Distribusi Frekuensi Stadium Pada penderita tumor ganas THT-KL Distribusi frekuensi terapi pada tumor ganas THT-KL

skuamosa yang merupakan tempat tumor primer keganasan kepala dan leher Forastiere Marur, 2008; Goldenberg, et al. 2004.

5.2.4 Distribusi Frekuensi Stadium Pada penderita tumor ganas THT-KL

Hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa frekuensi stadium lanjut yaitu stadium III dan IV selalu lebih banyak dijumpai dibandingkan stadium dini Stadium I dan II. Penelitian oleh Yung dan Piccrillo 2008, Ronis et al 2008, Bhurgri et al 2006, Pytynia et al 2004, Carvalho et al 2002, Iro Waldfahrer 1998, hutagalung 1996 juga menunjukkan hasil yang senada yaitu ditemukan stadium lanjut lebih banyak daripada stadium awal masing-masing sebesar 65, 76.26, 66.66, 67.7, 79.1, 63.3, 77.98. Hasil yang sedikit berbeda pada penelitian oleh Hoffman et al 1998 menemukan penderita yang berobat stadium awal sebesar 54,8 sedangkan stadium lanjut sebesar 45,2. Pada penelitian ini juga dapat dilihat stadium awal pada tumor ganas orofaring, rongga mulut, telinga lebih banyak dijumpai dibandingkan stadium awal pada tumor ganas laring, hidung dan sinus paranasal dan nasofaring. Menurut peneliti hal ini karena letak tumor dan gejala yang timbul lebih cepat disadari oleh penderita dibandingkan letak tumor ganas laring, hidung dan sinus paranasal dan nasofaring yang lebih tersembunyi. Diagnosis dini sulit ditegakkan pada penderita tumor ganas THT-KL hal ini dikarenakan letak tumor ganas THT-KL yang tersembunyi, selain itu tidak ada tanda dan gejala yang khas pada penderita tumor ganas THT-KL. Tanda dan gejala yang timbul pada penderita tumor ganas THT-KL hampir sama dengan infeksi biasa sehingga banyak penderita datang dengan stadium lanjut. Universitas Sumatera Utara

5.2.5 Distribusi frekuensi terapi pada tumor ganas THT-KL

Pada penelitian ini ditemukan bahwa semua tumor ganas THT-KL dimanapun lokasinya paling banyak mendapat terapi kombinasi sebesar 306 penderita 51.95, diikuti dengan kemoterapi sebesar 171 penderita 29.03, sedangkan paling sedikit mendapat terapi pembedahan sebanyak 45 penderita 7.64. Hasil ini senada dengan hasil penelitian oleh Yung dan Piccrillo 2008, Pytynia et al 2004, Hoffman et al 1998, Deleyianis et al 1996, dan berbeda dengan hasil penelitian oleh Hutagalung 1996, Siahaan 1996. Pada penelitian ini tampak terapi kombinasi adalah terapi yang paling dominan diberikan pada semua tumor ganas THT-KL dimanapun lokasinya. Menurut peneliti hal ini terjadi karena pasien yang datang berobat paling banyak pada stadium lanjut, dimana menurut kepustakaan pada stadium awal terapi utama adalah radioterapi ataupun pembedahan, sedangkan pada stadium lanjut terapinya adalah kombinasi dari kemoterapi, radioterapi, dan pembedahan Forastiere Marur, 2008. 5.3 Hasil Statistik Analitik 5.3.1 Frekuensi kelompok umur berdasarkan stadium klinis