Anatomi Kepala dan Leher Epidemiologi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Anatomi Kepala dan Leher

Pada umumnya tumor ganas THT-KL ditemukan pada rongga mulut, orofaring, nasofaring, hidung dan sinus paranasal, hipofaring, laring dan telinga. Yang termasuk rongga mulut adalah mukosa bukal, gusi, dasar mulut, palatum durum, dua pertiga anterior lidah. Yang termasuk orofaring adalah dasar lidah, tonsil, palatum mole, uvula, dinding posterior dan lateral faring Forastiere Marur, 2008. Nasofaring adalah suatu ruangan yang terletak di belakang cavum nasi yang mempunyai atap, dinding posterior dan dinding lateral yang termasuk fosa rosenmuller dan mukosa yang menutupi torus tubarius membentuk orifisium tuba eustachius. Laring dibagi menjadi tiga regio yaitu supraglotik, glotik dan subglotik. Hidung dan sinus paranasal terdiri dari cavum nasi mulai nares anterior hingga koana, disertai juga sinus maksila, sinus etmoid, sinus frontal dan sinus sphenoid. Regio tumor ganas pada telinga dapat dijumpai pada daun telinga, liang telinga luar dan telinga tengah serta tulang mastoid Forastiere Marur, 2008. Davis Welch 2006 dalam penelitiannya membagi lokasi tumor ganas THT-KL menjadi 3 lokasi, yaitu lokasi pertama adalah tumor yang sulit terlihat yaitu hidung dan sinus paranasal, laring, hipofaring, esophagus servikal; lokasi kedua adalah tumor yang dapat terlihat yaitu orofaring dan rongga mulut; lokasi ketiga adalah tumor yang dapat diraba yaitu tiroid, jaringan lunak, kelenjar getah bening, tulang. Sedangkan Carvalvo et al 2002 dalam penelitiannya membagi lokasi tumor ganas THT-KL menjadi 2 lokasi yaitu lokasi tumor yang dapat dilihat Universitas Sumatera Utara dengan pemeriksaan THT biasa yaitu orofaring dan rongga mulut; lokasi kedua adalah lokasi tumor yang hanya dapat dilihat dengan alat khusus yaitu laring dan hipofaring. Gambar 1. Anatomi Kepala dan Leher Forastiere Marur, 2008 Universitas Sumatera Utara

