152 5.
Kasus PT. Heradi Utama vs PT. Central Total Finance
Kasus PT. Heradi Utama vs PT. Central Total Finance memperoleh kekuatan hukum tetap pada tahap
peninjauan kembali. Berikut ini uraian putusan terhadap kasus tersebut pada tingkat peradilan pertama, kasasi
dan peninjauan kembali.
a. Tingkat Pertama: Putusan Pengadilan Jakarta
Pusat No. 16Pailit2004PN. NiagaJkt. Pst
Indikator Uraian
Pemohon Pailit PT. Heradi Utama
Termohon Pailit PT. Central Total Finance
Tanggal pengajuan
permohonan pailit 6 Mei 2004
Kasus Posisi
Dalil Pemohon Pailit 1.
Adanya utang Bahwa Termohon telah menerbitkan 2 dua surat
sanggup promissory note: a.
No. 0065 atas penempatan dana sejumlah USD 677,862.97 enam ratus tujuh puluh tujuh ribu
delapan ratus enam puluh dua sembilan puluh tujuh per seratus dollar Amerika Serikat;
b. No. 0068 atas penempatan dana sebesar Rp.
1.437.043.941,- satu milyar empat ratus tiga puluh tujuh juta empat puluh tiga ribu
sembilan ratus empat puluh satu Rupiah
Dengan demikian terbukti bahwa Pemohon Pailit adalah Kreditor yang sah dari Termohon Pailit.
2. Termohon memiliki kreditor kedua yaitu PT.
Intidana Adimandiri dengan tagihan: a.
USD 535,806.90 lima ratus tiga puluh lima ribu delapan ratus enam sembilan sembilan
puluh per seratus dollar Amerika Serikat,
153
dibuktikan dengan surat sanggup promissory note No. 00666 tertanggal 28 Maret 2001
b. USD 686,005.92 enam ratus delapan puluh
enam ribu lima sembilan puluh dua per seratus dollar Amerika Serikat, dibuktikan dengan
surat sanggup promissory note No. 00667 tertanggal 28 Maret 2001
3. Utang telah jatuh tempo dan dapat ditagih:
Kedua utang terhadap Pemohon yang dibuktikan dengan surat sanggup promissory note No. 0065
dan No. 0068 tersebut di atas jatuh tempo pada tanggal 28 April 2001.
Jawaban Termohon Pemohon menyangkal dengan tegas telah menerbitkan
surat sanggup promissory note kepada Termohon:
1. Termohon menyangkal dengan tegas telah
menerbitkan surat sanggup dengan No. 00665 dan No.
99668 karena
surat sanggup
tersebut promissory note tersebut tidak pernah dan sesuai
ketentuan hukum tidak boleh dikeluarkan oleh Termohon pailit sebagai lembaga pembiayaan;
2. Bahwa berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1998
tentang Lembaga Pembiayaan sebagaimana diatur dalam Pasal 3 ayat 1 dan 5 ayat 1 secara tegas
disebutkan, Termohon Pailit sebagai lembaga keuangan Bukan Bank dilarang menarik dan
secara langsung dari masyarakat dalam bentuk surat sanggup promissory note, selanjutnya dalam
Pasal 5 ayat 2 disebutkan Perseroan pembiayaan dapat menerbitkan surat sanggup promissory note
hanya sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang menjadi kreditornya; dalam Keputusan
Menteri Keuangan RI No. 1251KMK.0131998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan, dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk
surat sanggup promissory note
3. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 11 ayat 3A Anggaran
Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Perseroan, untuk memberi pinjaman ataupun meminjam uang,
terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari
154
Komisaris. 4.
Bahwa segala macam surat utang ataupun pengakuan hutang yang tidak dikeluarkan oleh
Pejabat yang berwenang untuk melakukan hal itu, yaitu Direktur dan Komisaris, maka surat utang
promissory note ataupun pengakuan utang tersebut
secara hukum
tidaklah mengikat
Perseroan. Pemohon menyangkal dengan tegas telah berutang dan
menerbitkan surat sanggup promissory note No. 00666 dan No. 00667 tertanggal 28 Maret 2001 kedua
yaitu PT. Intidana Adimandiri:
1. Termohon tidak pernah menerima setoran atau
penempatan dana dalam bentuk Dollar Amerika dari PT. Intidana Adimandiri Kreditur kedua;
2. Bahwa berdasarkan Keppres No. 61 Tahun 1998
tentang Lembaga
Pembiayaan dan
dalam Keputusan
Menteri Keuangan
RI No.
