Lokasi Tumor TINJAUAN PUSTAKA

penelitian ini sebesar 71,2 sedangkan perempuan sebesar 28,8. Umur yang paling banyak ditemukan adalah umur 56-71 tahun 65,6. Ras kulit putih lebih banyak ditemukan 95,8 dibandingkan ras bukan kulit putih 4,2. Dari segi pendidikan, pasien lulusan SMA lebih banyak ditemukan 50 Deleyianis et al, 1996. Hutagalung dalam penelitiannya menemukan, dari 31.875 penderita baru yang berobat ke poliklinik THT RSUP DR. Sardjito periode 1991-1995, 1001 atau 3,40 menderita tumor ganas di bagian THT. Proporsi kejadiannya adalah 69,50 menyerang laki-laki, kelompok umur yang paling sering terkena adalah 50 tahun 61,84 Hutagalung, 1996. Penelitian yang sama dilakukan oleh Siahaan, dari 569.948 penderita baru yang berobat ke poliklinik RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1991-1995, 576 atau 0,1 menderita tumor ganas THT dan kepala leher. Penderita terbanyak adalah laki-laki 65,27 dan jenis pekerjaan terbanyak petani-buruh tani 38,54. Kelompok umur yang sering terkena adalah 50 tahun 50,86 Siahaan, 1996.

