  Medan  Sunggal  tahun  2010  dengan  desain  cross  sectional,  ada
hubungan antara umur dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai balita p=0,002.
Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan  Telaga  Kabupaten  Gorontalo  tahun  2013  dengan  desain  cross
sectional,  ada  hubungan  antara  usia  ibu  hamil  dengan  kunjungan  antenatal  care p=0,005.
2.9.2  Pendidikan Ibu
Tingkat  pendidikan  sangat  mempengaruhi  bagaimana  seseorang  untuk bertindak  dan  mencari  penyebab  serta  solusi  dalam  hidupnya.  Orang  yang
berpendidikan  tinggi  biasanya  akan  bertindak  lebih  rasional.  Oleh  karena  itu, orang  yang  berpendidikan  akan  lebih  mudah  menerima  gagasan  baru
Notoatmodjo, 2003. Demikian  halnya  dengan  ibu  yang  berpendidikan  tinggi,  akan
memeriksakan  kehamilannya  secara  teratur  demi  menjaga  keadaan  kesehatan dirinya dan anak dalam kandungannya.
Universitas Sumatera Utara
Menu rut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato
Kecamatan  Telaga  Kabupaten  Gorontalo  tahun  2013  dengan  desain  cross sectional, ada hubungan antara pendidikan ibu hamil dengan kunjungan antenatal
care p=0,014.
2.9.3  Pekerjaan
Bila seorang ibu ikut membantu penghasilan rumah tangga maka pada saat hamil, mereka lebih banyak mengeluarkan tenaga dan pikiran maka efeknya dapat
berpengaruh  pada  pemeriksaan  kehamilan  Mufdillah,  2009.  Pekerjaan  sangat menentukan terhadap seseorang untuk berbuat suatu kegiatan.
Pekerjaan yang dimaksud adalah pekerjaan ibu. Dengan banyak kesibukan maka  ibu  kadang
– kadang lupa untuk melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu.  Namun,  pekerjaan  bukan  penghambat  dalam  bertindak  maka  ia  akan
berusaha  untuk  melakukan  tindakan,  dalam  hal  ini  untuk  memeriksakan kehamilan.
2.9.4  Paritas
Lebih  tinggi  paritas  maka  lebih  tinggi  resiko  komplikasi  dan  kematian maternal. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih
baik,  sedangkan  resiko  pada  paritas  tinggi  dapat  dikurangi  atau  dicegah  dengan KB.
Menurut  penelitian  Cut  Hesty  Maulina  di  Kelurahan  Tanjung  Rejo Kecamatan  Medan  Sunggal  tahun  2010  dengan  desain  cross  sectional,  ada
Universitas Sumatera Utara
hubungan  yang  antara  paritas  dengan  kelengkapan  pemeriksaan  kehamilan  pada ibu yang mempunyai balita p=0,023.
Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan  Telaga  Kabupaten  Gorontalo  tahun  2013  dengan  desain  cross
sectional,  ada  hubungan  antara  paritas    dengan  kunjungan  antenatal  care p=0,006.
2.9.5  Pengetahuan
Menurut  Bloom  yang  dikutip  dalam  Soekidjo  Notoatmodjo  2003, pengetahuan  adalah  hasil  penginderaan  manusia,  atau  hasil  tahu  seseorang
terhadap  objek  melalui  indera  yang  dimilikinya  mata,  hidung,  telinga  dan sebagainya.  Pengetahuan  seseorang  terhadap  objek  mempunyai  insentisitas  atau
tingkat yang berbeda – beda.
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan – pertanyaan secara langsung wawancara atau melalui pertanyaan – pertanyaan
tertulis atau angket. Pengetahuan  disini  yang  dimaksud  adalah  pengetahuan  ibu  mengenai
kehamilan.  Bila  pengetahuan  mereka  sudah  baik  terhadap  perawatan  kandungan maka  kepatuhan  seseorang  untuk  memeriksakan  kehamilan  juga  akan  dapat
terjaga.  Apabila  pengetahuan  belum  sepenuhnya  dimiliki  maka  untuk  mengikuti anjuran untuk memeriksakan kehamilan kurang dapat terwujud.