2.2 Epidemiologi

Takiar et al 2010 dalam penelitian mengenai prediksi perkembangan kanker di Bangalore, menemukan kasus tumor ganas kepala-leher pada tahun 2010 sebesar 175.791 kasus, dan diprediksi kasus tersebut meningkat menjadi 196.065 pada tahun 2015 dan pada tahun 2020 kasus tumor ganas kepala-leher meningkat menjadi 218.421 kasus. Perbandingan kejadian tumor ganas kepala-leher antara pria dan wanita adalah 2 : 1 dan antara tahun 2010, 2015 dan 2020 tidak ada perbedaan yang berarti. Lebih dari 500.000 kasus baru keganasan pada kepala leher muncul di Amerika Serikat dan Eropa setiap tahunnya, dan ini adalah penyebab kematian dan kecacatan yang signifikan. Penelitian Hashibe et al 2009, dengan jumlah kasus 11.221, menemukan jenis kelamin laki-laki lebih sering terkena kanker kepala dan leher 79,9 dibandingkan dengan perempuan 20,1, dengan distribusi umur terbanyak dijumpai pada umur 55-59 18,7 dan yang paling sedikit dijumpai pada umur 40 tahun 3,7. Ras yang paling banyak dijumpai adalah ras kulih putih 73,7 dan yang paling sedikit adalah ras Asia 0,5. Pendidikan penderita tumor ganas kepala leher yang paling dijumpai adalah SD 38,7 dan paling sedikit adalah tidak berpendidikan 0,8 Hashibe et al, 2009. Ronis et al 2008 menemukan 316 pasien tumor ganas kepala dan leher selama periode 2007, dengan frekuensi terbesar ditemukan pada laki-laki 79,4 sedangkan perempuan 20,6. Rata-rata umur yang ditemukan 58,6±10,2, dengan range umur 25- 86 tahun. Ras yang paling banyak ditemukan adalah ras non Hispanic white 88,3 diikuti oleh ras Hispanicnon white 11,7. Distribusi pendidikan pada penderita tumor ganas THT-KL adalah 147 penderita 46,5 SMA dan 169 penderita 53,5 Perguruan Tinggi. Universitas Sumatera Utara Adeyemi et al 2008 yang melakukan studi retrospektif di sarana kesehatan primer dan sekunder di Nigeria periode 1991-2005 menemukan 778 kasus tumor ganas THT-KL dengan perbandingan antara pria dan wanita adalah 1,8 : 1. Umur rata-rata pasien adalah 43,8±19,6 tahun. Adeyemi dan kawan-kawan tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara umur rata-rata laki-laki dengan perempuan p=0,198. Piccirillo dan Yung 2008 pada penelitiannya menemukan 183 kasus tumor ganas THT-KL periode 1997-1998, dengan kasus terbanyak dijumpai pada laki-laki 71,6 diikuti oleh perempuan 28,4. Ras kulit putih 84,2 paling banyak menderita tumor ganas THT-KL, diikuti ras kulit hitam 28. Kelompok umur 51-60 tahun 30,1 paling banyak menderita tumor ganas THT-KL, diikuti kelompok umur 61-70 tahun 25,7, dan umur 71-80 25,1. Kasus baru keganasan kepala dan leher diperkirakan sebanyak 644.000 kasus pertahunnya di seluruh dunia, dimana dua pertiga dari jumlah kasus baru itu muncul di negara berkembang. Angka kejadian keganasan kepala dan leher di Amerika Serikat sebesar 3,2 39.750 dari seluruh keganasan Jemal et al, 2005. Insidensi kanker kepala leher 3 kali lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan Hayat et al, 2007. Sihotang 2007 di RSUP HAM dalam penelitiannya terhadap 22 penderita tumor ganas THT-KL, menemukan jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki 77,3, dengan kelompok umur tersering adalah 50 tahun 54,6. Suku terbanyak yang dijumpai adalah suku Batak 50. Studi retrospektif di laboratorium patologi anatomi RS dr. Kariadi Semarang periode 2001-2005 menemukan 448 kasus tumor ganas kepala dan leher, dengan perbandingan pria dan wanita adalah 1,2 : 1. Distribusi kelompok umur yang tersering Universitas Sumatera Utara adalah 50 tahun sebesar 235 penderita 52,45, diikuti 50-59 tahun sebesar 97 penderita 21,65, dan yang paling sedikit ditemukan adalah 70 tahun 8,93 Wiliyanto, 2006. Studi epidemiologi yang dilakukan oleh Bhurgri et al 2006 menemukan insidensi tumor ganas THT-KL pada laki-laki sebesar 21 dan pada perempuan sebesar 11 pada dua periode 1995-1997 dan 1998-2002. Umur rata-rata yang ditemukan adalah 53±5 tahun. Pada studi ini ditemukan lokasi terbanyak adalah rongga mulut baik pada laki-laki maupun perempuan, diikuti oleh tumor ganas laring. Studi cross sectional pada pasien tumor ganas THT-KL di berbagai daerah di brazil, menemukan 676 kasus penderita tumor ganas THT-KL, dimana 88 nya adalah laki-laki. Ras yang paling banyak ditemukan adalah ras eropa 84,2, dengan rentang umur 15–82 tahun dan rata-rata umur adalah 58 tahun Carvalho et al, 2002 The national cancer data base pada tahun 1998 di amerika serikat melaporkan dijumpai 295.022 kasus keganasan kepala dan leher periode 1985-1994. Ras yang paling banyak dijumpai adalah amerika-afrika, umur paling banyak dijumpai keganasan adalah 60-69 tahun 27, dengan perbandingan pria dengan wanita adalah 1,5:1 Hoffman et al, 1998. Iro dan Waldfahrer 1998 melakukan Studi retrospektif di divisi bedah kepala- leher Universitas Nuremberg Jerman periode 1970-1990 dengan hasil menemukan 3247 kasus keganasan kepala dan leher, dengan rata-rata umur penderita 58,2±12 tahun, dan jumlah penderita laki-laki sebanyak 2883 penderita, perempuan sebanyak 364 penderita. Studi prospektif oleh badan kanker nasional amerika serikat periode 1 September 1983 – 28 Februari 1987 di tiga negara bagian, menemukan 649 pasien yang didiagnosa tumor ganas kepala dan leher. Laki-laki lebih banyak ditemukan pada Universitas Sumatera Utara penelitian ini sebesar 71,2 sedangkan perempuan sebesar 28,8. Umur yang paling banyak ditemukan adalah umur 56-71 tahun 65,6. Ras kulit putih lebih banyak ditemukan 95,8 dibandingkan ras bukan kulit putih 4,2. Dari segi pendidikan, pasien lulusan SMA lebih banyak ditemukan 50 Deleyianis et al, 1996. Hutagalung dalam penelitiannya menemukan, dari 31.875 penderita baru yang berobat ke poliklinik THT RSUP DR. Sardjito periode 1991-1995, 1001 atau 3,40 menderita tumor ganas di bagian THT. Proporsi kejadiannya adalah 69,50 menyerang laki-laki, kelompok umur yang paling sering terkena adalah 50 tahun 61,84 Hutagalung, 1996. Penelitian yang sama dilakukan oleh Siahaan, dari 569.948 penderita baru yang berobat ke poliklinik RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1991-1995, 576 atau 0,1 menderita tumor ganas THT dan kepala leher. Penderita terbanyak adalah laki-laki 65,27 dan jenis pekerjaan terbanyak petani-buruh tani 38,54. Kelompok umur yang sering terkena adalah 50 tahun 50,86 Siahaan, 1996.

2.3 Lokasi Tumor