1251KMK.0131998 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan Lembaga Pembiayaan Termohon
Pailit sebagai lembaga keuangan Bukan Bank dilarang menarik dan secara langsung dari
masyarakat
dalam bentuk
surat sanggup
promissory note, selanjutnya dalam Pasal 5 ayat 2
disebutkan Perseroan
pembiayaan dapat
menerbitkan surat sanggup promissory note hanya sebagai jaminan atas hutang kepada bank yang
menjadi kreditornya;, dilarang menarik dana secara langsung dari masyarakat dalam bentuk surat
sanggup promissory note
3. Sesuai ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga
Perseroan, Direksi
dalam melakukan pinjaman uang dan menerbitkan surat
pengakuan utang atas nama Perseroan, maka dalam melakukan tindakan hukum tersebt terlebih
dahulu harus mendapat Persetujuan Komisaris, sehingga perbuatan yang tidak sesuai dengan
ketentuan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
Perseroan tidaklah
dapat mengikat
155
Termohon Pailit sebagai Perseroan.
Pertimbangan Hakim Pengadilan Niaga terkait tanggung jawab Organ Perseroan:
Pembuktian sederhana summarily proving
mengenai adanya debitor
Tentang tanggung jawab Perseroan sebagai debitor: Menimbang bahwa demikian halnya dengan tangkisan
Termohon yang menyatakan bahwa sesuai ketentuan Pasal 11 ayat 3A Anggaran Dasar dan Anggaran
Rumah Tangga Perseroan, untuk memberi pinjaman ataupun meminjam uang, terlebih dahulu harus
mendapat persetujuan dari Komisaris, sehingga promissory note yang hanya ditandatangani Termohon
saja tidak terikat dengan pernerbitan surat sanggup tersebut. Terhadap tangkisan Termohon ini, Majelis
Hakim tidak sependapat berdasarkan pertimbangan berikut:
1. Bahwa
menurut bukti,
Pemohon telah
mempertanyakan perihal yang menandatangani promissory note hanya seorang saja yaitu Antonius
Z. Gunawan Direktur Utama padahal biasanya ditandatangani oleh 2 dua orang;
2. Bahwa atas pertanyaan tersebut, Termohon dengan
surat menyatakan memberikan jawaban bahwa perlakuan ini tidak menyimpang dari Pasal Akta
No. 184, bahwa Direktur Utama berkuasa dan berwenang bertindak untuk dan atas nama serta
mewakili Perseroan;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut, Majelis
Hakim berpendapat
Perseroan tidak
dapat melepaskan tanggung jawab atas penerbitan
promissory note dimaksud. Pembuktian sederhana
summarily proving mengenai adanya dua
kreditor atau lebih Bahwa dana sebesar Rp. 5.000.000.000.000,- lima
milyar Rupiah berawal dari adanya penempatan dana dari PT. Fiskar Agung yang kemudian dibagi-bagi
menjadi beberapa promissory note atas nama Pemohon Pailit dan Kreditur kedua;
Pembuktian sederhana summarily proving
mengenai satu utang yang telah jatuh tempo
Bahwa menurut bukti surat No. 013CTF.F03.01 tertanggal 28 Maret 2001, ternyata Termohon Pailit
secara tegas mengakui dan mengkonfirmasi kepada Pemohon
mengenai adanya
penempatan dana
156
dan dapat ditagih
Pemohon kepada Termohon sebesar 677,862.97 enam ratus tujuh puluh tujuh ribu delapan ratus enam
puluh dua sembilan puluh tujuh per seratus dollar Amerika Serikat dan Rp. 1.437.043.941,- satu milyar
empat ratus tiga puluh tujuh juta empat puluh tiga ribu sembilan ratus empat puluh satu Rupiah.
Menimbang dari
uraian tersebut,
pembuktian mengenai adanya utang secara sederhana sebagaimana
diamanatkan oleh UU No. 4 Tahun 1998 telah terpenuhi;
Menimbang mengenai tangkisan Termohon yang lain, perihal promissory note bertentangan dengan Keppres
No. 61 Tahun 1998 tentang Lembaga Pembiayaan dan dalam
Keputusan Menteri
Keuangan RI
No. 1251KMK.0131998 yang dikatakan melanggar kausa
yang halal, Majelis Hakim tidak sependapat, karena tidak bertentangan dengan ketertiban umum dan
kesusilaan.
