Distribusi frekuensi penderita tumor ganas THT-KL menurut jenis kelamin

Perbedaan hasil ini dikarenakan masyarakat yang menjadi sumber penelitian internasional berasal dari ras, lingkungan dan tingkat kesejahteraan hidup yang berbeda sehingga memiliki angka harapan hidup yang lebih tinggi. Pada penelitian ini rentang umur, umur rata-rata yang ditemukan memiliki nilai yang senada dengan penelitian oleh Ronis et al 2008 sebesar 58,6 ± 10,2 tahun, Adeyemi et al 2008 sebesar 43,8 ± 19,6 tahun, Bhurgri et al 2006 53 ± 5 tahun, Carvalho et al 2002 58 tahun, Iro dan Waldfahrer 1998 sebesar 58,2 ± 12 tahun.

5.1.2 Distribusi frekuensi penderita tumor ganas THT-KL menurut jenis kelamin

Dari hasil penelitian ini didapatkan penderita tumor ganas THT-KL lebih sering didapatkan pada pria 72,84 dibandingkan dengan wanita 27,16. Hal yang serupa juga dijumpai pada penelitian Takiar, Nadayil, Nandakumar 2010 menemukan perbandingan pria dan wanita adalah 2 : 1, Hashibe et al 2009 menemukan jenis kelamin laki-laki lebih sering terkena kanker kepala dan leher 79,9, Ronis et al 2008 menemukan jenis kelamin laki-laki lebih sering terkena kanker kepala dan leher 79,4, Adeyemi et al 2008 menemukan perbandingan antara pria dan wanita adalah 1,8 : 1, Piccirillo dan Yung 2008 menemukan kasus terbanyak dijumpai pada laki-laki 71,6, Hayat et al 2007 menemukan Insidensi kanker kepala leher 3 kali lebih banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan, Wiliyanto 2006 menemukan perbandingan pria dan wanita adalah 1,2 : 1 pada pasien tumor ganas kepala leher, Bhurgri et al 2006, Carvalho et al 2002 dari 676 kasus penderita tumor ganas THT- KL 88 nya adalah laki-laki, Hoffman et al 1998 menemukan perbandingan pria dengan wanita adalah 1,5:1, Iro dan Waldfahrer 1998 menemukan penderita laki-laki lebih banyak sebesar 88,79, Deleyianis et al 1996 Laki-laki lebih banyak ditemukan Universitas Sumatera Utara pada penelitian ini sebesar 71,2, Hutagalung 1996 proporsi kejadiannya adalah 69,50 menyerang laki-laki, Siahaan 1996 menemukan Penderita terbanyak adalah laki-laki 65,27. Laki-laki lebih banyak menderita tumor ganas THT-KL dibandingkan perempuan dilaporkan pada hampir semua penelitian, hal ini diduga ada hubungannya dengan kebiasaan hidup serta pekerjaan yang menyebabkan laki-laki sering kontak dengan karsinogen penyebab tumor ganas THT-KL. Risiko juga meningkat pada peminum alkohol dan merokok. Merokok dan minum alkohol adalah faktor etiologi yang sering ditemukan pada tumor ganas THT-KL. Perokok berat beresiko 5 sampai 25 kali lebih tinggi terjadi tumor ganas THT-KL dibanding pada yang bukan perokok. Alkohol dapat meningkatkan resiko terjadinya tumor ganas THT-KL, seseorang dengan riwayat merokok 40 bungkus pertahun dan minum alkohol 5 botol perhari dapat meningkatkan resiko 40 kali terjadinya tumor ganas THT-KL. Efek langsung dari nikotin dan hidrokarbon polisiklik aromatic dipertimbangkan bersifat karsinogenik. Merokok dan minum alcohol juga menyebabkan mutasi dari dari gen supresor tumor p53 Goldenberg, et al. 2004

5.1.3 Distribusi frekuensi penderita tumor ganas THT-KL menurut suku bangsa