Menurut  penelitian  Cut  Hesty  Maulina  di  Kelurahan  Tanjung  Rejo Kecamatan  Medan  Sunggal  tahun  2010  dengan  desain  cross  sectional,  ada
Universitas Sumatera Utara
hubungan  yang  antara  pengetahuan  dengan  kelengkapan  pemeriksaan  kehamilan pada ibu yang mempunyai balita p=0,001.
Menurut penelitian Rabi’atul Adawiyah Su’ong di Puskesmas Mongolato Kecamatan  Telaga  Kabupaten  Gorontalo  tahun  2013  dengan  desain  cross
sectional,  ada  hubungan  antara  pengetahuan    dengan  kunjungan  antenatal  care p=0,004.
Menurut  penelitian  Ulul  Lailatul  Mardiyah,  dkk  di  wilayah  kerja Puskesmas  Tempurejo  Kabupaten  Jember  tahun  2013  dengan  desain  cross
sectional,  ada  hubungan  antara  pengetahuan  dengan  kunjungan  antenatal  care p=0,005.
2.9.6  Dukungan Keluarga
Dukungan  keluarga  merupakan  sistem  pendukung  utama  untuk memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat ataupun sakit. Kepala
keluarga  adalah  seseorang  dari  sekelompok  anggota  rumah  tangga  yang bertanggung  jawab  atas  kebutuhan  sehari
–  hari  rumah  tangga  atau  orang  yang dianggap atau ditunjuk  sebagai  kepala rumah tangga.  Keluarga khususnya suami
sebagai  kepala  rumah  tangga  dapat  memberikan  dukungan  kepada  ibu  hamil untuk memeriksakan kehamilan secara teratur.
Adapun  dukungan  keluarga  yang  dimaksud  disini  adalah  dukungan  yang diberikan baik dalam moril maupun materil kepada anggota keluarga  yang hamil
berupa memberikan dorongan untuk memeriksakan kehamilan sesuai jadwal. Jika seluruh  keluarga  mengharapkan  kehamilan,  mendukung  bahkan  memperlihatkan
Universitas Sumatera Utara
dukungannya dalam berbagai hal, maka ibu hamil akan merasa lebih percaya diri, lebih bahagia dan siap dalam menjalani kehamilan, persalinan dan masa nifas.
Menurut  penelitian  Ulul  Lailatul  Mardiyah,  dkk  di  wilayah  kerja Puskesmas  Tempurejo  Kabupaten  Jember  tahun  2013  dengan  desain  cross
sectional,  ada  hubungan  antara  dukungan  keluarga  dengan  kunjungan  antenatal care p=0,021.
2.9.7  Faktor Keterjangkauan
Menurut  penelitian  Cut  Hesty  Maulina  di  Kelurahan  Tanjung  Rejo Kecamatan  Medan  Sunggal  tahun  2010  dengan  desain  cross  sectional,  ada
hubungan  antara  keterjangkauan  dengan  kelengkapan  pemeriksaan  kehamilan pada ibu yang mempunyai balita p=0,005.
Menurut  penelitian  Ulul  Lailatul  Mardiyah,  dkk  di  wilayah  kerja Puskesmas  Tempurejo  Kabupaten  Jember  tahun  2013  dengan  desain  cross
sectional,  ada  hubungan  antara  keterjangkauan  dengan  kunjungan  antenatal  care p=0,0001.
Menurut  penelitian  Murniati  di  Kabupaten  Aceh  Tenggara  tahun  2007, keterjangkauan  terhadap  pelayanan  antenatal  mempunyai  hubungan  yang
bermakna terhadap pemeriksaan kehamilan dengan nilai p=0,000 p0,05.
