Penggunaan Umpasa Ragam Diksipada Upacara Adat Saur Matua Masyarakat Batak Toba

75 h. Parbahul-bahul nabolon ‘‘kantongan dari anyaman pandan’. Ungkapan ini dimaksudkan pada seseorang yang dituakan dan selalu bermurah hatirela membantu orang lain tanpa pamrih, baik itu material maupun spritual. Tulang nami olo do gabe parbahul-bahul nabolon tu hami akka berena. ‘tulang kami maunya membantu kami dalam materi ataupun spiritual. i. Namarmiak-miak jambar‘pemberipenerima jambar’ merupakan ungkapan yang melambangkan adanya pertalian kekerabatan. Pelambang ini merupakan cerminan keutuhan dari suatu upacara adat saur matua. Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Nunga i patudu hamu holong muna, ima disombahon hamu jambar, jala rangkup ma sude ulaonon marhite tangiang. ‘Sudah kalian perlihatkan rasa cinta kasih, dengan mempersembahkan jambar, dan sempurnalah semua acara ini melalui doa’. j. Suhi ampang na opat ‘segi empat bakul’ merupakan ungkapan pelambang empat fungsional penerima harta kekanyan mangungkap hombung. Keempat fungsional tersebut ialah anak dohot parmai, boru dohot hela, hula-hula, na marpariban. Contoh ungkapan ini dalam kalimat: Suhi ampang na opat ma pinasahat hamuna di ulaon i ‘Suhi ampang na opat lah kiranya disampaikan dalam acara ini’.

4.2.4 Penggunaan Umpasa

Untuk kegiatan acara saur matua yang berupa musyawarah untuk melahirkan kesepakatan, maka falsafah yang dipegang teguh dalam untaian umpasa berupa pesan moral adalah : 76 Aek godang aek laut Dos ni roha sibahen na saut ‘Air yang besar air laut’ ‘kesepakatan hati membawa hasil yang baik’ Sebagaimana telah diutarakan sebelumnya dalam acara adat saur matua di pertengahan acara diadakan makan bersama mardaon pogu. Untuk itu biasanya makanan dihidangkan dan acara dibuka melalui umpasa : Sititi ma sihompa golanggolang pangarahutna Tung otik pe na hupatupa hami sai godang ma pinasuna ‘Pohon palem jadi pelindung, gelang kuning pengikatnya’ ‘Meskipun sedikit yang kami sediakan, kiranya banyaklah berkatnya’. Umpasa diatas menekankan perlunya kebersamaan dalam menentukan sikap tanpa didasari pada pemikiran mewahnya makanan yang dipersiapkan. Dengan demikian pesan umpasa tersebut memuat bujukan untuk bisa saling menerima atas keadaan yang ada. Sebagaimana ciri khas masyarakat Batak Toba yang suka bersikap saling menghargai dan saling pengertian. Maka bahasa berpantun atauumpasa ini disampaikan oleh pihak hulahula kepada suhut atau keturunan dari yang telah saur matua, yang merupakan doa dan pengharapan. Asa bintang ma na rumiris Ombun na sumorop di dolok ni purba tua 77 Asa anak ma dihamu riris Bintang yang bertabur dilangit Hembun yang bergumpal di atas awan Diberikanlah kepada kalian putra yang cerdas Putri juga yang pintar Boru torop dongan muna saur matua Asa pir ma pongki daon-daon ni pansalongan di pudian ni namboru on asa pirma tondimuna jala tu tiurna angka pansamotan ‘Semakin kuatlah pongki’ ‘Sebagai pengikat daun ubi yang telah diambil’ ‘Di balik meninggalnya namboru ini roh kalian semakin kuat’ ‘Dan rezeki yang berlimpah’ Sahat ma solu Sahat tu bontean Nunga hupasahat hami tu hamu angka hata na uli, ba tu joloan on sahatma hamu gabe Jala sahat parhorasan ‘Sampailah perahu’ ‘Sampai ke pelabuhan’ ‘Kami sudah menyampaikan kata-kata nasihat kepada kalian’ 78 ‘Semogalah kalian memperoleh keselamatan’ Pengguanan umpasa dalam acara adat masyarakat batak toba pada umumnya memuat pesan moral untuk dapat diteladani. Adapun yang menjadi kelebihan kehadiran umpasa adalah penggunaan umpasa yang begitu indah tidak hanya dari bentuk maupun untaian katanya tetapi jiga isi pesannya. Sebagaimana tujuan akhir dari acara saur matua adalah akhir pembicaraan yang sama-sama menginginkan lahirnya kesepakatan, maka perlu adanya saling pengertian tanpa adanya keinginan memaksa. Ketulusan hati karena di dasarkan pada hakekat saling mau menerima merupakan kunci berhasilnya kelangsungan suatu kesepakatan. Untuk itu umpasa yang berupa permintaan sekaligus pesan moral adalah: tampakna do tajomna rim ni tahi do gogona ‘Tumpul dahulu kemudian tajam’ ‘Kesatuan hatilah yang menciptakan kekuatan’ sai nunga jumpang tali pasa Nunga denggan marujung hata, Jala marsipaolooloan ‘Sudah ditemukan tali pasa’ ‘Dibuat untuk mengikat gendang’ ‘Sudah dengan baik pembicaraan usai’ 79 ‘Dan kita sudah sepakat’

4.3 Ragam Diksi dari Segi Penutur.