2.3 Lokasi Tumor

Berdasarkan AJCC 2006, lokasi tumor pada kepala dan leher adalah di rongga mulut, orofaring, nasofaring, laring, tiroid, hidung dan sinus paranasal, sedangkan telinga termasuk dalam tumor kulit. Penelitian Hashibe et al 2009, dengan jumlah kasus 11.221, menemukan keganasan kepala leher yang tersering adalah kanker orofaring 36, diikuti kanker rongga mulut 26,7 dan yang terakhir adalah kanker laring26,4. Universitas Sumatera Utara Penelitian oleh Ronis et al 2008 menemukan 316 penderita tumor ganas THT- KL, dengan lokasi terbanyak dijumpai adalah Rongga Mulut 21,5, faring-orofaring- hipofaring-nasofaring 53,5 dan laring 25. Studi retrospektif di sarana kesehatan primer dan sekunder di Nigeria periode 1991-2005 oleh Adeyemi et al 2008, menemukan 778 kasus tumor ganas THT-KL dengan lokasi yang paling sering terlibat adalah rongga mulut dan orofaring 31,1, diikuti oleh nasofaring 16,4 dan hidung sinus paranasal 15. Umur rata-rata pasien tumor ganas nasofaring dan rongga mulut signifikan lebih rendah, sedangkan umur rata-rata pasien tumor ganas hipofaring dan laring lebih tinggi, dibandingkan dengan regio tumor ganas THT-KL lainnya. Penelitian oleh Piccirillo dan Yung 2008, dari 183 kasus tumor ganas THT- KL, menemukan lokasi terbanyak adalah laring 38,3, kemudian rongga mulut 31,1 dan orofaring 30,6. Penelitian oleh Sihotang 2007 di RSUP HAM, ditemukan lokasi terbanyak tumor ganas kepala leher adalah pada nasofaring yaitu 13 penderita dari 22 sampel 59,10, diikuti tumor hidung dan sinus paranasalis 13,60, tumor telinga 9,10, tumor lidah 9,10, tumor laring 4,50, tumor palatum 4,50 Sihotang, 2007. Periode 1 Januari 2001–31 Desember 2005 di RS dr. Kariadi, ditemukan jenis tumor ganas kepala dan leher tersering adalah tumor ganas nasofaring 25 dan tumor ganas kelenjar getah bening leher 25 Wiliyanto, 2006. Di Amerika Serikat pada tahun 2001, dari 75.000 kasus keganasan pada kepala leher, ditemukan lokasi terbanyak adalah tiroid 29, laring 15, mukosa orofaring 12, lidah 10 dan jaringan lunak 9 Davis Welch, 2006. Universitas Sumatera Utara Bhurgri et al 2006, pada studi epidemiologi tumor ganas THT-KL di Pakistan, menemukan lokasi tumor terbanyak pada penderita berumur diatas 40 tahun adalah rongga mulut 30 , nasofaring 28,6, orofaring 6,3 dan laring 2,6. Penelitian Shiboski, Schmidt, Jordan pada tahun 2005 ditemukan lokasi tumor pada keganasan kepala leher yang berasal dari rongga mulut, nasofaring, orofaring, hipofaring dan laring. Studi cross sectional oleh Carvalho et al 2002 di berbagai daerah di brazil, menemukan 676 kasus penderita tumor ganas THT-KL. Tumor ganas rongga mulut paling banyak ditemukan yaitu sebesar 32,4, diikuti tumor ganas laring sebesar 24,1 dan tumor ganas orofaring sebesar 20,4. Pada RSU Dadi dan RSU dr Wahidin selama periode 10 tahun 1990-1999 ditemukan 570 keganasan kepala dan leher yang terdiri dari karsinoma nasofaring 47,98, hidung dan sinus paranasalis 19,96, tonsil 10,33, laring 7,72 dan rongga mulut 7 Kuhuwael, 2001. Hasil penelitian Soekamto 2000 tentang insidensi tumor ganas kepala dan leher di RS. Dr. Soetomo Surabaya antara 1996–2000, mendapatkan tumor ganas tersering adalah tumor ganas nasofaring 478 kasus atau 28 dan tumor ganas laring 257 atau 16. The National Cancer Database periode 1985–1994 di Amerika Serikat melaporkan, lokasi tumor ganas kepala dan leher yang paling banyak ditemukan adalah laring 20,9, diikuti rongga mulut 17,6 dan tiroid 15,8 Hoffman et al, 1998. Studi retrospektif oleh Iro dan Waldfahrer 1998 menemukan 3247 kasus keganasan kepala dan leher di Universitas Nuremberg Jerman periode 1970-1990. Lokasi yang paling banyak ditemukan adalah tumor ganas laring 40,7, diikuti tumor Universitas Sumatera Utara ganas orofaring 23,8 dan lokasi tumor yang paling sedikit adalah tumor ganas sinus maksila 1,9. Deleyianis et al 1996 dalam penelitiannya dari 649 kasus tumor ganas THT- KL, menemukan lokasi terbanyak ditemukan tumor ganas adalah rongga mulut 35,4, diikuti laring 33,1 dan yang paling sedikit adalah hipofaring 9,8. Dari 712 kasus tumor ganas telinga hidung tenggorok di Bagian THT FK UIRSCM selama periode 1988–1992, kasus terbanyak adalah di nasofaring 511 71,7, diikuti tumor ganas hidung dan sinus paranasal 72 10,1, laring 71 10,0, telinga 15 2,1, orofaring 12 1,7, esophagus-bronkus 10 1,4, rongga mulut 9 1,3 dan sisanya 12 1,7 penderita di tempat lain. Hutagalung dalam penelitiannya menemukan dari 1084 kasus keganasan kepala dan leher di poliklinik THT RSUP DR. Sardjito periode 1991-1995, lokasi yang paling banyak adalah nasofaring 45,35, kavum oris 22,67, laring 14,88, kavum nasi 9,09, sinus paranasal 7,99 Hutagalung, 1996. Penelitian yang dilakukan oleh Siahaan di poliklinik RSUP Dr. Kariadi Semarang periode 1991-1995, menemukan lokasi tumor yang paling sering adalah nasofaring 56,25, diikuti hidung dan sinus paranasal 11,46, dan laring 9,03 Siahaan, 1996. Data terakhir tahun 1990–2001 di FKUIRSCM Jakarta, ditemukan sejumlah 2007 kasus keganasan di bidang telinga hidung tenggorok, tercatat karsinoma nasofaring sebanyak 1247 62,13 penderita, hidung dan sinus paranasal 179 8,92 penderita, laring 125 6,23 penderita, rongga mulut 137 6,83 penderita, telinga 54 2,69 penderita. Universitas Sumatera Utara

2.4 Jenis Histopatologi