Ungkapan atau Idiom Ragam Diksipada Upacara Adat Saur Matua Masyarakat Batak Toba

73

4.2.3 Ungkapan atau Idiom

Pemilihan idiom atau ungkapan dalam acara saur matua juga merupakan suatu yang tinggi nilainya. Untuk itu, dibawah ini akan dijabarkan beberapa ungkapan dalam acara saur matua. a. Jabu-jabuna ‘peti mayat’ ungkapan ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Contoh ungkapan ini dalam kalimat : Mauliate ma di hamu hulahulanami, ala nunga ro hamu di bagasan manogoton mamoppohon natuatua on tu jabu-jabuna. ‘Terima kasih kami ucapkan kepada hulahula kami atas kesediaanya pada pagi hari ini datang untuk memasukkan jenazah orang tua kami ke dalam rumahnya yang baru yaitu, peti jenazah’. b. Ingana parsatongkinan mengandung makna ‘makamkuburan’.Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Asa dilehon ma tutu di hami hagogoon dohot hahipason di na paadop-adop dohot di na laho pasahathon marsogot tu inganan parsatongkinan i natuatuanami on jala namborumuna on lae. Begitu juga dengan kekuatan dan kesabaran diberikan oleh Tuhan kepada kami dalam mempersiapkan acara yang akan dilakukan nanti sesuai dengan doa para hulahula kami sekalian. c. Sisada hata mengandung makna ‘seia sekata’, ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah mengampil kesepakatan dengan musyawarah.contoh ungkapan ini dalam kalimat : dos ma rohatta, sisada hata ma hita. ‘Sepakatlah kita, seia sekata’. 74 d. Hata naulimengandung makna ‘nasehat’.Contoh ungkapan ini dalam kalimat : nungga dipasahathon nami hata nauli tu hamu bere nami, sai anggiat ma hamu dilehon tuhan hagogoon dihamu. ‘Sudah kami sakmpaikan nasehat kepeda bere kami, semogalah diberi tuhan kekuatan diklian’. e. Mardos niroha‘seia sekatasepakat’. Ungakapan ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah mengampil kesepakatan dengan musyawarah. Contoh ungkapan ini dalam kalimat: mardos roha hamu dibere hami naeng paborhaton natua-tuaon tu jabu naimbaru. ‘Sepakatlah kalian bere kami mau memberangkatkan orang tua kita ini kerumahnya yang barukuburan’. f. Marujung ngolu‘meninggal dunia’. Ungkapan ini dimaksudkan kepada seseorang yang telah meninggal dunia. Contoh ungkapan ini dalam kalimat : Tangkas songon naung dipabotohon hami na di ari jumat naung salpu, naung marujung ngolu do natua- tuanami ima dainang on. ‘Kami telah memberitahukan pada hari jumat yang lalu bahwa orang tua kami telah meninggal yaitu ibunda kami’. g. Jabuna naimbaru ‘rumah yang baru’.Ungkapan ini dimaksudkan kepada orang yang telah meninggal dunia. Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Jadi apala di tingki on, naing paborhatonta ma natua-tuantatu jabu naimbaru. ‘Jadi, pada saat ini mau kita berangkatkanlah kerumahnya yang barukuburan’. 75 h. Parbahul-bahul nabolon ‘‘kantongan dari anyaman pandan’. Ungkapan ini dimaksudkan pada seseorang yang dituakan dan selalu bermurah hatirela membantu orang lain tanpa pamrih, baik itu material maupun spritual. Tulang nami olo do gabe parbahul-bahul nabolon tu hami akka berena. ‘tulang kami maunya membantu kami dalam materi ataupun spiritual. i. Namarmiak-miak jambar‘pemberipenerima jambar’ merupakan ungkapan yang melambangkan adanya pertalian kekerabatan. Pelambang ini merupakan cerminan keutuhan dari suatu upacara adat saur matua. Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Nunga i patudu hamu holong muna, ima disombahon hamu jambar, jala rangkup ma sude ulaonon marhite tangiang. ‘Sudah kalian perlihatkan rasa cinta kasih, dengan mempersembahkan jambar, dan sempurnalah semua acara ini melalui doa’. j. Suhi ampang na opat ‘segi empat bakul’ merupakan ungkapan pelambang empat fungsional penerima harta kekanyan mangungkap hombung. Keempat fungsional tersebut ialah anak dohot parmai, boru dohot hela, hula-hula, na marpariban. Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Suhi ampang na opat ma pinasahat hamuna di ulaon i ‘Suhi ampang na opat lah kiranya disampaikan dalam acara ini’.

4.2.4 Penggunaan Umpasa