5.2.3 Hubungan Pekerjaan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan
Gambar 5.10 Diagram Bar
Kelengkapan Pemeriksaan
Kehamilan Berdasarkan Pekerjaan Ibu di Kelurahan Binjai Kecamatan
Medan Denai Tahun 2014
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa proporsi prevalens ibu yang mempunyai bayi yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan yang bekerja
sebesar 16,7, sedangkan proporsi prevalens ibu yang mempunyai bayi yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan dengan status pekerjaan tidak bekerja
sebesar 19,2. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
pekerjaan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi dengan nilai p0,05.
16.7 19.2
83.3 80.8
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Bekerja Tidak Bekerja
Proporsi prev
alens
Pekerjaan Ibu
Tidak lengkap Lengkap
Universitas Sumatera Utara
Variabel pekerjaan ibu tidak dimasukkan ke dalam analisis multivariat sebagai faktor yang kemungkinan berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan
kehamilan karena variabel tersebut tidak mempunyai nilai p0,25. Menurut penelitian Cut Hesty Maulina di Kelurahan Tanjung Rejo
Kecamatan Medan Sunggal tahun 2010 dengan desain cross sectional, tidak terdapat hubungan antara pekerjaan ibu dengan kelengkapan pemeriksaan
kehamilan pada ibu yang mempunyai balita dengan nilai p0,05. Pekerjaan sangat menentukan terhadap seseorang untuk berbuat suatu
kegiatan. Dengan banyak kesibukan maka ibu kadang – kadang lupa untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan tepat waktu. Namun, pekerjaan bukan penghambat dalam bertindak maka ia akan berusaha untuk melakukan tindakan,
dalam hal ini untuk memeriksakan kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.4 Hubungan Paritas Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan
Gambar 5.11 Diagram Bar
Kelengkapan Pemeriksaan
Kehamilan Berdasarkan Paritas di Kelurahan Binjai Kecamatan Medan
Denai Tahun 2014
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa proporsi prevalens ibu yang mempunyai bayi yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan dengan
paritas ≥ 3 orang sebesar 12,2, sedangkan proporsi prevalens ibu yang mempunyai bayi yang tidak lengkap memeriksakan kehamilan dengan paritas ≤ 2
orang sebesar 21,8. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara
paritas dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan pada ibu yang mempunyai bayi dengan nilai p0,05.
Variabel paritas dimasukkan ke dalam analisis multivariat sebagai faktor yang kemungkinan berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan
12.2 21.8
87.8 78.2
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
≥ 3 orang ≤ 2 orang
proporsi prev
alens
Paritas
Tidak lengkap Lengkap
Universitas Sumatera Utara
karena variabel tersebut mempunyai nilai p0,25. Namun pada tahap ketiga backward selection, variabel tersebut dikeluarkan sampai tidak ada lagi variabel
independen yang mempunyai nilai p 0,05 untuk menentukan faktor yang signifikan berhubungan dengan kelengkapan pemeriksaan kehamilan.
Menurut penelitian Murniati di Kabupaten Aceh Tenggara tahun 2007, paritas tidak mempunyai hubungan yang bermakna terhadap pemeriksaan
kehamilan dengan nilai p=0,898 p0,05. Lebih tinggi paritas maka lebih tinggi resiko komplikasi dan kematian
maternal. Paritas tinggi 3 mempunyai angka kematian maternal lebih tinggi. Resiko pada paritas satu dapat ditangani dengan asuhan obstetrik lebih baik,
sedangkan resiko pada paritas tinggi dapat dikurangi atau dicegah dengan KB. Ibu yang memiliki paritas tinggi seharusnya lengkap memeriksakan kehamilan karena
paritas tinggi adalah paritas yang berisiko dalam kehamilan.
Universitas Sumatera Utara
5.2.5 Hubungan Pengetahuan Ibu dengan Kelengkapan Pemeriksaan Kehamilan