Setidak-tidaknya hal
itu tidak
menghilangkan hak tagih Pemohon kepada Termohon.
Putusan
Memutuskan: 1.
Mengabulkan Permohonan Pemohon tersebut; 2.
Menyatakan Termohon PT. Central Total Finance Pailit dengan segala akibat hukumnya;
3. Menunjuk Saudara Sudrajat Dimyati, SH, Hakim
Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sebagai hakim pengawas;
4. Mengangkat Saudara Darwin Marpaung, SH dari
kantor MAAS Law Office sebagai Kurator; 5.
Menetapkan biaya kepailitan dan jasa kurator akan ditentukan kemudian;
6. Menghukum Termohon untuk membayar biaya
perkara ini sejumlah Rp. 5.000.000,- lima juta Rupiah
Tanggal pembacaan
putusan 1 Juni 2004
157 b.
Tingkat Kasasi: Putusan Mahkamah Agung No. 010KN2004
Indikator Uraian
Pemohon Kasasi PT. Central Total Finance
Termohon Kasasi PT. Heradi Utama
Tanggal pengajuan
permohonan kasasi 8 Juni 2004
Keberatan Pemohon
Kasasi Mengenai siapa debitor:
1. Judex factie telah salah dalam menerapkan
ketentuan hukum Perseroan dan tidak cukup memberikan pertimbangan, sebab menurut ajaran
“The Ultra Vires Doctrine” dan berdasarkan yurisprudensi MA No 3264 tanggal 28 Agustus
1996, seorang Anggota Direksi secara yuridis wajib mengikuti ketentuan dalam Anggaran Dasar
Perseroan, sehingga apabila Anggota Direksi tersebut melakukan suatu perbuatan hukum yang
menurut Anggaran Dasar diwajibkan memperoleh persetujuan dari Komisaris kemudian ternyata ia
mengesampingkan
ketentuan tersebut,
maka perbuatan hukum yang dilakukan oleh Anggota
Direksi tersebut tidak sah dan tidak berkekuatan hukum dan tidak mengikat Perseroan sebagai
badan hukum. Anggota Direksi tersebut harus bertanggung jawab secara pribadi.
2. Judex factie telah salah menerapkan hukum sebab
pemeriksaan dalam perkara ini tidak dapat dilakukan secara sederhana summarily proving
mengenai penempatan dan oleh PT. Fiskar Agung menyebabkan kerumitan pembuktian mengenai
asal-muasal terjadinya utang-piutang, besarnya utang yang telah dibayar, utang yang masih tersisa
sehingga terjadi peralihan utang-piutang dari Pt. Fiskar Agung kepada Termohon PailitPemohon
Kasasi dan kreditur kedua, sehingga pemeriksaan terhadap perkara ini harulsah melalui proses acara
perdata biasa di pengadilan negeri.
3. Bahwa sesuai ketentuan Pasal 176 jo Pasal 106 dan
158
107 KUH Dagang dinyatakan bahwa surat sanggup promissory note yang ditandatangani oleh siapa
yang tidak memiliki kewenangan untuk berbuat, maka penandatangan tersebut terikat secara
pribadi,
sehingga tidaklah
dapat Termohon
pailitPemohon Kasasi
sebagai Perseroan
dipailitkan karena
Termohon pailitPemohon
Kasasi tidak terikat dengan penerbitan surat sanggup tersebut.
Pertimbangan hakim kasasi terkait tanggung jawab Organ Perseroan:
Adanya debitor Keberatan-keberatan Pemohon kasasi tidak dapat
dibenarkan karena putusan judex factie sudah tepat yaitu tidak salah menerapkan hukum.
Adanya dua
kreditor atau lebih
Satu hutang yang telah jatuh tempo dan dapat
ditagih
Putusan Mengadili:
1. Menolak permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi:
PT. Central Total Finance tersebut; 2.
Menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar biaya perkara dalam tingkat kasasi sebanyak Rp.
5.000.000,- lima juta Rupiah Tanggal
pembacaan putusan kasasi
14 Juli 2004
c. Tingkat Peninjauan Kembali: Putusan Peninjauan