2.10 Manfaat Pemeriksaan Kehamilan Terhadap Status Bayi
Salah  satu  manfaat  dari  pemeriksaan  kehamilan  adalah  bayi  dapat dilahirkan sehat, baik  secara fisik  maupun mental.  Pemeriksaan kehamilan dapat
Universitas Sumatera Utara
memantau  kemajuan  kehamilan  untuk  memastikan  kesehatan  ibu  dan  tumbuh kembang bayi.
2.10.1  Keadaan lahir
Deteksi  dini  menjadi  salah  satu  pencegahan  terhadap  ibu  hamil  agar  ibu hamil  mendapatkan  informasi  yang  tepat  dan  akurat.  Morbiditas  dan  mortalitas
bayi  dapat  dikurangi  dengan  melakukan  pemeriksaan  kehamilan.  Keterlambatan deteksi  dini  tentang  perkembangan  dalam  kehamilan  dikhawatirkan  dapat
berakibat buruk dalam kelahiran janin. Ibu  hamil  yang  menderita  PMS  dapat  meningkatkan  resiko  untuk
melahirkan bayi  yang  cacat  ataupun dapat  menularkan penyakitnya. Oleh karena itu, pemeriksaan kehamilan sangat dianjurkan untuk mengantisipasi kelahiran bayi
yang tidak diinginkan.
2.10.2  Berat Bayi Lahir
Salah  satu  deteksi  dini  masalah  kesehatan  yang  dapat  mempengaruhi kesehatan ibu  dan janin adalah dengan mendeteksi  apakah ibu  menderita anemia
atau  tidak.  Pada  ibu  hamil  yang  kadar  hemoglobinnya  tidak  normal  dapat meningkatkan  resiko  morbiditas  maupun  mortalitas  ibu  dan  bayi  serta
kemungkinan melahirkan bayi dengan BBLR dan premature. Umumnya,  kadar  hemoglobin  yang  kurang  disebabkan  oleh  kekurangan
zat  besi.  Kekurangan zat besi  dapat  menimbulkan gangguan atau hambatan pada
Universitas Sumatera Utara
pertumbuhan  janin.  Bila  kadar  hemoglobin  ibu  hamil  11  grdl  maka  kadar hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak normal anemia.
Menurut  penelitian  Muazizah,  dkk  di  Rumah  Sakit  Permata  Bunda Kabupaten  Grobongan  Semarang  tahun  2011  dengan  desain  cross  sectional,  ada
hubungan antara kadar hemoglobin ibu hamil dengan berat bayi lahir p=0,000.
2.11 Kerangka Teoritis
Dari  teori  dan  beberapa  penelitian  terdahulu,  disusun  kerangka  konsep teoritis  yang  merupakan  alur  pikir  peneliti.  Faktor
–  faktor  yang  berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah :
Variabel independen : Variabel dependen :
1. Sosiodemografi
a. Umur
b. Suku
c. Agama
d. Pendidikan ibu
e. Pekerjaan ibu
f. Paritas
2. Pengetahuan ibu
3. Dukungan keluarga
4. Faktor keterjangkauan
Kelengkapan pemeriksaan kehamilan
Status bayi a.
Keadaan lahir b.
Berat bayi lahir
Universitas Sumatera Utara
2.12 Kerangka Konsep Penelitian
Dari  beberapa  penelitian  terdahulu,  disusun  kerangka  konsep  penelitian yang  merupakan  alur  pikir  peneliti.  Faktor
–  faktor  yang  berhubungan  dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan adalah :
Variabel independen : Variabel dependen :
tidak diuji 1.
Sosiodemografi a. Umur
b. Suku c.
Agama d.
Pendidikan ibu e.
Pekerjaan ibu f.
Paritas 2.
Pengetahuan ibu 3.
Dukungan keluarga 4.
Faktor keterjangkauan Kelengkapan
pemeriksaan kehamilan
Universitas Sumatera Utara
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian